Jumat, 10 Juli 2009

SEBUAH COBAAN DALAM KEHIDUPAN

Oleh:Sujono sa’id

Suatu malam tepatnya tanggal 3-11-2008, saya mendapatkan dua macam cobaan yaitu tidak ter instalnya CD Drifer skenner yang sering saya gunakan untuk memasukkan buku pelajaran saya ke dalam sebuah computer yang kemudian say abaca dengan menggunakan jaws, mengapa? Sebab saya merasa lebih efektif jika saya belajar dengan bantuan jaws ketimbang belajar dengan menggunakan tape, sebab merekam satu bab dalam sebuah buku sangat membutuhkan waktu yang sangat lama apalagi bab berikutnya.

Cobaan yang kedua adalah flash dis yang saya gunakan terjangkiti firus, sehingga sebahagian data saya hilang, dan sebahagian lagi sedang diusahakan untuk ditolong. Ketika saya menulis karya ini, lagi-lagi saya teringat akan tulisan kanda Wenny aulia yang bercerita tentang seseorang yang hanya tinggal meratapi nasibnya di depan computer karena data penting yang ada di komputernya hilang semua.

Dari kasus yang saya alami, saya kembali harus belajar dan sadar bahwa kehidupan ini ibarat sebuah roda terkadang kita harus di atas, terkadang kita harus di bawah, dan terkadang pula kita harus di samping. Namun, saya yakin bahwa dibalik kegagalan saya untuk meng sken buku, serta ketidak mampuan Bung Fadli dalam menolong flashdis yang saya akan gunakan, saya akan memperoleh sesuatu yang mungkin lebih baik dan akan membuat saya lebih gembira insya Allah mabrur.

Tapi bukan berarti bahwa saya dan bung Fadli sudah tidak berusaha lagi, sebab kami tahu bahwa senjata yang paling ampuh adalah kemauan untuk mencoba dan mencoba lagi. Dari kasus ini, saya mungkin harus belajar untuk bersikap lebih bijak, dan harus mengamalkan materi problem solving yang saya dapatkan waktu pengkaderan.

Seperti inilah rumus Dunia yang sering dinyanyikan oleh bung Haji roma irama yang mengatakan bahwa ketika sesuatu itu pernah kita miliki, kemudian hilang karena suatu sebab, maka hal itu adalah hal yang sangat menyedihkan. Tetapi dari kasus ini, saya sangat yakin bahwa cinta tidak harus memiliki bagaimana cinta kita terhadap Barang kita ternyata kita tidak harus memiliki, tetapi harus siap kehilangan barang yang kita punya.

Setitik harapan yang saya ingin tuangkan dalam tulisan ini semoga Allah melalui bung Fadli mampu menyelamatkan flashdis saya, begitupun juga semoga Allah melalui bung Fandi akan kembali mempermudah saya dalam meng sken buku-buku pelajaran yang saya pelajari karena tidak lama lagi saya akan mengakhiri periode kesiswaan saya.

Tapi saya tidak ingin menjadi orang cengeng seperti sosok yang digambarkan oleh Kanda Wenny aulia yang hanya mampu meratapi nasibnya di depan computer, ternyata menulis juga adalah bagian dari pelampiasan atas kesedihan saya akan cobaan ini mungkinkah saya akan menjadi orang yang sabar atau menjadi orang yang cengeng.

Kayaknya, kalau jadi orang cengeng, nggak mau ah tapi jadi orang sabar, bijak, mampu menyelesaikan masalah, serta mampu menjalani kehidupan yang kerasnya seperti kerasnya susu di pasaran gara-gara mudahnya kacang menembus pasar, tentu saya akan lebih jago karena mampu menerobos kerikil-kerikil tajam ketimbang kacang yang hanya mampu menembus pasar yang dapat meredam kerasnya kehidupan yang sekeras susu.

Sorry, kalau saya nulisnya agak jorok sedikit, karena bagi saya adalah happy is verry importen for our life, maksudnya kebahagiaan sangat penting bagi kehidupan kita, sebab meskipun kita kaya tetapi tidak bahagia sama saja dengan sebuah kebohongan..

Tidak ada komentar: