Jumat, 10 Juli 2009

SIAP MENERIMA KONSEKUENSI

Oleh:Sujono sa’id

Al-hamdulillah, saya sudah mengikuti proses ujian nasional. Dan sekarang saya hanya menunggu pengumuman, hari ini tepatnya pada tanggal 2 juni tepatnya setelah saya selesai makan malam, saya menerima telephon dari Mama saya di kampung.

Dalam pembicaraan antara saya dan mama saya, beliau menanyakan kapan pengumuman saya menjawab sesuai dengan apa yang saya ketahui. Setelah itu beliau mengatakan bagaimana firasat saya saya tetap mengatakan bahwa saya kemungkinan besar tidak lulus ujian karena secara realita saya merasa tidak mampu menjawab soal geografi dan ekonomi. Beliau juga sempat menceritakan kembali kepada saya tentang usaha adik saya yang menurut kesimpulan mereka saya tidak menerima usahanya.

Saya menjelaskan kepadanya bahwa bukan berarti saya tidak mau menerima usaha dari adik saya, tetapi saya tidak mau karena saya tidak mempunyai kesempatan untuk menghafalkannya karena saya bukanlah satu unit computer, akhirnya beliaupun mengatakan bahwa saya doakan kamu agar hati dari guru-guru kamu tergerak hatinya untuk meluluskan kamu seratus persen, saya katakan bahwa janganlah kita bwerharap bahwa saya akan lulus karena guru-guru hanya mengantar soal-soal ke bagian pemeriksaan untuk di simpan dan di periksa dengan system konputerisasi.

Tetapi saya tetap berharap kalau saya dapat lulus dari SMU Datukribandang, karena saya juga telah melakukan berbagai usaha ketika saya mengikuti ujian nasional tahun ini, tetapi seandainya saja saya tidak lulus, maka saya akan mencari kesempatan supaya kelulusan saya yang tertunda entah kapan saya dapat menjawabnya.

Saya tahu, bahwa kelulusan saya secara realita sangat kecil, maka seandainya itu terjadi maka saya bernasar untuk puasa barang sehari saja, karena saya tahu bahwa semua itu adalah anugerah dari Allah zat yang mengatur apa yang terjadi dalam kehidupan baik di masa yang lalu, sekarang, dan di masa yang akan datang insya allah.

Saya sudah banyak belajar dari pengalaman saya dalam mengalami kegagalan sekecil apapun, sehingga saya ingin ini menjadi sebuah pengalaman saya yang paling berharga seandainya itu harus terjadi, tetapi saya hanya dapat berharap agar itu tidaklah terjadi bagi saya cukuplah saya mengalami apa yang terjadi di SMU negeri 4 makassar.

Saya ter inspirasi dari bapak Salikul hadi, seorang guru Geografi di sekolah saya, beliau mengatakan bahwa bagi kita yang merasa pintar, haruslah hati-hati karena hal tersebut juga bisa menjadi cambuk bagi kita sedangkan yang merasa dirinya tidak terlalu tinggi intelegensinya, maka paculah diri kalian semoga kalian mampu memetikhasilnya.

Saya juga ingin kembali mengulangi apa yang menjadi statemen dari pembawa acara Smart happiness yang mengatakan bahwa janganlah anda mengukur sendiri apa yang telah anda kerjakan, tetapi yang menentukan baik atau tidaknya pekerjaan kita adalah nasib kita bukan yang lain hal ini beliau katakan saat membawakan acara smart happiness saya tidak tahu dengan topic apa dan pada hari jummat tanggal berapa.

Seorang manusia hanya berencana dan berusaha, dan yang menentukan segalanya adalah Allah meskipun yang memeriksa adalah panitia dari dinas kota makassar misalnya, tetapi jika allah berkehendak lain, maka saya rasa dia akan menggerakkan hati dari panitia ujian dinas kota untuk membuat kebijakan-kebijakan, atau yang ternyata jawaban kita yang dianggap salah oleh diri kita menjadi jawaban yang benar menurut kunci jawaban yang telah dibuat oleh pembuat soal ujian nasional di Makassar.

Tidak ada komentar: