Jumat, 10 Juli 2009

KORELASI ILMU PENGETAHUAN DAN PROVESI

Oleh:Sujono sa’id

Setiap manusia apapun provesinya harus mengetahui banyak hal seperti tentang emosional qwoition, intelektual qwoition, dan spiritual qwoition. Yang manakah yang di maksud dengan ke tiga poin di atas? Yang di maksud adalah kecerdasan dalam hal emosi, kecerdasan dalam hal ber fakir, ilmu pengetahuan, analisis, komunikasi, dan lain-lain, dan yang ke tiga yaitu kedekatan kepada tuhan yang di dalamnya adalah kecerdasan secara religius atau dikenal dengan kecerdasan rohani.

Semua hal yang telah saya jelaskan diatas, adalah hal yang tidak boleh terpisahkan dengan provesi apapun seperti wira usaha, Dokter, perawat, guru, dan lain-lain sebagainya, mengapa demikian? Sebab ketika mereka menjalankan provesinya mereka akan menjalankan provesinya secara optimal dan di senangi semua pihak.

Seorang wira usaha, ketika tidak memiliki kecerdasan intelektual maka mereka tidak akan memperoleh customer/pelanggan, karena untuk memperoleh customer maka kita harus mampu untuk membaca perilaku konsumen, kebutuhan pasar, selera masyarakat, kemampuan dalam menggaid customer dengan kondisi yang beragam, dan bagai mana membaca peluang bisnis yang sudah berada di pelupuk mata kita saat ini.

Seorang wirausahawan ketika tidak mempunyai kemampuan untuk mengelola emosinya, maka ia tidak akan mampu untuk melayani customer, selalu cemas ketika mendapati seorang customer yang tidak puas dengan produk yang di distribusikannya, dan akan selalu di jauhi oleh rekan kerja, dan relasi-relasinya selama ini.

Ketika seorang wira usahawan tidak memiliki kecerdasan spiritual, maka mereka tidak akan mampu mengelola bisnis mereka, karena dalam berbisnis, kita juga tetap menggunakan konsep-konsep yang telah diatur oleh agama seperti tidak membungakan uang, melakukan kecurangan dalam pembelian seperti mengurangi timbangan, dan menipu customer dengan cara-cara yang tidak terpuji dan tidak sesuai syariah.

Apa jadinya jika seorang dokter tidak mempunyai kecerdasan intelektual, maka dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter akan banyak merugikan pasien yang ditanganinya, banyak kejadian yang merupakan tindakan dokter yang merugikan pasiennya seperti mal prktek, salah resep, dan tindakan lainnya.

Ketika seorang dokter tidak mempunyai kecerdasan emosi, maka setiap hari akan merasa tidak mut dengan pasien yang dihadapinya, sebab ketika ia menghadapi pasien yang masih usia kanak-kanak dan mengganggu kegiatan penanganannya terhadap pasien tersebut, maka ia akan sering marah-marah, sehingga saya juga akan tandaskan di sini bahwa seorang dokter harus juga memiliki kemampuan ber interaksi dengan anak di bawah usia, dan menguasai pasiennya agar dapat bekerja dengan tenang tanpa gangguan. Kecerdasan secara religius atau spiritual juga wajib hokumnya dimiliki oleh seorang dokter, sebab selain karena memang mereka-mereka juga adalah manusia yang diciptakan oleh tuhan atau dengan kata lain ummat beragama, maka kemampuan itu juga akan membantu pasien untuk sembuh secara cepat, karena seorang dokter tidak hanya menangani penyakit manusia secara lahiriah atau fisik tetapi juga batiniah.

Saya akan meng ilustrasikan sebuah contoh ketika seorang dokter mata tidak memiliki kecerdasan spiritual suatu hari sang dokter mata ini menemukan seorang pasien yang berdasarkan hasil diagnosanya sudah tidak dapat di tolong lagi, maka sang dokter langsung mengatakan kepada sang pasien bahwa anda sudah tidak dapat di tolong lagi.

Tentu saja sang pasien dan keluarganya akan patah semangat dan batinnyapun akan sakit hanya karena fisiknya gagal disembuhkan dan saya juga akan memberikan sebuah ilustrasi tentang seorang dokter yang memiliki kecerdasan dari segi religi yang sangat luar biasa. Suatu hari, ia memeriksa seorang pasiennya yang mengalami gangguan penglihatan, ternyata hasil diagnosanya sang pasien tidak dapat tertolong lagi.

Maka, sang dokter akan mengatakan kepada keluarga pasien tersebut dengan perkataan seperti berikut manusia hanya mampu berusaha, tetapi hasil usaha ibu, bapak dan saya selaku dokter sudah sampai di sini, mata keluarga bapak/ibu sudah tidak dapat tertolong lagi, maka saya harap anda bersabar karena mungkin Allah hanya mencoba kita.

Selain itu, mereka juga dapat memberikan solusi semisal mengarahkannya ke sekolah luar biasa dan memberikan spirit bagi keluarga agar mereka mau menerima keadaan keluarganya tersebut. Begitu juga dengan seorang dokter ahli kandungan utamanya yang menangani USG, ketika tidak memiliki kecerdasan rohani dan hanya akan mengandalkan ilmu kedokterannya saja maka ia juga akan membuat mental pasiennya dapat jatuh maka akan saya berikan contoh tentang kasus-kasus seperti ini dan akibatnya.

Seorang ibu yang hamil mendatangi seorang dokter di bagian USG, ibu tersebut sangat berharap anak yang dilairkannya adalah anak laki-laki. Setelah melihat hasil dari USG, maka yang tampil di layer computer tersebut adalah janin perempuan, sehingga sang dokter tersebut mengatakan menurut hasil pemeriksaan saya maka bayi ibu adalah perempuan, maka sang ibu tentu tidak akan menerima kenyataan ini, sebab dia berharap punya anak laki-laki, tetapi ketika sang dokter juga memiliki kecerdasan rohani dan kemampuan membaca reaksi pasien dan mengetahui harapan pasien dari raut mukanya, maka ia tentu akan mengatakan bahwa apa yang terlihat di USG adalah hasil pemeriksaan saja bukanlah hasil secara final karena yang menentukan adalah Allah saja.

Satu ilustrasi lagi tentang korelasi antara kecerdasan rohani dan provesi dokter, seorang ibu yang mengidap penyakit kista, mendatangi dokter untuk memeriksakan penyakitnya ke dokter tersebut, setibanya di dokter tersebut sang dokter mengatakan bahwa umurnya sudah tidak lama lagi karena penyakit yang di deritanya sudah stadium 4, tetapi ketika seseorang dokter ahli kista memiliki kecerdasan rohani maka ia akan mengatakan bahwa penyakit ibu berdasarkan hasil pemeriksaan sudah stadium 4 maka umur ibu sudah tidak lama lagi tetapi itu baru hasil pemeriksaan saja tetapi semua itu di tentukan oleh Allah tetapi selain itu banyak-banyaklah ber doa untuk memperoleh umur panjang, karena doa dan usaha akan membantu perubahan takdir allah.

Seandainya sudah seperti itu, maka seorang penderita kista semangat hidupnya sudah renda jika seorang dokter hanya mengatakan hidup anda tidak lama lagi, tetapi jika seorang dokter memberikan semangat hidup serta meyakinkan sang pasien maka meskipun sudah stadium 4 umurnyapun tinggal beberapa hari, maka semangat hidupnya akan bertambah dan kemungkinan hidupnya untuk lebih lama sangatlah besar.

Maka sebagai penutup dari tulisan ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa dalam provesi apapun maka kita harus memiliki berbagai wawasan seperti kecerdasan emosi, kecerdasan intelegensi, kecerdasan spiritual, kecerdasan membaca kondisi dan lain-lain sebagainya, sehingga sangat cocoklah sebuah pepatah bahwa janganlah pernah berhenti untuk belajar, sebab hidup ini adalah tempat untuk belajar, bukanlah tempat untuk tujuan lain, semoga saya dapat meng implementasikan apa yang telah saya tuliskan di layer computer ini, dan juga dapat bermanfaat bagi yang sempat membaca tulisan ini.

Tidak ada komentar: