Jumat, 10 Juli 2009

AULIA DAN RASA KEMANUSIAANNYA

Oleh:Sujono sa’id

Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan telah memiliki suatu kodrat yaitu mencintai dan ingin memperoleh cinta dari sesama manusia baik secara umum maupun secara khusus dalam artian cinta kepada lawan jenis yang akhirnya menghantarkan mereka ke dunia asmara yang akhirnya terbangunlah mahligai cinta yang kemudian melatar belakangi terbentuknya keluarga sakina lewat tali perkawinan.

Dan kita juga sebagai manusia, tentu tahu bahwa diri kita adalah makhluk social yang tentu sangat membutuhkan orang lain, sebab dalam hal-hal tertentu tanpa orang lain, kita tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan kita masing-masing. Begitulah perjalanan hidup saya di dunia asmara selama saya bersekolah di SMU.

Waktu itu, saya sedang duduk di kelas satu SMU dan peristiwa yang melatarbelakangi sehingga saya menggeluti dunia asmara adalah berawal dari peristiwa lab computer SMU negeri 4 makassar. Suatu sore, adalah hari dimana pertama kali saya dan teman-teman sekelas mengikuti pelajaran Komputer di sekolah. Saat itu, pak Erwin selaku guru Komputer hanya menulis di papantulis saja, sehingga untuk memperoleh materi dari beliau saya harus memperolah bantuan teman untuk membacakan tulisan yang terletak di atas papan tulis yang berwarna putih di laboratorium computer.

Menyikapi hal yang menimpa saya, maka sayapun melakukan tindakan yaitu meminta tolong kepada teman-teman saya untuk membacakan apa yang telah tertulis di atas papantulis, tetapi teman-teman saya membacanya hanya setengah-setengah. Setelah beberapa menit kemudian, saya di datangi oleh seorang teman sekelas saya yaitu seorang siswi di sekolah tersebut yang bernama Aulia susantri yang lebih akrab disapa Aulia.

Sesampainya di depan saya, diapun mengatakan saya yang akan membacakan agar kamu memperoleh materi pelajaran yang tertulis di papan tulis ujar Aulia sayapun mengatakan kalau hal ini tidaklah akan membuat kamu kerepotan, diapun kembali menjawab tidak.

Setelah lama berbincang akhirnya Auliapun duduk di samping saya lalu membacakan kepada saya materi yang tertulis di papan tulis dan saya alihkan ke dalam huruf Braille, sambil aulia membacakan materi yang saya akan alihkan ke khuruf brail, ia selalu memperhatikan saya dalam menulis dengan menggunakan reglet dengan gaya yang agak sedikit lincah, bahkan ia takut kalau alat yang saya gunakan untuk menulis melukai tangan saya, tetapi al-hamdulillah hal yang dia takutkan tidaklah terjadi saat itu.

Setelah kegiatan di lab computer, ternyata perjalanan saya dan Aulia masih berjalan terus, setelah dikelas, ternyata saya kembali bertemu dengan Aulia saat itu, dikelas yang merupakan tempat saya belajar, tepatnya pada kelas Satu sembilan SMU negeri 4 yang sekarang ini telah menjadi Lab kimia adalah saksi bisu peristiwa pertemuan lanjutan antara saya dan aulia. Ya! Aulia adalah teman sekelas saya tetapi karena sama-sama sebagai siswa baru agak lama memang baru saya kenal dia lebih dalam.

Kelas Satu sembilan memang sebagai tempat saya dan Aulia melanjutkan pertemuan pasca pertemuan di lab computer, pada pertemuan kali itu, saya dan Aulia lebih banyak ngobrol tentang expiriens saya dan expiriens dirinya selama ber sekolah di SMP tiga tahun yang silang, Aulia mengatakan bahwa selama tiga tahun lalu ia selain mengikuti pendidikan formal juga aktif sebagai pengurus di Dewan anak makassar.

Di organisasi tersebut, ia menjabat sebagai orang nomor dua atau dikenal dengan istilah sekretaris Dewan Anak makassar periode masabakti 2005-2006 di Makassar.

Ternyata cek pe-rcek dia adalah siswi yang tergolong cerdas, karena saya melihat ketika saya shering-shering tentang pelajaran, Aulia sangat cepat memahami dan ketika saya memberikan bahasa-bahasa ilmiah, Auliapun sangat cepat mengerti.

Ketika tanggal 17 Agustus 2006, saya dan Aulia sama-sama mengikuti lomba mewakili kelas Satu sembilan, saya mengikuti lomba da’I atau lomba ceramah dan Aulia mengikuti lomba Pidato bahasa Inggris, setelah juri mengumumkan hasil lomba, ternyata saya adalah juara 3 lomba da’I atau ceramah agama mewakili kelas, dan Aulia menggondol juara 1 lomba pidato bahasa Inggris. Sejak pertemuan kedua, saya dan Aulia semakin akrab, Aulia adalah tempat saya bertanya untuk memperoleh informasi.

Akhirnya sampai pada suatu hari, kebetulan saya mendapati Aulia di ikuti dari belakang oleh seorang teman laki-laki saya yang juga teman sekelas saya dan aulia. Sat itu, saya masih sering berkesimpulan bahwa ketika seseorang di ikuti oleh seorang laki-laki, berarti ia baru saja resmi saling menerima cinta dan hubungan asmara antara mereka baru pertama kali dan ternyata pada kenyataannya tidaklah demikian pada saat itu.

Setelah saya mendapati mereka sayapun mengatakan kepada Aulia “selamatya kalian telah menjadi sepasang kekasih” aulia saat itu hanya menjawab “makasi” ternyata setelah beberapa kali saya mengucapkan kata-kata itu, akhirnya Aulia naik fitam dan marah besar kepada saya, akhirnya ia dengan suara yang datar mengatakan “saya bombe’makona barang satu minggumo!” saya tidak mengindahkan worning yang diberikan oleh Aulia. Tetapi, setelah beberapa kali di worning akhirnya dia mengatakan kepada saya “siapalo?” saat mendengar kata-kata tersebut dari Aulia barulah saya sadar kalau ternyata dia telah marah atas kekurang ajaran saya yang telah mengganggunya.

Akhirnya, sejak kata-kata itu terucap dari bibir Aulia, sayapun akhirnya tidak lagi dekat dan bercakap dengan Aulia tetapi saya lebih banyak introspeksi diri bahkan saat itu saya teringat akan firman Allah yang dapat kit abaca pada surah al-zilzalaha yang berbunyi wamanya’mal misqala zarratin khairan yara wamanya’mal misqala zarratin syarrayyara’ yang artinya “ ketika kamu berbuat kebaikan, maka sebesar buah zarrapun akan memperoleh balasan, dan barang siapa yang berbuat jahat sebesar zarrapun akan memperoleh balasan”. Ternyata saya sadar bahwa setiap input, pasti ada output.

Akhirnya sebulan sudah Aulia tidak mau berteman dengan saya, selama itu, saya sangat enggan untuk menemui Aulia dan meminta maaf atas kekurangajaran saya, akhirnya tibalah pada momen idulfitri dimana saat itu sekolah juga baru dibuka, budaya setiap elemen sekolah setiap momen idul fitri adalah salam-salaman antara guru dan siswa, begitupun antara sesama siswa, setelah semua teman saya menyalami saya, sayapun ditemui oleh aulia dan mengatakan “bertemanmikina” saat itu saya sangat terharu mendengarkan statemen dari Aulia, saking terharunya saya saat itu saya menangis tetapi saya tidak memperlihatkan kesedihan saya kepada Aulia tetapi saya menahan tangis dan air mata saya di hadapan Aulia. Tangis saya membludak setelah Aulia pergi.

Jujur, setelah peristiwa itu, saya sangat kagum kepada Aulia, sebab saya telah mengerti akan arti dari apa yang disebut dengan tindakan social seperti yang diajarkan oleh guru sosiologi saya, sejak itu saya sebenarnya sangat jatuh cinta kepada Aulia atas kebaikan yang telah dia lakukan kepada saya tetapi perasaan ingin meraih hati Aulia saya tepis karena saya sadar kalau laki-laki yang sudalah tidak sempurna dari segi intelegensi dan fisik tidak mungkin menjadi pasangan hidup bagi Aulia, dan lagipula Aulia menolong saya hanya karena rasa kemanusiaan bukan karena menaru hati pada saya.

Tibalah pada masa-masa proses belajar di smester dua, saat itu, osis SMU negeri 4 makassar mengadakan kegiatan English club, lagi-lagi Aulia sempat mengajak saya untuk ikut pada kegiatan tersebut karena dia tahu kalau saya memiliki sedikit kemampuan untuk berbahasa inggris. Aulia tahu kalau saya memiliki sedikit kemampuan dalam berbahasa inggris, sebab saya sering bercakap dengan menggunakan bahasa inggris.

Ketika saya tidak mengetahui beberapa kosa kata dalam bahasa inggris, Aulialah yang selalu membantu saya, dari Aulia saya mengetahui bahwa bahasa inggris dari perlombaan adalah competition, bahasa inggris dari pemerintahan adalah gofermen. Tetapi ternyata pada saat itu, saya tidak sempat mengikuti keinginan dari Aulia sebab saya ternyata didadak untuk pulang ke asrama Yapti untuk suatu urusan.

Akhirnya, setelah penaikan kelas dua, saya ternyata harus berpisah dengan Aulia, sebab saya harus pindah dari SMU negeri 4 makassar ke SMU Datukribandang karena sesuatu hal, namun kepindahan saya tidak membuat saya melupakan Aulia begitu saja, bahkan untuk mengenang kebaikan Aulia saya telah mengabadikan nama Aulia dalam sebuah tulisan dalam bentuk cerita yang saya beri judul Bersama menuju sukses.

Al-hamdulillah, sebab ternyata dalam kondisi seperti ini, Allah masih memberikan nikmat yaitu kesempatan untuk mengarungi hidup ini, dan saya sangat bersyukur kepada Allah tuhan yang memiliki semua ilmu pengetahuan yang telah menjadikan Aulia sebagai perantara yang telah membentuk saya seperti sekarang ini.

Ya! Mungkin tanpa Aulia, saya tidak akan memperoleh catatan tentang materi pelajaran computer, mungkin juga tanpa Aulia, kemampuan saya dalam berbahasa inggris tidak akan seperti sekarang ini, tetapi itulah nikmat dari Allah yang sepatutnya saya syukuri, dan saya hanya berharap akan ada Aulia-Aulia baru yang akan mengiringi hidup saya dan mengarahkan saya kea rah yang lebih baik lagi, dan bukan Cuma saya yang menikmati hasil dari rasa kemanusiaan yang dimiliki oleh Aulia tetapi rasa kemanusiaan Aulia tersebar dan dinikmati oleh semua orang-orang yang seperti saya pada umumnya.

Tidak ada komentar: