Tampilkan postingan dengan label Karia tulis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Karia tulis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Juli 2009

DITUNDA DAN DITUNDA LAGI

Oleh: Sujono sa’id

Hari ini, tanggal 13-6-2009, pukul 08.00, saya berkunjung ke sekolah, ketika saya tiba di sekolah, saya langsung bertemu dengan teman-teman saya. Setelah bertemu dengan teman-teman saya, saya memperoleh informasi kalau pengumuman di tunda lagi.

Saya dan beberapa teman sangat merasa kecewa, karena pihak sekolah meminta agar semua siswa kelas tiga baik IPA maupun IPS untuk berkunjung ke sekolah, sesampai di sekolah saya sempat menjumpai pak hasan seorang guru BK yang kerjaannya setiap hari nyuruh siswa untuk jalan jongkok setiap siswa terlambat ke sekolah.

Selama kurang lebih sebulan saya tidak ke sekolah, saya langsung melepaskan kerinduan saya kepada teman-teman saya dan teman cewak saya yang kini sudah jadi pacar orang lain, aduh! Sungguh kasihan deh saya karena belum dapat bagian.

Selain itu, saya sempat menanyakan kepada teman saya bagaimana system penilaian dalam ujian nasional kelak? Salah seorang teman saya menjawab bahwa nilai-nilai yang ada akan di akumulasi. Ternyata apa yang dikatakan oleh Evi saat saya hubungi lewat telephon benarlah adanya karena dia juga sempat mengatakan kalau nilai-nilai kelulusan di akumulasi, makanya lanjut Evi kita sering mendengar bapak/dan ibu guru selalu mengirimkan nilai-nilai yang ada ke dinas pendidikan sebagai bahan pertimbangan. Teman saya melanjutkan bahwa kita tidak usah bersedih, karena kita sudah pasti lulus, kalau ada yang kamu rasa tidak memuaskan maka jangan kecewa.

Ya!, apa yang di katakan oleh Evi sangatlah benar, karena ada beberapa guru di sekolah saya juga sering-sering mengirimkan nilai-nilai siswanya ke dinas pendidikan kota makassar, makanya sekarang sudah tidak ada lagi sistim remedial jangankan remedial mengulangpun sudah tidak ada lagi, karena nilai dari dinaslah yang akan di akumulasi ke dalam buku raport yang akan dibagi kepada kita nantinya.

Penyebab di tundanya pengumuman adalah ditunggunya beberapa kabupaten yang memiliki masalah teknis dalam pelaksanaan ujian seperti soal yang bocor, kalau saya fakir-fikir, soal yang bocor kok harus di uji ulangsih? Bukannya di temple aja? Ban yang bocor aja ditempel apa bedanya dengan soal yang bocor tadi?.

Tapi intinya saya berharap lulus kalau pengumuman nanti supaya saya bisa ngelamar anak orang pasca kuliah bukan ngelamar anak kerbau. Setelah pukul satu siang, saya langsung menerima sekian ribu SMS yang masuk ke ponsel saya untung setelah say abaca langsung saya hapus kalau tidak bisa-bisa HP saya hang.

Rata-rata SMS tersebut menanyakan kapansi pengumuman?, gimana apa udah lulus?, dan lain sebagainya. Saya menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban bahwa pengumuman ditunda dan ditunda lagi entah sampai kapan. Ada teman saya sempat berkelakar kalau pengumuman di tunda sampai tahun depan, saya bilang cocoklah! Kalau pengumuman ditunda sampai tahun depan karena tahun depan masih ada yang uan.

Kalau masih ada yang uan, saya berharap bukanlah saya dan teman-teman saya, tetapi kelas tiga yang baru naik tahun inilah yang uan bukan main, kita sudah berusaha selama tiga tahun, kok harus uan tahun depan? Kasian dong kita. Kalau presiden yang harus nambah kesempatan kan wajarbanget, karena banyak waktu banyak kesempatan tetapi kalau saya yang harus ngulang selama setahun kapan kuliahnya atukang?. Saya juga sempat menanggapi statemen dari teman saya bahwa prediksi sekian orang tidak lulus, saya bilang biar berapa yang penting bukan saya nggak masalahla itu.

DIALOG PEMUDA DI MAKASSAR GOLDEN HOTEL

Oleh:Sujono sa’id

Kamis tanggal 2-7-2009, waktu itu udah setengah tuju pagi lewat tapi saya masih tiduran di ranjang. Tiba-tiba, saya ditemui oleh kanda hamzah dan meminta saya untuk menjadi delegasi pertuni buat ngikuti dialog pemuda di makassar golden hotel.

Dialog tersebut diadain sama FPMP (Forum pemerhati masalah perempuan) dan Iri( internasional republican institute), serta Komplit(komunitas pemuda lintas partai. Dialog tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, dan kelompok nelayan dan lain-lain sebagainya.

Menurut undangan yang kami terima, acara bakal dimulai pada pukul delapan tigapuluh, tetapi karena undangan belum tiba semua, maka barulah dimulai sekitar pukul sepuluh lewat. Saya berangkat dari Yapti kira-kira sekitar pukul 9 tepat.

Sesampai disana, kami langsung menemui panitia bagian Regis trasi untuk melapor setelah itu, kami dipersilahkan untuk mengambil jata Covi break saya bersama teman saya dari Pertuni menyantap Covi break dengan hikmat sambil memperhatikan suasana hotel. Setelah menikmati covi Break, saya bersama teman saya masuk ke ruangan meting untuk mencari kursi yang masih kosong dan menempatinya.

Sesampainya di dalam, sembari menunggu, kami menikmati iringan musik daerah yang menyajikan lagu-lagu daerah sembari panitia membenahi kesiapan acara tersebut, acara di awali dengan opening ceremony oleh Bu Zohra ketua FPMP. Yang kemudian dilanjutkan dengan dialog babak pertama dengan tema pemberantasan diskriminasi dari berbagai pihak dan juga kepada berbagai pihak pula dengan topik mengangkat tiga issu oleh tiga pembicara pula. Pembicara yang tampil semuanya dari komunitas pemuda lintas partai dan juga meng hadirkan bapak alwi rahman sebagai penanggap.

The first speaker yaitu kanda yang saya lupa –lupa namanya mengangkat tentang perlakuan diskriminasi di dunia pendidikan, kemudian thesecon speaker yaitu seorang cewek cantik dari komplit pula yaitu kanda zohra yang nama belakangnya saya gak lupa lupa karena moderator kurang jelas artikulasinya mengangkat perlakuan diskriminasi terhadap kaum perempuan, the therth speaker yaitu kanda asratillah saya kenal banget cara bicaranya serta suaranya kalau beliau dulu adalah senior saya di PW IRM.

Thetherth speaker yaitu kanda Asratillah seorang pembicara yang sudah sangat saya kenal nama dan suaranya karena beliau adalah senior saya di Pimpinan wilayah Ikatan remaja muhammadiah periode 2005-2007 membahas issu tentang kemiskinan yang sudah tentu mengangkat tentang kondisi perekonomian di Negara kita sekarang ini di Indonesia, kalau saya melihat pembicara ketiga, sangat cocok membahas masalah ini, karena di IRM juga dulu beliau sering membahas tentang surah al-ma’un.

Saat dialog berlangsung, saya agak tergelitik, karena saya kok seorang laki-laki juga disuruh menghadiri acara dialog tentang masalah perempuan tapi itu bukanlah sebuah masalah karena masalah perempuan bukan hanya untuk FPMP dan urusan kaum perempuan saja, tetapi itu juga harus menjadi lahan garapan saya sebagai laki-laki karena mama saya adalah perempuan, pacar dan isteri saya juga pasti perempuan dan topic yang di angkat bukan hanya masalah perempuan saja adakok isu lain. The first speaker mengangkat contoh diskriminasi dalam dunia pendidikan seperti ketidak adilan dalam penentuan ujian nasional yang hanya menentukan nilai pada ujian nasional saja. Bukan ditentukan dengan akumulasi dari nilai harian yang diberikan oleh guru di sekolah. Sehingga banyak yang seharusnya lulus ujian ternyata tidak lulus dalam ujian nasional justru yang tidak memperoleh nilai harian sedikitpun karena malas masuk sekolah yang justru lulus dalam ujian nasional itulah yang digambarkan sebagai contoh diskriminasi dalam dunia pendidikan serta hal lain dalam dunia pendidikan.

Sedangkan the second speaker membahas tentang issu diskriminasi terhadap kaum perempuan dan yang menjadi paparan beliau adalah tentang kwota 30 persen DPR bagi perempuan dan the last speaker membahas tentang system ekonomi Indonesia yang menurutnya sangatlah diskriminatif serta tingginya angka kemiskinan di Negara kita.

Menurut the last speaker, banyaknya masyarakat miskin bukan karena etos kerjanya yang rendah melainkan system perekonomian yang membuat mereka menjadi miskin pembicara ke tiga atau the last speaker mencontohkan seorang penjual tape yang memiliki kesungguhan dalam bekerja tetapi tetap dengan hasil yang itu-itu saja.

Dalam tanggapan dari bapak Alwi rahman beliau membuka kembali fikiran kita serta meluruskan kembali apa yang menjadi paparan dari the first speaker sampai dengan the last speaker. Setelah itu dilanjutkan dengan tanggapan dari audience.

Setelah semua audience memberikan rewort kepada the speaker, seluruh peserta menuju meja makansiang yang terletak di depan ruang meting. Saya dituntun menuju meja makan dan mengambil nasi dan beragam lauk mulai dari ayam dan yang dipersamakan dengan itu, setelah makan siang saya diajak untuk berjalan-jalan mengelilingi hotel dan menikmati pemandangan hotel yang berada pas di sekitar pantai losari bahkan di belakang teras tempat saya dan beberapa peserta istirahat adalah pantai losari dan tidak jauh dari pemandangan yang indah, saking indahnya ada yang sempat memotret pemandangan tersebut dengan fasilitas kamera dari handphonnya.

Setelah beberapa menit saya ber istirahat, saya kembali ke ruang meting untuk mengikuti dialog tentang program kerja dari 3 capres dan cawapres dari sulawesi selatan team sukses dari bu mega untuk sulsel adalah ibu lita sedangkan team sukses untuk SBY adalah bapak ni’matullah, dan team sukses JKwin adalah saya lupa namanya.

Saat dialog tersebut, suasana di ruangan semakin panas karena dari team sukses ada yang sempat dibuat panas oleh statemen audience yang saling menjatuhkan ada yang membuat statemen yang memojokkan JK, ada juga yang memojokkan SBY.

Sistem dialog yang diatur oleh moderator pada saat itu adalah pertama setelah team sukses menyampaikan visi dan misi dari idolanya, audience langsung memberikan klarifikasi bukan bertanya contohnya team sukses nomor satu menyampaikan visi dan missi sang idolanya setelah itu audience memberikan klarifikasi begitupun dengan nomor dua dan seterusnya barulah setelah itu dibuka babak berikutnya dimana audience diberi kesempatan untuk bertanya dan menanggapi.

Pada babak ke dua inilah suasana menjadi semakin a lot karena peristiwa yang saya deskripsikan tadi. Setelah dialog babak kedua berlangsung kamipun mengikuti deklarasi menentang diskriminasi dari berbagai pihak yang team deklarasinya adalah FPMP, Pertuni, Nasiatul aisiah(NA), Komplit, dan semua organisasi yang hadir.

Setelah semuanya berakhir, saya dan teman saya chek out dari hotel karena memang nggak bermalam di tempat tersebut, setelah itu saya kembali ke Yapti dengan penuh kebahagiaan bercampur capek karena saat itu saya kurang tidur malamnya sayapun tertidur pulas. Inilah agenda saya pada tanggal dua kemarin tunggu agenda berikutnya dengan cerita dari saya mohon maaf kalau ada yang saya sampaikan tidak mendetil yang penting ada yang saya sampaikan dalam tulisan ini thanks for all.

CITA-CITA YANG TERTUNDA

Oleh:Sujono Sa’id

Selasa 16-6-2009, saya menerima pengumuman, ternyata apa yang telah saya prediksi benarlah adanya. Pukul 7.30, saya tiba di sekolah sesampainya saya di sekolah, saya langsung menemui seorang guru yang kemudian mencocokkan nomor ujian saya dengan daftar pengumuman yang ada, akhirnya jelaslah semua bahwa saya tidak lulus.

Mendengar hal itu, saya akhirnya menerima dengan lapang dada, bahkan saya sempat bercanda dengan teman-teman saya. Kemudian, saya mengirimkan SMS kepada keluarga saya, sepupu saya dan orang tua saya terutama. Responnyapun beeragam, ada yang menanyakan kenapa kamu bilang al-hamdulillah?, ada yang mengatakan kalau saya bercanda nggak serius, tetapi saya berusahakan meyakinkan mereka dengan cara saya.

Setelah SMS saya kirim ke phonsel mama saya, ponsel pun berdering, saya menjawab panggilan yang masuk di ponsel saya membuka pembicaraan, mama saya bertanya kenapa kamu bilang Alhamdulillah padahal kamu nggak lulus, saya hanya bilang kalau mama sendirilah yang ngajarin saya untuk menerima apa adanya.

Setelah beberapa menit kemudian pasca pengumuman, saya melihat ada peluang untuk memperoleh apa yang menjadi cita-cita saya yaitu lulus dalam pelaksanaan ujian meskipun itu hanya paket C, tetapi yang penting kalau masih ada ruang untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah, saya fakir tidaklah masalah bagi saya.

Setelah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti nomor test, dan foto untuk kartu ujian, sayapun kembali ke Asrama Yapti untuk meng expresikan kesyukuran saya pada hari itu, karena saya sudah lulus meskipun tertunda entah kapan baru lulus benerran, karena meskipun sudah paket C belum tentu lulus juga.

Inilah saatnya saya meng aplikasikan materi-materi yang saya peroleh dari pakar kecerdasan yang sering saya ikuti matakuliahnya di masa-masa penantian ini, seperti Andriewongso, Antonidiomartin, Arvanpradiansyah, dan lain-lain sebagainya yang telah memberikan berbagai wejangan-wejangan lewat smart FM selama liburan.

Saya tidak mengira, kalau kejadian yang sangat ber sejarah di 16 juni ini, belum dapat menjadi penutup dari auto biografi saya yang sedianya sudah akan saya bukukan, ternyata harus menunggu lembar-lembar lainnya untuk menutup auto biografi saya untuk shesion pertama, karena kalau saya jadi kuliah, saya akan membuat auto biografi shetion2, tetapi saya rasa biarlah semua itu terjadi kalau itu sudah harus terjadi.

Setelah sampai di sekolah, kita tinggalkan cerita tentang saya, sekarang kita melaju ke cerita teman-temanku yang ternyata senasib dengan saya. Mereka juga memiliki beragam expresi ada yang menangis, ada yang biasa-biasa aja, dan ada yang merasa ada campur antara haru dan sedi, malu serta putus asa, tetapi setelah peluang untuk memperoleh cita-citanya yang tertunda, hati merekapun ibarat rumah yang di sinari lilin kehidupan, merekapun bersyukur karena mungkin ini adalah ujian baginya.

Saya yakin, dibalik apa yang menimpa saya, ada janji Allah, sesuai dengan pernyataannya yang berbunyi bahwa saya tidak mungkin menurunkan cobaan bagi hambaku ketika mereka tidak mampu untuk menjalani apa yang telah dibebankan padanya, yang kemudian dikembangkan oleh Arvan pradiansyah yang mengatakan bahwa ketika kita memperoleh sesuatu yang tidak menyenangkan, maka yakinlah tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik bagi kita. Itupun semua sudah terbukti.

CITA-CITA MAU JADI TRAINER

Oleh: Sujono sa’id

Setiap manusia yang lahir ke dunia ini memiliki cita-cita, seperti mau jadi guru, penulis, musisi, public speaker, dan lain sebagainya. Dan untuk mewujudkan semua itu saya kira sudah harus kita lakukan berbagai usaha sejak kita masih kecil. Saya mau cerita kapan saya mulai mempunyai keinginan bercita-cita menjadi trainer.

Cita-cita ini muncul ketika saya sering mendengarkan para trainer yang sering mengisi acara smart FM dengan berbagai program acara seperti Smart wishthem and motivation oleh pak Andrie wongso, Smart bisnis dengan pak james
Q, Smart emotion dengan pak Antonny dio martin, Smart happiness dengan mas arvan pradiansyah, dan mas prie GS serta mas Yakop esra dengan acara smart karakter, dan mas Nanang kosim Yusuf dalam acara smart a wayrness, eh! Hamper lupa ada juga mas Tommy sia wira dalam acara Smart nero languistik programing.

Kalau sayasih, maunya jadi trainer dalam hal apa saja kecuali smart karakter, Smart bisnis, dan smart NLP, karena saya tidak punya bakat di bidang psikologi. Tetapi kalau mau disuruh bawain acara Smart happiness, Smart emotion, dan Smart wishthem and motivation saya juga maukok apalagi smart a wayrness dan acara yang membuat kita jadi orang bijak seperti yang di bawain ama Mas prie GS tiap malam sabtu.

Sebenarnya, kalau saya melihat para trainer yang sering memberikan training di organisasi-organisasi yang pernah saya masuki seperti IRM, Pertuni, dan media training lainnya, sangat gampang, tetapi ketika saya membaca tulisan yang berjudul Sertivikasi Trayner langsung putus semangat saya untuk jadi trainer. Tapi semangat saya kembali membara ketika saya menanyakan hal-hal yang memenuhi syarat untuk jadi trainer.

Hal dan persyaratan untuk jadi trainer ini saya tanyakan kepada Kanda makmurkam ternyata sangat sederhana sekali cukup dengan cara memperkaya diri dengan wawasan, dan belajar di berbagai training center seperti HR excelensy, Institut for leadership and life management, dan rumah kesadaran.

Sebagai bentuk wujud keinginan saya untuk menjadi seorang trainer, saya menjadikan kesempatan saya untuk mengajar ikra kepada kaum tunanetra yang juga adalah senasib saya di Mushallah tarbiatul ittihadul ummah sebagai ajang untuk perwujudan impian saya karena saya tidak mau jadi seorang tukang mimpi saya mau jadi seorang pemimpi karena pemimpi adalah sosok manusia yang punya pandangan jauh.

Saya juga sempat menanyakan gimana kalau seorang tunanetra total menjadi Trayner? Sementara menurut yang saya lihat, seorang trainer harus selalu berdiri dari tempatnya untuk menemui audiensnya dan menjalin interaksi.

Beliau mengatakan saya kira sangatlah gampang ka nada informannya yang akan memberikan gambaran tentang kondisi audiens di lokasi training yang di adakan. Saya sempat tanyakan lagi gimana kalau seorang tunanetra total jadi seorang motivator? Sementara mereka terbatas dari segi boddy languages?, beliau mengatakan itu bukanlah masalah apalagi motivasinya hanya diberikan dalam bentuk seminar bukan training.

Dari hasil curhat saya yang berlangsung pada hari Jumat 12-6-2009, di Pertuni Sulsel, saya akhirnya memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi seorang trainer dan beliau menyarankan kepada saya untuk memvisualisasikan apa yang telah menjadi keinginan saya setiap pagi dengan menanamkan dalam diri saya bahwa saya mau jadi trainer, saya mau jadi trainer, dan saya mau jadi trainer, jadi terekam di bawah sadar.

AULIA DAN RASA KEMANUSIAANNYA

Oleh:Sujono sa’id

Setiap manusia, baik laki-laki maupun perempuan telah memiliki suatu kodrat yaitu mencintai dan ingin memperoleh cinta dari sesama manusia baik secara umum maupun secara khusus dalam artian cinta kepada lawan jenis yang akhirnya menghantarkan mereka ke dunia asmara yang akhirnya terbangunlah mahligai cinta yang kemudian melatar belakangi terbentuknya keluarga sakina lewat tali perkawinan.

Dan kita juga sebagai manusia, tentu tahu bahwa diri kita adalah makhluk social yang tentu sangat membutuhkan orang lain, sebab dalam hal-hal tertentu tanpa orang lain, kita tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan kita masing-masing. Begitulah perjalanan hidup saya di dunia asmara selama saya bersekolah di SMU.

Waktu itu, saya sedang duduk di kelas satu SMU dan peristiwa yang melatarbelakangi sehingga saya menggeluti dunia asmara adalah berawal dari peristiwa lab computer SMU negeri 4 makassar. Suatu sore, adalah hari dimana pertama kali saya dan teman-teman sekelas mengikuti pelajaran Komputer di sekolah. Saat itu, pak Erwin selaku guru Komputer hanya menulis di papantulis saja, sehingga untuk memperoleh materi dari beliau saya harus memperolah bantuan teman untuk membacakan tulisan yang terletak di atas papan tulis yang berwarna putih di laboratorium computer.

Menyikapi hal yang menimpa saya, maka sayapun melakukan tindakan yaitu meminta tolong kepada teman-teman saya untuk membacakan apa yang telah tertulis di atas papantulis, tetapi teman-teman saya membacanya hanya setengah-setengah. Setelah beberapa menit kemudian, saya di datangi oleh seorang teman sekelas saya yaitu seorang siswi di sekolah tersebut yang bernama Aulia susantri yang lebih akrab disapa Aulia.

Sesampainya di depan saya, diapun mengatakan saya yang akan membacakan agar kamu memperoleh materi pelajaran yang tertulis di papan tulis ujar Aulia sayapun mengatakan kalau hal ini tidaklah akan membuat kamu kerepotan, diapun kembali menjawab tidak.

Setelah lama berbincang akhirnya Auliapun duduk di samping saya lalu membacakan kepada saya materi yang tertulis di papan tulis dan saya alihkan ke dalam huruf Braille, sambil aulia membacakan materi yang saya akan alihkan ke khuruf brail, ia selalu memperhatikan saya dalam menulis dengan menggunakan reglet dengan gaya yang agak sedikit lincah, bahkan ia takut kalau alat yang saya gunakan untuk menulis melukai tangan saya, tetapi al-hamdulillah hal yang dia takutkan tidaklah terjadi saat itu.

Setelah kegiatan di lab computer, ternyata perjalanan saya dan Aulia masih berjalan terus, setelah dikelas, ternyata saya kembali bertemu dengan Aulia saat itu, dikelas yang merupakan tempat saya belajar, tepatnya pada kelas Satu sembilan SMU negeri 4 yang sekarang ini telah menjadi Lab kimia adalah saksi bisu peristiwa pertemuan lanjutan antara saya dan aulia. Ya! Aulia adalah teman sekelas saya tetapi karena sama-sama sebagai siswa baru agak lama memang baru saya kenal dia lebih dalam.

Kelas Satu sembilan memang sebagai tempat saya dan Aulia melanjutkan pertemuan pasca pertemuan di lab computer, pada pertemuan kali itu, saya dan Aulia lebih banyak ngobrol tentang expiriens saya dan expiriens dirinya selama ber sekolah di SMP tiga tahun yang silang, Aulia mengatakan bahwa selama tiga tahun lalu ia selain mengikuti pendidikan formal juga aktif sebagai pengurus di Dewan anak makassar.

Di organisasi tersebut, ia menjabat sebagai orang nomor dua atau dikenal dengan istilah sekretaris Dewan Anak makassar periode masabakti 2005-2006 di Makassar.

Ternyata cek pe-rcek dia adalah siswi yang tergolong cerdas, karena saya melihat ketika saya shering-shering tentang pelajaran, Aulia sangat cepat memahami dan ketika saya memberikan bahasa-bahasa ilmiah, Auliapun sangat cepat mengerti.

Ketika tanggal 17 Agustus 2006, saya dan Aulia sama-sama mengikuti lomba mewakili kelas Satu sembilan, saya mengikuti lomba da’I atau lomba ceramah dan Aulia mengikuti lomba Pidato bahasa Inggris, setelah juri mengumumkan hasil lomba, ternyata saya adalah juara 3 lomba da’I atau ceramah agama mewakili kelas, dan Aulia menggondol juara 1 lomba pidato bahasa Inggris. Sejak pertemuan kedua, saya dan Aulia semakin akrab, Aulia adalah tempat saya bertanya untuk memperoleh informasi.

Akhirnya sampai pada suatu hari, kebetulan saya mendapati Aulia di ikuti dari belakang oleh seorang teman laki-laki saya yang juga teman sekelas saya dan aulia. Sat itu, saya masih sering berkesimpulan bahwa ketika seseorang di ikuti oleh seorang laki-laki, berarti ia baru saja resmi saling menerima cinta dan hubungan asmara antara mereka baru pertama kali dan ternyata pada kenyataannya tidaklah demikian pada saat itu.

Setelah saya mendapati mereka sayapun mengatakan kepada Aulia “selamatya kalian telah menjadi sepasang kekasih” aulia saat itu hanya menjawab “makasi” ternyata setelah beberapa kali saya mengucapkan kata-kata itu, akhirnya Aulia naik fitam dan marah besar kepada saya, akhirnya ia dengan suara yang datar mengatakan “saya bombe’makona barang satu minggumo!” saya tidak mengindahkan worning yang diberikan oleh Aulia. Tetapi, setelah beberapa kali di worning akhirnya dia mengatakan kepada saya “siapalo?” saat mendengar kata-kata tersebut dari Aulia barulah saya sadar kalau ternyata dia telah marah atas kekurang ajaran saya yang telah mengganggunya.

Akhirnya, sejak kata-kata itu terucap dari bibir Aulia, sayapun akhirnya tidak lagi dekat dan bercakap dengan Aulia tetapi saya lebih banyak introspeksi diri bahkan saat itu saya teringat akan firman Allah yang dapat kit abaca pada surah al-zilzalaha yang berbunyi wamanya’mal misqala zarratin khairan yara wamanya’mal misqala zarratin syarrayyara’ yang artinya “ ketika kamu berbuat kebaikan, maka sebesar buah zarrapun akan memperoleh balasan, dan barang siapa yang berbuat jahat sebesar zarrapun akan memperoleh balasan”. Ternyata saya sadar bahwa setiap input, pasti ada output.

Akhirnya sebulan sudah Aulia tidak mau berteman dengan saya, selama itu, saya sangat enggan untuk menemui Aulia dan meminta maaf atas kekurangajaran saya, akhirnya tibalah pada momen idulfitri dimana saat itu sekolah juga baru dibuka, budaya setiap elemen sekolah setiap momen idul fitri adalah salam-salaman antara guru dan siswa, begitupun antara sesama siswa, setelah semua teman saya menyalami saya, sayapun ditemui oleh aulia dan mengatakan “bertemanmikina” saat itu saya sangat terharu mendengarkan statemen dari Aulia, saking terharunya saya saat itu saya menangis tetapi saya tidak memperlihatkan kesedihan saya kepada Aulia tetapi saya menahan tangis dan air mata saya di hadapan Aulia. Tangis saya membludak setelah Aulia pergi.

Jujur, setelah peristiwa itu, saya sangat kagum kepada Aulia, sebab saya telah mengerti akan arti dari apa yang disebut dengan tindakan social seperti yang diajarkan oleh guru sosiologi saya, sejak itu saya sebenarnya sangat jatuh cinta kepada Aulia atas kebaikan yang telah dia lakukan kepada saya tetapi perasaan ingin meraih hati Aulia saya tepis karena saya sadar kalau laki-laki yang sudalah tidak sempurna dari segi intelegensi dan fisik tidak mungkin menjadi pasangan hidup bagi Aulia, dan lagipula Aulia menolong saya hanya karena rasa kemanusiaan bukan karena menaru hati pada saya.

Tibalah pada masa-masa proses belajar di smester dua, saat itu, osis SMU negeri 4 makassar mengadakan kegiatan English club, lagi-lagi Aulia sempat mengajak saya untuk ikut pada kegiatan tersebut karena dia tahu kalau saya memiliki sedikit kemampuan untuk berbahasa inggris. Aulia tahu kalau saya memiliki sedikit kemampuan dalam berbahasa inggris, sebab saya sering bercakap dengan menggunakan bahasa inggris.

Ketika saya tidak mengetahui beberapa kosa kata dalam bahasa inggris, Aulialah yang selalu membantu saya, dari Aulia saya mengetahui bahwa bahasa inggris dari perlombaan adalah competition, bahasa inggris dari pemerintahan adalah gofermen. Tetapi ternyata pada saat itu, saya tidak sempat mengikuti keinginan dari Aulia sebab saya ternyata didadak untuk pulang ke asrama Yapti untuk suatu urusan.

Akhirnya, setelah penaikan kelas dua, saya ternyata harus berpisah dengan Aulia, sebab saya harus pindah dari SMU negeri 4 makassar ke SMU Datukribandang karena sesuatu hal, namun kepindahan saya tidak membuat saya melupakan Aulia begitu saja, bahkan untuk mengenang kebaikan Aulia saya telah mengabadikan nama Aulia dalam sebuah tulisan dalam bentuk cerita yang saya beri judul Bersama menuju sukses.

Al-hamdulillah, sebab ternyata dalam kondisi seperti ini, Allah masih memberikan nikmat yaitu kesempatan untuk mengarungi hidup ini, dan saya sangat bersyukur kepada Allah tuhan yang memiliki semua ilmu pengetahuan yang telah menjadikan Aulia sebagai perantara yang telah membentuk saya seperti sekarang ini.

Ya! Mungkin tanpa Aulia, saya tidak akan memperoleh catatan tentang materi pelajaran computer, mungkin juga tanpa Aulia, kemampuan saya dalam berbahasa inggris tidak akan seperti sekarang ini, tetapi itulah nikmat dari Allah yang sepatutnya saya syukuri, dan saya hanya berharap akan ada Aulia-Aulia baru yang akan mengiringi hidup saya dan mengarahkan saya kea rah yang lebih baik lagi, dan bukan Cuma saya yang menikmati hasil dari rasa kemanusiaan yang dimiliki oleh Aulia tetapi rasa kemanusiaan Aulia tersebar dan dinikmati oleh semua orang-orang yang seperti saya pada umumnya.

AULIA AND MY FACEBOOK

Oleh:Sujono sa’id

Facebook, sebagai media social networking sangat berperan penting dalam mempersatukan kita semua dalam sebuah wadah yang menjadi forum diskusi. Dalam media ini, kita sudah bisa menemukan kembali teman kita yang selama ini sudah tidak pernah kita temui, seperti itulah yang saya alami dan rasakan selama 1bulan ini.

Sejak kepindahan saya ke SMU Datukribandang, Teman baik saya Aulia susantri seorang teman yang menurut saya susahlah untuk dilupakan karena menurut saya, dia sangat inspiratif, memiliki jiwa social, dan tentu juga di sukai oleh hamper semua temannya. Sejak mendengar bahwa akhirnya ia terpilih sebagai ketua osis pada tahun 2007-2008, saya sangat bersyukur dan senang serta berterima kasih pada Allah.

Pasti sebahagian orang yang membaca tulisan ini akan berkata “ temannya yang terpilih kenapa dia yang bersyukur karena saya merasa dia adalah saudara saya juga ibaratkan ia adalah pengganti adik perempuan saya yang selama ini saya idam-idamkan.

Setelah facebook selesai di buat, saya meminta fadli teman saya untuk mencari nama Aulia susantri lewat facebook, dan ternyata setelah dilakukan penelusuran, ternyata satu-satunya nama Aulia susantri yang ada di kolom pencarian dan langsung di add.

Setelah tanggal 16 juli, facebook sayapun mulai aktif pertama kali yang saya lakukan pada saat itu adalah mengisi komentar pada kolom komentar yang berada dibawah tulisan aulia yang tertera di dinding facebook saya setelah ke esokan malamnya saya kembali membuka komentar saya dan memperoleh balasan dari Aulia.

Akhirnya, berlanjutlah sampai hari ini, ada beberapa komentarnya yang kembali membuat saya ter hentak dan kembali mem fisualisasikan kembali aulia seperti suara, postur tubuh yang saya jadikan sebagai tanda-tanda paten saya sebagai seorang tunanetra Lowfition yang pernah sekelas dengan Aulia kira-kira sekitar 3 tahun yang silang.

Kemarin, komentar yang terakhir yang menjadi balasan dari aulia adalah tentang komentar saya tentang kelakar saya dibalas dengan sebuah statemen dan sebelum statmen ia ucapkan terlebih dahulu menyebut-nyebut nama saya, sehingga ia kembali menyadarkan saya bahwa ia belum melupakan saya padahal sudah lama berpisah.

Intinya, saya sangat berterimakasih kepada teman-teman saya yang sudah membantu saya untuk membuat facebook yang akhirnya kembali mempertemukan saya dengan aulia. Saya tahu aulia tidak akan kemana-mana bahkan sekarang saya sudah membayangkan ia menjadi seorang mahasiswi berprestasi di sebuah universitas negeri.

Saya tetap berharap suatu hari saya akan memperoleh kesempatan untuk bertemu dengan Aulia sebagai sosok yang inspiratif yang ketika mengingat dirinya saya merasa memiliki semangat untuk hidup dan melakukan yang terbaik bagi diri saya, keluarga, dan masyarakat yang ada di sekitar lingkungan saya, tetapi saya masih berkeyakinan bahwa aulia tidak pernah jauh dari hati saya dan bahkan kami semakin erat lewat facebook.

Banyak orang yang heran melihat saya, karena saya terlalu meng agung-agungkan sosok yang inspiratif, karena menurut saya bukan karena saya punya keinginan, bukan tetapi saya menganggap aulia sebagai sosok yang inspiratif bagi saya dia adalah orang yang cerdas, memiliki ke pribadian yang cantik dan ber akhlak mulia menurut penilaian saya sebagai manusia yang hanya menilai dari bagian luarnya saja. Terima kasih yarab, engkau telah memberikan saya yang terbaik dengan kehadiran dari Aulia amin

Rabu, 17 September 2008

Mengisi lembaran kosong di hari ke delapan Ramadan Oleh: Sujono sa’id

Senin 8 September 2008, hari itu setelah shalat subhu saya(penulis) melaksanakan sebuah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan bagi kaum muslimin di bulan Ramadhan, yang selain sudah merupakan budaya dalam kehidupan masyarakat Muslim, juga sudah merupakan perintah dari agama untuk melakukannya yaitu membaca al-quran.
Setelah saya keluar dari Mushallah yang tak jauh dari Asrama Panti guna Yapti (Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia) tempat penulis pernah bersekolah di bangku SMP dan merupakan tempat tinggal penulis sekarang ini, sayapun menyempatkan diri untuk menghirup udara segar di sekitar pekarangan asrama tersebut.
Saat saya menghirup udara segar, kala itu saya tak henti-hentinya mengucap syukur kepada sang khalik( outher) yang dalam bahasa Indonesia berarti pencipta yaitu Allah sebab dia masih memberikan kepada kita sebuah nikmat yaitu menghirup udara tanpa harus membayar satu sen pun kepada agen. Hari itu, saya(penulis melakukan rutinitas tetapi rutinitas saya hari itu tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Biasanya, pada hari pertama Ramadan, sampai hari ke 7 ramadhan, saya(penulis) biasanya melakukan kegiatan Menulis karya yang akan di aploat ke beberapa blog termasuk blog saya sendiri yang merupakan tempat untuk saya menumpahkan isi hati. Selain menulis, saya juga kadang-kadang browsing di internet untuk mencari referensi.
Terkadang situs yang saya kunjungi adalah blognya Wenny Aulia dan Aulia dengan nama masing-masing blog yaitu www. Wenny Aulia.wordpress.com dan www. Aulia 87.wordpress yang menempati wordpress sebagai wadah untuk menampilkan karya-karya beliau, saya tertarik untuk membaca isi blog mereka sebab disana banyak inspirasi untuk melakukan perubahan, atau memperbaiki kehidupan yang lagi trabel.
Kalau dib log Kak Wenny, saya banyak memperoleh tulisan yang akan memberikan inspirasi untuk menata kehidupan lebih kea rah yang baik agar dapat menjalani hidup yang lebih baik sedangkan dib log mas Oul, saya lebih banyak menemukan inspirasi untuk menjadi orang yang memiliki semangat untuk berusaha menjadi orang yang memasuki islam secara kaffa melalui tulisannya yang ber nuansa islami misalnya menjadi pemimpin, dan menjadi manusia yang sempurna ya! Begitulah kanda Aulia yang lebih lengkapnya akrab disapa kak oul, yang arti namanya itu sendiri adalah pemimpin, sehingga beliau selalu menulis tentang keislaman dan kepemimpinan.
Selain membuka blog dari kedua manusia yang sudah saya( penulis) anggap sebagai beautiful inspirator dan hansem inspirator ini, saya juga kadang-kadang membuka salah satu situs internet yaitu www.eramuslim.com dan saya langsung meng klick salah satu rublik yang berisikan artikel-artikel yang isinya adalah experience dari penulis artikel tersebut yang sedang menjalani kegiatan sebagai Maha siswa, Pelajar dan pegawai negeri dan swasta. Terkadang saat saya membaca tulisan mereka, air mata saya membasahi wajah yang tergolong gagah menurut penilaian penulis sendiri, sebab apa yang mereka tuliskan sangat menggugah hati saya dan memberikan pelajaran besar.
Namun, di hari yang ke 8 ini, unsure pengurus YAPTI(Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia) mengadakan pendidikan latihan atau singkatnya dikenal dengan istilah Diklat yang ternyata wajib hukumnya diikuti oleh seluruh binaan baik yang masih ber sekolah di SLB-A Yapti yaitu siswa-siswi yang mengikuti pendidikan tingkat SD dan SMP serta binaan yang sudah ber sekolah di luar tempat tersebut seperti penulis, jangan sangka kalau tunanetra seperti penulis dan beberapa temannya sudah ngegabung di beberapa SMU negeri dan swasta yang mau menerima kaum tunanetra seperti SMU Datukribandang, SMU Muhammadiah 3, SMU negeri 16 Makassar dan SMU lainnya.
Acara Diklat dimulai pada pukul 08.00, dengan materi pertama adalah belajar efektif yang dibawakan oleh Ibu Marhani S.PD yang merupakan guru SLB-A Yapti tingkat SMP sebagai guru Matematika di tempat tersebut, beliau juga pernah menjadi wali kelas penulis ketika SMP di tempat tersebut. Saat beliau memberikan materi, antusias peserta khususnya saya sendiri sangat tinggi karena metode penyajian yang interes serta melakukan interaksi dengan audiens yang beliau hadapi.
Bagi penulis, beliau juga telah memberikan inspirasi untuk melakukan tugas sebagai pelajar yang baik yaitu belajar efektif bukan asal belajar doang, sehingga saya yakin suatu masa saya akan mendapatkan output atas perbuatan saya yaitu output yang positif yaitu nggak kalang kabut ketika saya akan meng hadapi suatu momen.
Pada hari ke dua, Pendidikan dan latihan Ramadhan, saya dan tentu seluruh peserta diklat kembali memperoleh materi tentang mengelola kecerdasan emosi dari ibu Rahmawati mangka, salah satu guru pada Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia, ternyata melalui materi yang beliau sajikan sangat membantu saya dalam hal managemen emosi sehingga saya ter inspirasi untuk mencoba melakukan perubahan dari dalam diri.
Pada hari ke dua, saya juga menerima sebuah materi yang lebih dalam membahas tentang karakter tunanetra dan karakter penyandang cacat secara umum, melalui materi ini, saya(penulis) semakin mengetahui jati diri saya selaku penyandang cacat. Sehingga nantinya saya mampu mempertanggung jawabkan hasil perjuangan teman-teman.
Selama saya mengikuti diklat begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan dari sekian banyaqk materi yang disajikan dengan ciri khas pemateri yang beraneka ragam dan komunikasi yang baik pun terjadi antara pemateri dan audiens yang mereka hadapi.
Kegiatan yang berlangsung pada minggu kedua dibulan ramadhan ini, tidak sepadat biasanya, kita masuk jam 08 pagidan berakhir pada jam 10 pagi, sehingga aktivitas menulis, browsing di internet, dan lain-lain tidak terhenti, karena dilanjutkan setelah kegiatan berlangsung. Minggu kedua ramadhan, tidak membuat saya untuk melakukan rutinitas sebagai seorang pelajar, penulis, organisatoris, dan seorang jono.
Intinya, selama kegiatan dibulan ramadhan ini, saya hanya ingin agar selama bulan Ramadan ini kita tetap memperoleh magfirah dari Allah sehingga kita memperoleh kasihsayang Allah, begitupun ketika kita memperoleh magfirah yang cantik itulho, pasti hidup kita akan sangat bahagia hingga akhir hayat magfirah yang kedua ini adalah sesuatu yang di cita-citakan oleh setiap laki-laki normal seperti diriku ini.
Minggu ke empat di bulan ramadhan, sudah ada agenda yang saya persiapkan yaitu meninggalkan Makassar dan bertolak ke Selayar untuk menemui keluarga, orang tua, dan beragam agenda lain yang dapat dilaksanakan sebab saya sangat bersyukur karena saya masih mempunyai sesuatu yang dapat terlihat dimata masayrakat tempat saya tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tua saya dengan penuh kasih sayang orang tua.
Saya berharap mudah-mudahan saya masih dipertemukan dengan bulan ramadhan tahun depan semoga amal ibadah yang kurang ini lebih optimal dan saya berkesempatan untuk memperbaikinya, saya tahu usia saya sudah semakin berkurang setiap hari, setiap jam, dan setiap detik. Sehingga saya menanamkan sebuah prinsip bahwa saya harus menulis sebelum dipaksa untuk berhenti menulis, isilah harimu dengan hal yang positif.

Who is Sitti khadija actually? Oleh:Sujono sa’id

Tanggal 11-2-1989, terdengar suara tangisan bayi yang merupakan buah hati pertama hasil pernikahan antara Bapak Sa’id Bakri dan ibu Siti khadijah yang kemudian diberi nama Sujono sa’id, inilah kali pertama penulis menempati dunia yang di dalamnya kehidupan terlihat begitu keras, sehingga wajarlah ketika setiap bayi yang terlahir ke dunia ini dalam keadaan menangis sebab mereka sebenarnya tidak siap menghadapi tantangan yang sudah siap menjadi palang yang menyulitkan langkah manusia.
Setelah beberapa hari kemudian, Ibu Khadija ternyata ditimpa musibah yaitu hilangnya penglihatan pada mata penulis, beliau melihat temuan ini ketika beliau memberikan asi kepada penulis, setelah 7bulan kemudian, dibawalah penulis dari Selayar ke Makassar untuk menjalani operasi pertama dibawah dampingan Dokter umar.
Setelah menjalani operasi pertama, terjadilah perubahan pada mata penulis, mata penulis sudah sedikit demi sedikit melihat isi seluruh jagat raya ini. Namun, perjuangan ibu Khadija tidak terhenti sampai di sini, beliau mem follow up usaha beliau setelah saya (penulis) berusia dua tahun, dan ternyata masih kurang berhasil, sayapun dibawa kemakassar untuk menjalani operasi yang ke tiga ketika saya sudah berumur 8 tahun.
Ternyata, operasi yang ke tiga adalah operasi yang terakhir kalinya, setelah setahun pasca operasi ketiga dan terakhir, sayapun menempuh pendidikan sekolah dasar di SLB Bulukkumba selama 6 tahun, setelah tammat dari sekolah tersebut, saya melanjutkan sekolah saya di Yapti Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia.
Selama saya(penulis) bersekolah di Yapti, saya memiliki paradikma yang semakin maju, karena bagi saya Yapti ibarat lampu yang menerangi hati saya, selama saya berada di Yapti saya selalu memanfaatkan momen untuk menambah khasanah pengetahuan saya, serta mempelajari hal-hal yang saya anggap perlu, sehingga saya merasa tidak ketinggalan dari teman-teman pergaulan di kampung serta sepupu-sepupu saya.
Setelah saya(penulis) masuk SMU, sayapun diperhadapkan pada berbagai macam difficult problem, namun beliau selalu mendoakan saya sehingga setiap persoalan yang saya hadapi selalu dapat terselesaikan, sebab saya yakin bahwa doa seorang ibu di ijaba oleh Allah, dan saya yakin tidak ada ibu yang tega melihat anaknya menjadi nanusia celaka, pasti semua ibu menginginkan anak yang baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Ibu Khadija, adalah seorang sosok yang dimata saya adalah seorang perempuan yang telah banyak berjasa kepada anak-anaknya, sehingga saya selaku anak sulung beliau menemukan jati diri saya sebagai seorang Jono yang memiliki kebolehan di berbagai bidang meskipun tidak mempunyai keahlian khusus. Kebolehan saya yang telah saya rasakan adalah kemampuan bermain musik, kemampuan dalam dunia jurnalistik, kemampuan untuk mengelola kehidupan kea rah yang lebih baik, kemampuan menjadi aktifis di berbagai organisasipun ia miliki, namun, saya(penulis) tidak merasa sombong karena saya merasa bahwa semua yang saya dapatkan adalah dari Allah.
Apa yang saya peroleh meskipun saya perjuangkan dengan pengorbanan yang begitu banyak, namun Allah tidak menghendaki serta sang ibu tidak memberikan dukungan serta bantuan, sayapun tidak mampu berbuat banyak untuk diri saya. Bagi saya beliau adalah cahaya yang menerangi kehidupan saya dengan pancaran kasihnya.

Sabtu, 13 September 2008

Mata sebagai alat optic alami Oleh:Sujono sa’id

Mata adalah salah satu indera yang merupakan nikmat tuhan yang patut kita syukuri, sebab mata termasuk kedalam kebutuhan yang paling fital diantara kebutuhan fital lainnya. Meskipun dalam ilmu Ekonomi kita membutuhkan kebutuhan fital seperti rumah, dan pakaian.
Dengan adanya mata sebagai kebutuhan fital, maka kebutuhan fital lainnya bisa terpenuhi contohnya dengan adanya mata kita bisa bekerja untuk mencari makanan tentu dengan cara bekerja untuk mencari uang, kemudian membeli, dan mengolahnya menjadi makanan yang kita makan agar setiap aktifitas yang kita lakukan bisa berjalan dengan baik dan kita mampu untuk bertahan hidup.
Dengan mata kita mampu melihat benda yang betul-betul murni maksudnya dengan mata kita bisa melihat benda dalam keadaan utuh dan tidak berubah wujud, tidak seperti alat optic lainnya sebut saja mikroskop, benda yang kecil dapat berubah menjadi besar, Kaca mata membuat penglihatan kita menjadi terang, teropong bisa membantu kita untuk menemukan benda-benda lain seperti Asteroit dan planetoid, tetapi bukan berarti kita tidak membutuhkan alat-alat optic tersebut selain mata.
Alat optic yang ada selain mata juga sangat kita butuhkan dalam melakukan kegiatan lain contohnya seorang ahli Biologi dalam mengamati firus di laboratorium tentu ia tidak akan mampu untuk mempergunakan mata yang merupakan alat optic alami melihat firus-firus yang akan ia amati sebab mata mempunyai keterbatasan untuk melihat hal yang sangat kecil.
Orang bermata normalpun yang dikatakan mampu melihat mulai dari jarak jauh sampai jarak dekatpun bahkan tanpa alat optic lainpun bisa memasukkan benang kedalam lubang jarum yang ukurannya berskala kecil pastilah tidak akan mampu melihat firus yang lebih kecil daripada lubang jarum.
Sehingga pada saat-saat seperti itulah kita harus mempergunakan alat optic buatan seperti mikroskop. Selain mikroskop, kita juga menggunakan alat optic lainnya seperti Teropong alat ini digunakan oleh orang-orang yang ber profesi sebagai Astronot dan alat ini juga digunakan untuk menentukan jatuhnya satu Syawal, dan satu Ramadhan.
Lub, digunakan untuk memperbesar bacaan, alat ini digunakan untuk membaca tulisan yang diperbesar. Pengguna alat ini adalah orang yang memiliki kelainan pada matanya sehingga ia harus membaca dengan menggunakan alat ini.
Betul-betul merupakan suatu kesyukuran bagi kita sebab kita telah memperoleh nikmat dari Allah sebab sebuah mata haruslah disyukuri, cobalah tengok bagai mana jadinya jika kita mempunyai mata tetapi tidak berfungsi? Sehingga mata yang telah kita miliki harus dijaga sehingga ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan akhir antara lain jangan membaca di tempat yang lampunya redup, dan janganlah menbaca sambil berbaring.
Semakin yakinlah kita seharusnya akan kebesaran dan kekuasaan tuhan sebab dengan izinnya juala sehingga ada saja hamba-hambanya yang diberikan kemampuan berfikir untuk menyediakan alat optic buatan yang nbisa menjadi penunjang dalam kehidupan kita, sebab dengan adanya alat optic kita dapat melakukan berbagai aktifitas yang membutuhkan penglihatan atau yang lebih ngetren dengan istilah Fisual.

PELUANG SESUDAH RINTANGAN KETIKA MENGIKUTI PELATIHAN KOMPUTER Oleh:Sujono Sa’id

Saya(penulis) sebagai seorang tunanetra sangat bersyukur kepada Allah, sebab saya dapat menggunakan computer. Yang membuat saya merasa bangga adalah computer yang saya gunakan tak beda dengan computer yang digunakan oleh teman-teman, sepupu, dan masyarakat yang memiliki kelengkapan ditinjau dari segi fisual/penglihatan.
Software yang mereka gunakan pun tak beda dengan yang saya gunakan, antara lain Microsoft word, Microsoft acces, Microsoft Powerpoint , Microsoft outlook, dan masih banyak software-software yang saya gunakan tidak berbeda dengan orang lain gunakan. Begitupun dengan operating system yang saya gunakan tidak berbeda dengan yang orang awas gunakan yaitu Windows yang diproduksi setiap tahun mulai dari Windows98, Windows 2000 atau yang dikenal dengan nama Windows Milenium, Windows XP salah satu produc yang keluar pada tahun 2003, serta Windows Fista.
Jika saya (penulis) berbicara tentang hardware atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah perangkat keras, juga tidak berbeda dengan yang saya gunakan dengan orang-orang secara umum gunakan. Namun yang berbeda adalah saya terutama tunanetra secara umum harus menggunakan sebuah program atau software tambahan yang sudah dirancang dan akses bagi kaum tunanetra yaitu JAWS yang merupakan kependekan dari Job Acces with speach, yang jika diartikan secara sederhana adalah program yang acces bagi kaum tunanetra dengan bantuan suara.
Gambaran dari software ini adalah sebuah program yang dikemas dalam sebuah file outorisasi yang terlebih dahulu harus melalui sebuah proses yaitu proses instalasi ke computer mana saja yang sangat memenuhi persyaratan untuk instalasi program tersebut. Program ini juga dilengkapi dengan alat baca layer atau dalam bahasa Komputer dikenal dengan istilah Skreenreader, jadi skreenreader berperan untuk membaca tampilan pada monitor yang kemudian dibantu oleh jaws, sehingga apa yang tampil dilayar dapat dibaca oleh jaws yang sangat membantu saya selaku tunanetra sehingga sayapun secara mandiri juga sudah dapat melakukan aktivitas dalam hal mengoperasikan computer.
Kemampuan mengoperasikan computer secara mandiri saya peroleh dengan cara yang tidak terlalu rumit, tapi tidak juga segampang merebut hati seorang wanita agar ia terbuai dan akhirnya jatuh cinta kepada kita, namun kemampuan yang saya miliki saya dapatkan melalui sebuah tantangan yang amat luar biasa khususnya ketika saya menjalani pelatihan computer. Ketika saya mengikuti pelatihan computer, sangat banyak hal yang membuat saya agak kewalahan, namun ada satu hal yang selalu menjadi obat bagi saya yaitu kesabaran dan keikhlasan sebab saya sadar bahwa pelatihan ini adalah proses.
Ketika saya baru saja masuk mengikuti pelatihan, kesulitan yang saya hadapi adalah dalam hal ketidak mampuan bergerak yang dialami oleh jari-jari tangan saya ketika saya baru saja belajar mengetikkan data ke dalam computer. Kesulitan yang kedua yang saya jalani adalah ketidak pekaan dalam hal mendengarkan jaws, namun saya sadar bahwa dengan latihan mendengarkan suara jaws yang saya lakukan secara berulang-ulang saya yakin dan percaya bahwa saya pasti bisa meskipun saya harus berlatih berkali-kali namun saya ternyata telah berhasil memetik buah dari kesabaran saya dalam berlatih.
Hambatan lain selain kesulitan-kesulitan yang telah saya sebutkan diatas, masih ada hal lain yang ternyata juga menuntut kesabaran selama mengikuti pelatihan ini yaitu seringnya saya memperoleh bentakan dari Kak rais seorang instruktur yang mentrayning saya selama enam bulan, tetapi dibalik semua itu saya ternyata bisa mengerti apa-apa yang diajarkan olehnya. Kesulitan yang sering saya rasakan ketika saya diperhadapkan dengan materi Microsoft Excel khususnya yang menyangkut masalah logika.
Ada sebuah peristiwa yang menarik, suatu hari saya diberi tugas oleh Kak Rais yaitu tugas Microsoft excel karena saya tidak bisa menjawab soal tersebut dengan rumus yang benar maka saya sangat merasa bersalah sehingga saya harus menghukum diri dengan hukuman yaitu bermalam di lokasi pelatihan meskipun nyamuk sangat banyak.
Tetapi ada sesuatu yang sangat menyedihkan yaitu ketika seluruh peserta mengikuti tes kepekaan mendengarkan jaws, saya sangat menderita sebab saya dan beberapa teman yang juga menyandang tunanetra lofition harus menjalani tes dengan tidak diperkenankan untuk menyalakan layer monitor yang kita dengar hanyalah suara jaws dari spiker.
Adapun hal yang sangat lucu ketika saya mengikuti pelatihan computer adalah ketika saya nyaris tewas terkena setrum yang keluar dari plopi karena saya memiliki rasa ingin tahu seperti apasih bentuk sebuah plopi yang biasanya dipergunakan untuk memasukkan disket sebab saat itu saya dan teman-teman tunanetra yang secara kebetulan seangkatan dengan saya media selain disket adalah media penyimpanan data yang masih termasuk barang langkah bagi kami.
Saat itu, saya sedang menunggu instruktur yang akan masuk ke lokasi pelatihan untuk memberikan materi, tetapi instruktur yang saya tunggu-tunggu belum kunjung datang sehingga sayapun mempergunakan kesempatan tersebut untuk melakukan eksplorasi terhadap bagian-bagian computer yaitu mencoba menelusuri bagaimanasih bentuk CPU, hardisk, dan salah satunya adalah plopi yang digunakan untuk menyimpan.
Saat saya meraba-raba plopi computer yang saya pergunakan untuk mengikuti pelajaran dalam posisi jongkok, sehingga ketika sengatan setrum telah terasa di jari jemari saya sayapun langsung melompat agak sedikit menjauh dari CPU computer yang saya pergunakan untuk mengikuti pelajaran, teman-teman sekelompok sayapun tertawa.
Akhirnya ketika menjelang detik-detik terakhir saya mengikuti pelatihan computer, saya sempat berada dalam keputusasaan sebab saya sempat tidak menguasai beberapa cara untuk mengakses program-program tertentu namun karena adanya motifasi dari dalam diri saya dengan izin dari Allah sehingga saya akhirnya lulus dan berhasil menyelesaikan pelatihan ini dengan hasil yang memuaskan
Dengan adanya pelatihan computer yang dilaksanakan oleh Persatuan tunanetra Indonesia sulawesi selatan, maka saya tidak hanya mengenal computer dari mulut ke mulut, namun saya langsung melihat fakta yang memang sangat cocok dengan apa yang sering teman-teman saya ceritakan. Dahulu saya sudah tahu bahwa computer adalah alat untuk melakukan pengetikan, bentuknya mirip dengan TV yang dikoneksikan dengan keyboard sehingga saya membayangkan jika seseorang ingin mengetik ia harus memasukkan kertas yang ia akan gunakan untuk mengetik ke sebuah lubang yang sudah disediakan dan terletak dibagian atas monitor, bahkan saya sempat mengira bahwa tulisan yang kita ketik juga muncul di layer selain muncul di kertas ketika tulisan dihapus dengan menggunakan tombol bekspace selain tulisan terhapus di layer juga dapat terhapus dari kertas, pendek kata saya sempat mengira bahwa perubahan tulisan yang ada dilayar juga terjadi pada kertas yang dipergunakan untuk melakukan proses pengetikan.
Ternyata cek per cek, apa yang saya bayangkan tidak semua betul sebab ternyata untuk memindahkan tulisan dari computer ke selembar kertas hanya dilakukan dalam suatu proses yang dikenal dengan istilah printing atau pencetakan, dan ternyata untuk mengetik dengan menggunakan computer tidak mesti memasukkan kertas ke lubang yang disediakan layaknya seseorang yang ingin melakukan pengetikan dengan mesin ketik.
Ada suatu hal yang sudah sangat umum baik dalam lingkup tunanetra dan orang awas, dalam hal pelaksanaan sebuah kegiatan yang telah berakhir tidak berarti kegiatan yang telah mereka buat selesai begitu saja tetapi jika kita ingin mengembangkan diri tentu kita harus melakukan tindak lanjut atau followup baik followup bersama seorang mentor atau beberapa orang mentor yang telah mendampingi selama mengikuti training.
Sehingga setelah pelatihan computer yang saya ikuti berakhir, saya tetap terus menerus mempertahankan ilmu computer yang telah saya pelajari selama enam bulan, saya menjalani training khususnya materi Microsoft word dengan spesifikasi tata cara mengetikkan sebuah karya, editing, dan hal lain yang erat kaitannya dengan Microsoft word. Selama saya telah mengetahui bagaimana melakukan praktek mengetik sepuluh jari, saya selalu terdorong oleh sebuah keinginan untuk melakukan praktek mengetik sepuluh jari, sehingga saat berhadapan dengan computer, saya hanya selalu mengetikkan kata-kata yang keluar dari hati saya yang paling dalam dan di teruskan oleh jari jemari saya dan melalui media itulah isi hati sayapun yang terdiri atas beberapa kata yang menggabung menjadi satu kalimat dan kalimat demi kalimat tergabung menjadi satu paragraph dan dari paragraph demi paragraph menjadilah sebuah ungkapan yang keluar dari hati saya yang paling dalam telah tampil di layer monitor.
Hari demi hari, keinginan sayapun untuk memperlancar tata cara mengetik sepuluh jari, menguasai tata cara melakukan editing data, dan hal lain yang berkaitan erat dengan microsoftword telah tercapai dan apa yang telah saya pelajari hasilnya sangat memberi manfaat bagi saya sebagai seorang tunanetra yang ternyata mempunyai bakat menjadi seorang writer. Dengan izin Allah, dan kerja keras saya yang juga disertai iringan doa kepada tuhan melalui sebuah computer yang dilengkapi dengan jaws sebuah software yang sangat akses bagi tunanetra secara umum dan saya secara pribadi telah membantu saya untuk menuangkan gagasan, opini, atau kritikan melalui tulisan.
Meskipun saya adalah seorang tunanetra yang baru menjadi seorang penulis pemula, namun tulisan saya telah sering dimuat di sebuah bulletin yang dihendel oleh penyandang cacat sulawesi selatan yaitu bulletin sipaka tau, dari hasil tulisan yang saya buat, saya sebagai seorang pelajar tunanetra yang jauh dari orang tua sudah mampu untuk meringankan beban kedua orang tua saya dari segi profid saya meskipun adalah seorang tunanetra tetapi saya mampu untuk berkompetisi dalam berbagai bidang.
Mengapa saya memunculkan pernyataan ini dalam tulisan saya? Sebab ketika saya mengikuti pelatihan ini, para peserta baru menerima materi tentang jaws sudah banyak yang mengundurkan diri dalam pelatihan tetapi saya sadar bahwa mendengarkan jaws sangat sulit, namun sebagai orang beragama dan meyakini keberadaan tuhan sehingga saya mampu untuk menguasai computer dengan program yang akses.
Saya menanamkan sebuah prinsip dalam diri saya bahwa belajar untuk memperoleh ilmu semata sesulit apapun kendala yang saya hadapi pasti saya berhasil melaluinya, namun ketika saya belajar karena menginginkan imbas dari ilmu itu sendiri maka saya tentu tidak akan mampu untuk mengatasi berbagai kesulitan-kesulitan yang menimpa saya, sangat benarlah sebuah perkataan orang bijak yang berbunyi berakit-rakit ke hulu dan berenang-renang ketepian bersakit-sakit dahulu bersenang – senang kemudian. Hasil yang dicapai oleh orang-orang yang menuntut ilmu hanya ingin memperoleh imbas dari ilmu yang ia pelajari, ketimbang yang menuntut ilmu untuk memperoleh ridha dari Allah.
Letak perbedaan diantara keduanya adalah, jika seseorang menuntut ilmu hanya untuk memperoleh imbas dari ilmu yang ia peroleh, tentu ia tidak akan mengerti akan sebuah proses yang ia lalui, misalnya ketika seseorang mengetahui bahwa dengan menguasai computer, kita akan mudah untuk memperoleh lowongan kerja, maka ia yang saat itu sudah mati-matian mengajukan lamaran lantas selalu ditolak hanya alas an tidak menguasai computer, maka ia tentu akan mati-matian untuk belajar tetapi yang terfikir dalam benaknya hanya ingin mengetahui ilmu computer secepat kilat, namun tidak sabar menghadapi hambatan-hambatan yang ia peroleh selama mengikuti pelatihan.
Sehingga, hasil yang di peroleh tidak mengalami perkembangan yang mempunyai arti dalam dirinya. Contoh yang bisa menjadi ilustrasi nyata adalah sebagai berikut: jika seseorang yang hanya ingin melamar sebagai staf administrasi pada sebuah kantor, namun lamarannya ditolak hanya dengan alas an bahwa tidak mengetahui ilmu computer maka ia belajar tentang computer yang ia tekuni hanya hal-hal yang berkaitan dengan administrasi seperti Microsoft word, dan Microsoft excel, sehingga hasil yang ia peroleh ketika ia sudah berada dikantor hanya pengetahuan tentang word dan excel saja.
Sehingga akibat yang terjadi adalah ketika terjadi kerusakan meskipun hanya kerusakan kecil pada computer yang ia gunakan di meja kerjanya, ia tidak mampu melakukan pertolongan pertama pada computer yang ia gunakan oleh dirinya tetapi ia langsung memanggil teknisi yang kebetulan ahli dalam bidang computer, karena ia memiliki penguasaan ilmu computer sangat sedikit.
Sedangkan orang yang mempelajari ilmu computer tidak mengharapkan apa-apa hanya ridha Allahla harapannya, maka ia tentu akan memperoleh hal-hal yang tidak ia sangka-sangka, sehingga manusia yang berada dalam tipe ini, menammatkan pelatihan dengan kualitas yang unggul sebab dengan kesabaran, serta keikhlasan yang ia miliki, ia akan menjadi orang-orang yang berkualitas, mungkin inilah saya yang terlahir kedunia ini untuk menjadi seorang writer, sebab saya menekuni ilmu computer saya hanya menuruti kata hati serta kemauan instruktur dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh instruktur, sehingga saya tumbuh dalam keadaan mandiri dalam hal mengoperasikan computer meskipun ilmu computer yang saya ketahui tidak terlalu banyak.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Lika liku kehidupan remaja Oleh: Sujono sa’id

Masa-masa remaja adalah masa yang penuh dengan beragam keadaan ada orang yang mengisi masa-masa remajanya dengan hal-hal yang ber manfaat baik bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan masyarakat, Adapula sebahagian remaja yang menggunakan masa remaja hanya untuk ber hura-hura saja, dan ada pula sebahagian remaja yang mengisi masa remajanya dengan lebih banyak melakukan introspeksi terhadap dirinya, atau lebih banyak bertanya pada dirinya tentang sikap dan tingkah laku yang dimilikinya semasa ia kanak-kanak dan apabila tingkah laku yang dia miliki semasa kanak-kanak adalah tingkah laku yang baik, maka tingkah laku tersebut akan tetap ia pertahankan hingga masa remajanya ber akhir dengan introspeksi diri maka orang tersebut akan merubah sikap menjadi sikap yang dewasa, dan meninggalkan sikap kekanak-kanakan.
Mengisi masa remaja dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan masyarakat, artinya aadalah melakukan kegiatan seperti lebih banyak berkarya, aktiv di berbagai organisasi, dan masih banyak kegiatan yang lainnya yang ia lakukan mulai dari ketika masuk masa remaja hingga masa remajanya berakhir, dengancatatan kegiatan-kegiatan yang ia lakukan tidak tumpang tindih yang dimaksud dengan tumpang tindih adalah contohnya seorang pelajar atau mahasiswa, aktiv di sebuah organisasi yang penting bisa memenej waktunya sekian jam untuk organisasi, sekian jam untuk belajar apabila ia adalah mahasiswa atau pelajar, dan sekian jam waktu untuk istirahat, membantu keluarga, dan ber cengkrama dengan keluarga maka remaja yang seperti ini akan memperoleh masadepan yang baik, dan pengalaman yang ia peroleh ketika masih remaja akan digunakannya ketika terjun di masyarakat kelak insya allah.
Mengisi masa remaja dengan lebih banyak introspeksi diri adalah lebih banyak berbenah diri untuk melakukan perubahan sikap dan tingkah laku apabila sikap dan tingkah laku yang ada pada diri kita ketika masa kanak-kanak adalah tingkah laku yang jelek maka ketika memasuki masa remaja akan dilakukan perubahan, dan apabila tingkah laku yang kita miliki adalah tingkah laku yang baik ketika kita masih kanak-kanak, maka ketika kita masuk masa remaja kita tentu harus meningkatkan menjadi lebih baik, dan mempertahankannya sampai kita kembali ke pangkuan Allah
Mengisi masa remaja dengan ber hura-hura artinya seorang remaja mengisi masa remajanya hanya untuk bersenang-senang, dan tidak memikirkan bagaimana kehidupannya dihari tua kelak. Remaja tersebut hanya mementingkan kesenangan yang ia miliki sekarang, padahal kesenangan yang ia nikmati adalah kenikmatan sesaat saja, maka apabila seorang remaja yang mengisi masa remajanya dengan lebih banyak ber hura-hura, maka masadepannya besar kemungkinan akan suram.
Perlu kita ketahui bahwa masadepan kita tergantung dari apa yang kita lakukan sekarang. Artinya apabila sekarang kita lebih banyak melakukan hal-hal yang bermanfaat, maka nanti kita akan memperoleh manfaatnya pula, tetapi apabila kita hanya lebihbanyak ber hura-hura sekarang, maka nanti masadepan kita akan hancur dan pastilah kita menyesal. Oleh karena itu marilah kita mulai dari sekarang untuk selalu memikirkan masa depan kita, dan marilah kita selalu belajar sejak dini agar masa depan kita kelak menjadi baik, dan kita akan dipandang baik oleh masyarakat ketika kita terjun di masyarakat. Penulis akan memberikaqn contoh-contoh misalkan apabila kedepan kita ingin menjadi seorang ulama, maka mulai dari sekarang kita harus berusaha meningkatkan ibadah kita kepada Allah, mulai dari sekarang kita sudah harus belajar ber da’wa baik da’wa bil lisan, bil yadi, dan da’wa bil qalbi.
Semisal kita ingin menjadi penulis, mulai dari sekarang maka kita harus sering-sering membuat tulisan tulisan apasaja. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa masa remaja akan menjadi indah apabila kita mengisinya dengan hal-hal yang indah, tetapi masa remaja akan penuh dengan kesedihan apabila kita hanya mengisinya dengan hal-hal yang akan ber dampak negative bagi kita sebagai remaja dan apabila kita lengah ketika kita masih remaja, maka kita akan susah dihari tua dan kita akan menyesal, dan perlu kita ketahui bahwa penyesalan selalu hadirnya belakangan tidak perna hadir dahulu.

Keteguhan hati adalah penopang untuk menghadapi tantangan Oleh:Sujono sa’id

Dengan izin Allah, maka sebuah pertanyaan saya(penulis) telah berhasil terjawab pada tanggal 1 Juli 2007, tepatnya pada pukul 11 siang ketika diumumkannya hasil ujian akhir nasional adalah hari syukur pribadi sebab saya telah lulus dan telah menyelesaikan study saya sebagai siswa SMP di SLB-A Yapti Makassar.
Maka berangkat dari itu, saya(penulis) teropsesi untuk lanjut di sekolah menengah umum (SMU) yang di dalamnya adalah mayoritas orang-orang awas maka pada tanggal 7 Juli 2006 saya(penulis) mendatangi SMU Negeri16 untuk mengambil formulir pendaftaran dan saat itu saya didampingi oleh seorang guru SLB-A Yapti yaitu Bapak Tomas sarwoko, maksudnya adalah untuk bertemu dengan Kepala sekolah SMU16 yang dalam pertemuan tersebut beliau akan memberikan penjelasan bahwa kaum tunanetra juga bisa bersekolah dengan orang-orang yang matanya sehat(orang awas) agar saya(penulis) tidak dipersulit oleh kepala sekolah dan panitia penerimaan siswa baru
Saya berangkat dengan menumpang motor milik Bapak Tomas sarwoko dengan hati yang dalam keadaan bertanya-tanya, setelah sampai di depan meja panitia pendaftaran sayapun mendapatkan pelayanan yang sama dengan siswa baru yang lain dan juga ikut antri di depan loket pendaftaran memang saya tidak terlihat seperti tunanetra sebab saya adalah Tunanetra yang masih diberi sisa-sisa penglihatan oleh Allah.
Saya dan Bapak Tomas sarwoko mengisi formulir pendaftaran tersebut ditengah-tengah kegiatan pengisian formulir pendaftaran terjadilah dialog antara saya(penulis) dan Bapak Tomas sarwoko yang isinya adalah bagaimana nasib saya ketika saya dikemudian hari jika saya akan mengikuti tes masuk dan baru ketahuan bahwa saya adalah seorang Tunanetra.
Sehingga beliau memberikan saran pada saya(penulis) agar saya bisa mendaftar juga di SMU negeri 6 yang merupakan tempat 3orang tunanetra pernah bersekolah, sesampainya saya di Asrama Yapti sayapun betemu dengan ibu saya dalam keadaan kecewa terhadap strategi yang dilakukan oleh Bapak Tomas sarwoko yang tidak membuka diri tentang keadaan saya sebagai seorang tunanetra.
Akhirnya saya(penulis) mengurungkan opsesi untuk melanjutkan perjuangan saya sebagai sebuah proses untuk masuk di SMU16 sebagai tunanetra pertama yang akan melakukan sebuah gebrakan baru teman-teman saya yang telah mengalami masa-masa yang demikian sangat marah melihat sikap saya yang terlalu cepat kecewa, bahkan salah satu tunanetra yang merupakan alumni dari SMU negeri6 meminta agar saya tidak memenuhi saran dari Bapak tomas Sarwoko.
Mereka lebih marah lagi ketika saya(penulis) beropsesi untuk bersekolah di SMU Datuk ribandang, sebab menurut mereka saya tidak mampu menghadapi tantangan dan tidak mempunyai keteguhan hati untuk menghadapi tantangan demi tantangan, akhirnya karena saya telah mengurungkan niat sya(penulis) untuk mendaftar di SMU16, maka saya mendapat saran agar mendaftar di SMU negeri 4 Makassar.
Maka keesokan harinya sehari pasca pendaftaran di SMU16 sayapun diantar ke SMUNegeri 4 untuk mengambil formulir pendaftaran, karena ketika saya(penulis)mendaftar di SMU Negeri 4 sudah hari terakhir maka saya langsung mengambil nomor tes, keberangkatan saya ke SMU Negeri 4 didampingi oleh salah seorang mitra sebut saja Marlina sesampainya kami di depan loket pendaftaran kamipun langsung mengambil formulir pendaftaran dan terjadilah dialog antara Marlina dan salah seorang panitia pendaftaran yang disaksikan oleh kedua telinga saya sendiri
Marlinapun mengatakan “sesungguhnya siswa yang saya dampingi untuk mendaftar adalah seorang tunanetra, dan kalau seandainya dia lulus kelak, dia akan belajar dengan menggunakan fasilitas yang ia miliki dan ketika ia mengikuti tes maka ia akan didampingi jadi apakah sekolah ini bersedia menerima seorang tunanetra?”.
Mendengar pertanyaan tersebut salah seorang panitia menjawab”bisa” sayapun mendengar jawaban tersebut dengan sedikit tenang akhirnya kamipun mengisi formulir pendaftaran.
Setelah kami melakukan pengisian formulir kamipun langsung mengembalikan formulir tersebut kepada panitia pengembalian formulir, sesampainya di sana Marlina pun kembali berdialog dengan panitia pengembalian formulir iapun kembali mengatakan bahwa siswa yang saya dampingi adalah seorang tunanetra kira-kira sekolah ini bersedia menerima tunanetra untuk mengikuti pendidikan sama dengan orang-orang yang normal?.
Panitia pengembalian formulir tersebut langsung menjawab”lebih baik menghadap kepada kepala sekolah”, akhirnya setelah saya(penulis) mendengar pernyataan tersebut, 3 hari pasca pendaftaran sayapun(penulis) langsung menghadap kepada Bapak Kepala SMU negeri 4 makassar yaitu Bapak Ibnu hajar saat itu saya didampingi oleh Kakanda Nurul hasana yang kebetulan menjabat sebagai ketua biro adfokasi dan pengkaderan Persatuan Tunanetra Indonesia wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Dalam pertemuan tersebut dibahaslah mulai bagaimana kaum tunanetra menjalani pendidikan hingga bagaimana teknis pelaksanaan tes masuk yang khusus dilaksanakan bagi kaum tunanetra yang akan berintegrasi dengan orang-orang awas, jadi hasil pertemuan antara saya(penulis), Kakanda Mnurul hasana, dan bapak Ibnu hajar selaku kepala SMU negeri4 adalah disepakati bahwa saya(penulis) bisa membawa pendamping dari luar tidak didampingi oleh panitia penerimaan siswa baru ketika mengikuti tes.
Dan beliaupun mengatakan bahwa hal-hal yang bersifat teknis akan diatur saat hari ha akhirnya pada saat mengikuti tes saya didampingi oleh salah seorang mitra dari Persatuan Tunanetra Indonesia wilayah Sulawesi selatan dan diawasi oleh salah seorang guru SMU negeri 4 yang telah diberi mandat oleh Kepala SMU negeri4 untuk itu.
Rabu tepatnya pada tanggal12-7-2006 pada pukul 9.00 sayapun mengikuti tes di ruangan dewan guru SMU negeri4 sayapun masuk ke ruangan dewan guru dibawah pengawalan Bapak kepala sekolah SMU negeri4 dan disambut oleh sekian banyak guru yang tergabung dalam kepanitiaan penerimaan siswa baru.
Beragam ekspresi yang tampak dari wajah mereka ketika saya bersama pendamping yang akan mendampingi saya(penulis) masuk kedalam ruangan dewan guru setelah kami sampai di dalam ruangan dewan guru satu persatu panitia datang dan berkerumun di sekitar kami ada diantara mereka terheran-heran, ada yang bertanya-tanya, dan ada pula yang bersikap biasa-biasa saja dan menyambut kami dengan baik.
Sebelum tes saya(mengisi biodata yang telah ada pada bagian lembar jawaban sambil kami mengisi biodata, kamipun sesekali diajak ngobrol oleh sebahagian panitia dan akhirnya ketika lonceng berbunyi pertanda bahwa tes akan dimulai soal demi soalpun dibacakan oleh salah seorang guru yang telah diberi mandat secara lisan oleh kepala sekolah SMU negeri4 dan pendamping yang mendampingi saya hanya melingkari opshen yang saya pilih diantara beberapa opshen, sementara tes berjalan, saya(penulis) dan juga pendamping yang mendampingi saya sesekali didatangi dan dikerumuni oleh sekian banyak guru yang terlibat dalam kepanitiaan tersebut.
Seusai saya mengikuti tes, sayapun menandatangani Apsensi peserta tes pada saat itu, saya langsung didatangi oleh salah seorang guru SMU Negeri4 yang sekarang telah menjadi wali kelas saya beliaupun sempat menyempatkan waktu barang 5 menit untuk ngobrol dengan saya(penulis) dan pendamping yang mendampingi saya.
Tepat pukul 11.00, tes penerimaan siswa barupun telah selesai, sayapun pulang dengan hati yang sedikit agak legah meskipun saya masih dijangkiti oleh rasa pesimis terhadap hasil tes saya kelak jadi seandainya saya tidak lulus tes di SMU Negeri4 maka sayapun akan mencoba untuk masuk ke SMU Muhammadiah7 Rappokalling sebagai pelajar Tunanetra yang pertama kalinya
Akhirnya tepat pada pukul 16.00, sayapun datang ke Sekretariat PC IRM Tallo yang merupakan tempat saya beraktifitas sebagai pengurus dalam organisasi tersebut, selain ingin melakukan aktifitas sebagai pengurus IRM Tallo, saya juga bermaksud ingin menggali informasi tentang prosedur untuk masuk ke SMU Muhammadiah7 Rappokalling, dalam kesempatan itu saya berbincang-bincang dengan Nur rahma yang merupakan salah seorang siswi di SMU tersebut yang juga merupakan rekan kerja saya di Ikatan remaja Muhammadiah isi perbincangan kami adalah mulai dari berapa uang muka saat masuk, uang komite setiap bulan, dan lain-lain.
Tetapi setelah 2 hari saya mengikuti tes, saya(penulis) memperoleh informasi tentang kelulusan saya melalui media cetak saya dan ibu saya sangat berbahagia dan sangat bersyukur kepada Allah sebab kelulusan yang saya raih adalah sebuah anugerah yang telah ia berikan.
Akhirnya saya dan ibu saya datang ke SMU Negeri4 untuk mendaftar ulang dan sayapun resmi menjadi siswa di sekolah tersebut setelah melalui beberapa proses mulai dari pengambilan formulir, wawancara, dan mengurusi kepentingan yang lain.
Setelah saya(penulis) bersekolah di sekolah tersebut saya selalu memperoleh perlakuan yang baik dan sama dengan mereka-mereka yang awas tetapi ketika saya baru berada di sekolah tersebut sayapun sangat minder terhadap teman-teman saya dan kakak-kakak kelas saya sebab saya(penulis) merasa tidak memiliki apa-apa yang disebabkan oleh keterbatasan saya dari segi penglihatan.
Tetapi karena saya sering didekati oleh kakak-kakak kelas saya dari kelas IPA1 hinggaIPA7 sayapun akhirnya memiliki keteguhan hati yang dengan keteguhan hati itulah saya mampu bertahan meskipun saya dalam keadaan bermasalah, pendek kata meskipun saya sudah berhadapan dengan berbagai tantangan sayapun masih memiliki keteguhan hati yang menjadi penopang bagi diri saya untuk tidak mudah menyerah.
Adapun masalah yang saya hadapi sebagai seorang tunanetra adalah seringnya teman-teman saya melontarkan ejekan-ejekan secara bertubi-tubi bahkan mereka selalu menganggap kehadiran saya di sekolah tersebut sebagai sampah pelajar, tetapi itu semua hanya berawal dari ketidak tahuan saja dan alhamdulillah, semua itu sedikit demi sedikit sudah terkikis, selama satu smester saya bersekolah di sekolah tersebut, terkadang teman-teman saya mencoba mematahkan semangat belajar saya dengan mengeluarkan statemen yang jelek dan menjual-jual nama guru tapi keteguhan hatilah yang menjadi modal saya untuk menghadapi mereka-mereka yang ingin mematahkan semangat saya

Hilangnya sebagian anggota tubuh bukan akhir dari segalanya Oleh: Sujono sa’id

Sebuah kebahagiaan terpancar dari wajah Ibu Sitti Khadija ketika beliau melahirkan anak pertamanya yang tak lain adalah penulis sendiri, sebab penulis dilahirkan dalam keadaan sehat, tetapi beberapa hari kemudian, beliau dikejutkan oleh sebuah penemuan yang ternyata harus mereka terima sebagai sebuah kenyataan pahit.
Kenyataan pahit yang dimaksud adalah hilangnya indera penglihatan yang ada pada diri saya, sejak itu beliau sebagai seorang ibu mulai melakukan usaha untuk mengembalikan indera penglihatan saya pada kondisi seperti sedia kala, akhirnya ketika saya sudah memasuki usia 7 bulan, dibawalah saya ke makassar untuk menjalani pengobatan, sehingga saat itu terjadi sebuah perubahan yang tadinya saya buta total, akhirnyasaya juga mengenali dunia yang merupakan tempat saya hidup dan berpijak.
Kegembiraan kedua orang tua saya dan sanak vamili terpancar dari raut wajah mereka, karena harapan mereka telah berhasil meskipun belum sepenuhnya, akhirnya ketika saya berusia 2 tahun, saya kembali menjalani operasi, ketika umur7 tahun sayapun kembali menjalani operasi dan operasi tersebut adalah operasi yang terakhir kalinya.
Namun apalah hendak dikata, saya ternyata sudah diusahakan untuk dapat melihat seperti teman-teman saya dikampung, tetapi kenyataannya harus lain, ibu saya sangat bersedih seolah tidak menerima takdir ilahi yang telah digariskan olehnya,terlebih dari ayah saya, yang setiap hari selalu marah-marah kerap kali melihat tampang saya.
Dibalik kesedihan yang menimpa ibu saya, beliau tetap memberikan kasih sayangnya kepada saya, bahkan beliau selalu berusaha untuk mencarikan jalan agar saya mau masuk sekolah luar biasa, setelah saya berumur 8 tahun tepatnya tahun 1997, tiba-tiba ayah saya harus di mutasi ke sebuah desa terpencil untuk mengemban sebuah amanah yaitu sebagai seorang kepala sekolah di sebuah SD, akhirnya sayapun harus pindah, karena sang ibu tercinta Ibu ST Khadijah juga harus turut mendampingi sang ayah di tempat tugasnya yang merupakan tempat terpencil, rela tak rela saya harus berpisah dari mereka, akhirnya sayapun berangkat ke bulukkumba untuk bersekolah.
Sesampainya saya di bulukkumba sayapun bersekolah selama 6 tahun, dan sayapun melanjutkan study di SLB-A Yapti Makassar tepatnya pada tanggal 21 Juli 2003. Selama saya bersekolah di SLB-A Yapti, sayapun akhirnya mengetahui banyak hal, selain saya mengikuti pendidikan secara formal, saya juga melakukan explorasi terhadap pengetahuan luar seperti kegiatan extra kurikuler meting English, Aktif ber organisasi, dan belajar menuangkan perasaan melalui goresan pena.
Menyikapi keadaan ibu saya yang tidak mau menerima kenyataan pahit yang harus saya alami sayapun harus bersedih, sebab sayapun merasa bahwa hilangnya indera penglihatan saya akan membuat saya kehilangan segalanya. Suatu waktu, saya kembali ke Kabupaten selayar yang merupakan tempat saya tumbuh dan menjalani kehidupan saat itu, saya memperlihatkan skil yang saya miliki dalam hal bermain gitar akuistik, sehingga saat itu, saya langsung menyaksikan respon ayah saya yaitu sebuah kekaguman yang di tunjukkan kepada saya sebab mereka tidak menyangka bahwa saya akan seperti ini, terlebih lagi ketika saya bercakap dengan seorang teman dengan ber bahasa ingris, saat itu juga beliau berbisik kepada ibu saya dengan ucapan “anakmu sudah bisa membentuk dirinya” sejak saat itu ayah sayapun mau menerima keberadaan saya. Sebagai the bline.
Setelah saya naik kelas tiga SMP, ternyata terjadi konflik tertutup antara orang tua saya dan saudara-saudaranya dari pihak ayah saya, dikarenakan sang ibu dari ayah saya terlalu pilih kasi terhadap anak-anak serta cucu-cucunya, saat itu saya telah merasa sangat kehilangan segalanya, bahkan saya merasa tidak memiliki siapa-siapadikarenakan oleh konflik tersebut, sebahagian sepupu saya dari ayah selalu sentimental terhadap tindakan saya.
Masih tercatat dan terekam dalam benak saya, saat-saat saya akan mengikuti ujian nasional, saya meminta agar tante saya meminta kesediaan anaknya untuk mendampingi saya ketika saya mengikuti ujian nasional, tetapi saya ternyata tidak mendapat respon positif, malah melainkan semuanya dilimpahkan kepada adik saya. Seandainya tidak ada teman-teman yang memiliki kesempurnaan dari segi indera fisual, maka sayapun tidak tahu apa yang akan terjadi, namun saya tetap menganggap bahwa saat itu saya merasa betul-betul kehilangan segalanya, bahkan saudara-saudara mereka menganggap ibu saya tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada anaknya padahal mereka tidak tahu.
Tetapi saya tidak menerima begitu saja apa yang menjadi sikap mereka, saya menjadikan rasa kehilangan akan segala-galanya yang dikarenakan oleh konflik internal keluarga ini menjadi sebuah cambuk yang memberikan motifasi kepada saya untuk lebih banyak berkarya, dan meyakinkan kepada diri saya bahwa saya masih mempunyai sesuatu yang dapat membantu saya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Sebuah sejarah yang juga amat menyedihkan lagi-lagi menyangkut konflik keluarga, tepatnya pada tanggal 14-juli-2006, saat itu saya sudah menammatkan sekolah saya di sebuah sekolah luar biasa yaitu SLB-A Yapti, tetapi saya ingin melanjutkan studi saya di sebuah sekolah negeri saat itu uang yang di bawa oleh ibu saya tidak cukup untuk biaya masuk, tetapi ibu saya ber fakir untuk meminta kesediaan dari seorang tante saya yang merupakan lawan konflik dari keluarga saya. Suatu sore, tepatnya pada hari jumat tanggal 14-juli-2006, saya dan ibu saya baru saja pulang dari SMU negeri yang merupakan tempat saya untuk melanjutkan studi, menyelesaikan administrasi, tetapi ternyata ada biaya yang harus saya lunasi saat itulah ibu saya berfikir, karena beliau merasa bahwa uang yang beliau bawa tidak mencukupi untuk memenuhi hal tersebut.
Akhirnya, kamipun pulang dari sekolah tersebut menuju asrama Yapti, sesampainya kami di asrama Yapti, sayapun langsung menelphon ke rumah Tante saya yang merupakan lawan konflik ibu saya saat pembicaraan kepada saya beliau katakan bahwa “nak! Suruh saja ibumu untuk datang ke rumah untuk mengambil uang yang akan ia pinjam” sesampainya ibu saya di rumah tante saya, beliaupun mengutarakan maksudnya mendengar penuturan dari ibu saya, sang tante langsung menjawab, saya tidak bisa meminjamkan uang karena anak dari ipar saya juga akan masuk polisi, mendengar jawaban dari sang tante, maka ibu saya hanya bisa menangis bahkan saat itu beliau rela untuk menjual perhiasan yang ia miliki di sebuah tokoh perhiasan.
Tetapi, ternyata setelah suami dari sang tante, melihat ibu saya menangis, beliaupun langsung mengatakan bahwa pinjamkanlah! Uang yang kamu miliki, akhirnya sang tante meminjamkan uang yang ia miliki kepada ibu saya. Ke esokan harinya, saya dan ibu saya kembali ke sekolah yang merupakan tempat saya akan melanjutkan studi untuk menyelesaikan hal-hal yang tertunda, mendengar sikap dan perlakuan sang tante dari pihak ayah saya, maka tante yang merupakan saudara dari Ibu sayapun melakukan sebuah tindakan, beliau meminjamkan uangnya untuk mengembalikan uang yang dipinjamkan oleh ibu saya, saat itu, saya kembali sadar bahwa saya belum kehilangan segalanya, meskipun saya memiliki kekurangan dari segi fisik(mata).
Ketika saya sudah bersekolah di SMU negeri 4 Makassar, saya tidak pernah memperoleh kesulitan atau dalam bahasa ingris dikenal dengan istilah difficult problem, tetapi meskipun demikian, saya juga pernah memperoleh sebuah cobaan yang awalnya saya merasa itu adalah sebuah kesulitan, tetapi karena mungkin saya masih mencoba untuk bersabar, sehingga cobaan tersebut berubah menjadi sebuah kebahagiaan.
Saat itu adalah jadwal untuk pelajaran Teknologi informasi dan komuni kasi(TIK), saat itu guru computer hanya menuliskan materi pelajaran di papantulis, sehingga saya harus bersabar, tetapi saya merasa bahwa saya tidak akan memperoleh catatan dari guru tersebut jika saya tidak meminta salah satu dari teman saya untuk membacakan materi yang di tuliskan di papan tulis Saat itu memang ada beberapa teman laki-laki yang mau membantu saya untuk membacakan materi di papan tulis namun tidak selesai sampai habis, mereka hanya membacakan saya satu sampai lima baris.
Setelah satu-satu di antara mereka membacakan saya satu sampai lima baris, merekapun langsung meninggalkan dan mengacukan saya tetapi ada seorang teman saya yang secara tulus dan ikhlas membantu saya untuk membacakan materi yang tertulis di wite board Aulia Susanti, dia adalah sosok wanita yang merupakan teman kelas saya yang perhatian dan perlakuan serta keperibadiannya telah terfisualisasikan dalam benak saya, dialah yang membantu saya untuk membacakan materi computer saat itu yang tertulis di atas sebuah papan tulis berwarna putih atau dalam bahasa ingris dikenal dengan nama wite board. Namun, perhatiannya tidak berhenti sampai disini tapi berkelanjutan.
Kelanjutan dari sebuah episode tentang perjalanan persahabatan antara saya dan Aulia yang berawal di Lab Komputer ternyata berlanjut di dalam kelas, dan akhirnya dia lebih perhatian kepada saya sebab setiap pengurusan dokumen dalam kelas, ia selalu mempermudah saya untuk menyelesaikannya, dia juga selalu ikhlas dan tulus memberikan informasi yang saya butuhkan untuk kelancaran aktifitas saya sebagai siswa.
Sayapun sudah sempat mengecewakan Aulia sebab ia pernah mengajak saya untuk mengikuti inglish meting tetapi saya menolaknya tetapi akhirnya pada saat saya akan duduk di kelas dua, saya ternyata harus pindah dari SMU 4 ke SMU Datuk ribandang karena saya merasa kesulitan dari segi akses transport tasi, tetapi kenangan bersama Aulia tetap terbayang di benak saya bahkan ketika saya mengikuti meting English yang diadakan oleh BEC (Bamper English club) saya selalu terbayang seolah-olah saya bercakap dengan Aulia, khususnya ketika saya menyampaikan welcome spic dan clowsing spic setiap meting diadakan.
Keberadaan saya di SMU Datukribandang tidak membuat saya melupakan Aulia yang telah menjadi seorang beautiful inspirator yang telah memberikan banyak motifasi kepada saya khususnya dalam hal belajar Bahasa Ingris, sehingga alhamdulillah, saya sudah sedikit demi sedikit telah berhasil untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa inggris, bahkan saya sudah pernah sekali menjadi penanggap dalam sebuah forum diskusi berbahasa inggris yang diadakan oleh TVRI makassar yaitu English corner.
Akhirnya tanggal 28- Juni-2008, adalah hari yang sangat bersejarah, karena pada hari itu saya telah mengakhiri kehidupan saya di kelas 2 SMU, hari itu saya datang ke sekolah tepat pada pukul 8.00 pagi, sesampainya saya di sekolah, saya bertemu dengan teman-teman saya di depan kelas yang sudah dalam keadaan berdebar-debar karena memperoleh sebuah pertanyaan yang belum terjawab yaitu antara naik kelas dan tinggal kelas. Namun ketika Bapak DRS. Dappan AH,masuk ke ruangan guru, seluruh siswapun mengikuti beliau, tetapi saat itu saya langsung dikawal oleh Pak Dappan
Saat Pak Dappan mengawal saya dari depan kelas menuju ke ruang guru, teman-teman saya dari kelas lain menyaksikan dari jauh, akhirnya tibalah saya di ruang guru, akhirnya setelah saya harus menunggu lebih lama, saya akhirnya menerima Raport, setelah menerima Raport dari Pak Dappan, selaku wali kelas, saya langsung meminta teman saya untuk membacakan isi dari raport yang merupakan hasil belajar selama 1 tahun dengan kondisi hati yang berdebar-debar, raport pun perlahan dibuka.
Setelah saya mendengarkan hasil belajar yang tertera dalam Raport yang telah diberikan oleh Pak Dappan, sayapun sangat bersyukur kepada Allah karena saya naik ke kelas 3 dengan nilai yang alhamdulillah sangat memuaskan, sejak selesainya saya mengambil raport di sekolah sampai di asrama Yapti kegembiraan tersebut terpancar di raut wajah saya, teman-teman sayapun di asrama Yapti menyambut saya dengan penuh kegembiraan ketika saya datang ke asrama Yapti dengan menenteng buku raport.
Sebagai wujud kegembiraan saya terhadap keadaan ini, sayapun akhirnya mengirimkan SMS kepada orang tua, Tante, seluruh keluarga serta kerabat dekat yang senantiasa membantu saya dalam proses belajar mengajar di sekolah, setelah satu jam saya berada di asrama Yapti pada hari itu, tiba-tiba HP saya berdering setelah saya angkat, ternyata yang menelpon adalah seorang tante yang senantiasa peduli terhadap saya dan selalu mendukung saya setiap kali melakukan tindakan, isi pembicaraan antara saya dengan sang tante pia telephon yaitu konfirmasi dari sang tante sebagai follow up dari informasi yang saya sebarkan melalui SMS kepadanya yang di respon dengan ucapan selamat atas prestasi yang saya raih serta ajakan untuk berlibur di Kabupaten Selayar yang merupakan kampung halaman saya tetapi saat itu saya lagi tidak bisa memenuhi ajakan beliau karena saat itu saya sedang mengikuti pelatihan public speaking.
Tanggal 14-Juli-2008, adalah hari pertama saya untuk menduduki kelas baru. Saat itu, jam di HP saya sudah menunjukkan pukul 5.00 subhu, azan di Mushallah Tarbiatul ittihadul ummah sudah berkumandang, sayapun terbangun dari tidur saya kemudian menjawab panggilan azan yang telah berkumandang di mushallah tersebut, ketika saya berdialog dengan Allah saat subhu dan setiap waktu shalat yang lain bahkan diluar waktu shalatpun, saya selalu meminta agar Allah selalu memberikan jalan yang lurus.
Setelah saya melaksanakan panggilan ilahi, sayapun bersiap-siap untuk menyongsong harapan baru di ruangan kelas 3, setelah jam di HP saya sudah menunjukkan pukul 7.00, sayapun sudah berada di sekolah sesampainya saya di kompleks perguruan Islam Datuk ribandang, sayapun melangkahkan kaki ke sebuah ruangan kelas baru yaitu kelas 3-IPS2 SMU Datukribandang, sesampainya saya di dalam ruangkelas tersebut, saya tak lupa mengucap syukur kepada Allah, sebab saya tidak menyangka kalau saya sudah tiga tahun bersekolah di tempat tersebut, tetapi sayapun sangat bersedih karena saya tidak mengetahui apa yang akan terjadi ketika saya akan tammat apakah saya akan mengakhiri hidup saya di SMU Datukribandang dalam keadaan happy ending atau dalam keadaan sad ending, namun jawaban tersebut akan muncul ketika saya menjalaninya satu tahun kemudian atau setelah ujian akhir selesai.
Sejak itu, saya merasa bahwa hari ini saya telah menemukan sesuatu yang telah lama hilang dan sangat sering saya keluhkan setiap waktu, dan setiap hari, saya sejak hari itu sampai tulisan ini selesai merasa bahwa saya adalah Jono bukan Jono-Jonoan, dari Jono yang suka patah semangat berubah menjadi jono yang terlihat happy, sebab prinsip yang saya pegang dalam kehidupan saya adalah “happy is verry importen for our life”. Hal yang menyadarkan saya bahwa saya belum kehilangan apa-apa, adalah kemampuan bermain musik, kemampuan berbahasa inggris, kemampuan menulis, serta ketulusan dari teman-teman saya yang tergabung dalam Barisan Mitra pertuni dan Persatuan Tunanetra Indonesia, serta seluruh Binaan Yayasan pembinaan Tunanetra Indonesia.
Saya sangat bersyukur kepada Allah sebab meskipun saya adalah manusia yang telah ia takdirkan menjadi manusia yang kurang dari segi penglihatan, namun saya sangat berterima kasih kepadanya sebab ia telah menuntun saya untuk berjalan kea rah yang ia kehendaki melalui perantara dari makhluk yang telah ia ciptakan di permukaan bumi ini.
Ucapan terima kasi saya haturkan kepada Ibu saya yang telah membesarkan saya hingga saya berhasil menjadi seorang penulis pemula, ibu saya juga adalah seorang perempuan yang telah banyak berjasa dan telah berkorban serta tak kenal lela, ibu saya adalah seorang perempuan yang bijak sana dalam menyelesaikan sebuah perkara yang dicoba diselesaikan dalam sebuah musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman binaan Yapti yang telah membantu saya ketika saya dalam keadaan terhimpit, dan mau berbagi kebahagian dengan saya serta mengajarkan kepada saya akan pentingnya sebuah solidaritas, ucapan terima kasi kepada Kakanda Hamzah yang telah banyak memberikan kepada saya nasihat tentang menata sikap terhadap kehidupan yang kian hari kian keras di permukaan bumi ini.
Begitupun kepada teman-teman Barisan Mitra pertuni 12, yang telah banyak membantu saya dalam berbagai hal mulai dari hal pendampingan, membantu teman-teman tunanetra untuk meng akses informasi, sampai perjuangan untuk penyadaran kepada masyarakat agar tidak berbuat diskriminatif kepada teman-teman penyandang cacat pada umumnya dan kepada teman-teman tunanetra secara khusus.
Terima kasih saya haturkan kepada Kakanda Mustakim zul kifli yang telah banyak memperluas cara pandang saya yang selama ini telah dipersempit oleh kemalasan saya untuk melakukan sebuah explorasi lebih dalam, kepada kanda Ahmat yang merupakan salah seorang anggota komunitas blogger makassar yang telah banyak membantu saya untuk membuat media penyaluran karya yang telah saya buat.
Kepada Kanda Muhammad Nursyam yang telah mencoba untuk memperjuangkan agar saya memperoleh kesempatan mempublikasikan karya saya pada salah satu Koran ternama yang bertempat di gedung Graha pena Makassar, meskipun tulisan tersebut tidak layak untuk di muat, namun usaha beliau sangat berharga bagi saya selaku penulis.
Kepada M. Tegu saputra, yang telah aktif membantu saya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang saya emban sebagai seorang pelajar yang ber sekolah di SMU regular atau dikenal dengan sekolah integrasi, terima kasih taklupa pula saya haturkan kepada Eprilia eka saputri(Evi) yang telah banyak berkonsultasi dengan saya tentang masalah-masalah yang harus diselesaikan secara arif dan tidak dengan jalan kekerasan.
Ucapan terima kasih taklupa pula saya haturkan kepada saudari Megawati yang telah bersedia untuk mengorbitkan saya menjadi penulis pada Majalah Pebi(Pena biru) sebuah majalah khusus bagi para pelajar SMU,SMP dan para mahasiswa yang sedang menjalani studi pada berbagai universitas, namun saya hanya bisa mengirimkan doa kepada Allah agar teman-teman yang selalu membantu saya tetap memperoleh kekuatan dan memperoleh balasan yang setimpal atas perbuatan mereka dan sayapun sangat bersyukur kepada Allah sebab saya telah berhasil menemukan kembali jati diri saya.

Jangan pisahkan ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan lain Oleh:Sujono sa’id

Ajaran Islam adalah suatu petunjuk yang betul-betul bersumber dari Tuhan yang telah menciptakan kita di permukaan bumi ini dan ajaran islam tidak boleh dipisahkan dengan ilmu pengetahuan lain sebab islam dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Bukankah kita sebagai ummat Islam yang tentu sebagai hamba Allah telah mengetahui bahwa salah satu sifat Allah adalah maha mengetahui?, penulis sendiri telah mengetahui bahwa Allah mempunyai 99 sifat diantaranya adalah maha mengetahui(alim).
Sebuah bukti kongkrit yang telah terpampang di depan mata kita tentang luasnya pengetahuan Allah adalah ajaran agama yang ia turunkan yakni agama Islam, yang wadah pengajarannya adalah al-quran dan Hadis ternyata berkaitan erat dengan Ilmu pengetahuan lain seperti Fisika, Biologi, Geografi, yang ketiganya diklasifikasikan dalam kelompok Ilmu pengetahuan alam(Ipa).
Ditambah lagi dengan ilmu-ilmu lain seperti Sosiologi, Sejarah, Ekonomi, Hukum, dan kewarga negaraan. yang diklasifikasikan dalam kelompok Ilmu pengetahuan social(IPS). Kaitan antara Agama dan biologi adalah tentang asal usul kejadian manusia, pernahkah anda mendengar sebuah kasus seperti manusia kembar buaya?.
Memang jika kita melirik kembali kitab suci al-quran, tak satupun ayat yang menjelaskan tentang kejadian seorang manusia yang kemudian berubah menjadi seekor buaya, yang dalam ajaran agama kita sendiri dikenal dengan istilah Tahayul. Hal ini dibenarkan oleh salah seorang Ustas yang juga berprofesi sebagai dokter sebut saja Ustas Dokter Nur bahri nur.
Pembenaran beliau ditinjau dari dua hal yaitu ajaran agama dan ilmu kedokteran yang ia tekuni tak satupun yang membenarkan tentang adanya peristiwa manusia yang kembar buaya, jika kita meninjau kembali sejarah Nabi Adam AS beliau diciptakan sebagai manusia dari tanah. Sedangkan menurut penuturan Ustas Dokter Nur bahri nur ketika dihubungi pia telephon oleh pengasuh acara Pagi indah Radio Telstar yang pada saat itu masih dibawah asuhan Almarhum Sam sofian.
Beliau mengatakan bahwa dalam tubuh manusia ada sebuah komponen yang disebut dengan DNA dan DNA manusia tidak sama dengan DNA yang ada pada binatang seperti buaya sehingga wajarlah jika isu-isu seperti itu tidak mudah diterima oleh ummat Islam yang sudah hidup di zaman modern seperti sekarang ini, sebab jangankan dalam ajaran Islam, dalam ilmu medispun tidak dibenarkan.
Tetapi meskipun kita tidak mungkin menerima dengan akal sehat kejadian-kejadian yang seperti ini tetapi kita telah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa mengembalikan kepada Allah sebab jika Allah yang mempunyai kehendak pastilah segala sesuatunya dapat terjadi.
Kaitan antara ajaran agama kita dengan Fisika adalah terciptanya mata dengan alat optic alami yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan penglihatan yang lebih ngetren dengan istilah fisual meskipun penggunaan mata sebagai alat optic alami sangat terbatas sehingga kita masih membutuhkan alat optic buatan.

Kaitan antara agama dengan Geografi, adalah adanya gejala-gejala alam seperti terjadinya gempa mulai dari yang berskala kecil sampai dengan gempa yang berskala besar yang menelan ribuan korban jiwa.
Jika kita meninjau ajaran agama bencana terjadi sebab memang itulah ketentuan Allah yang harus kita terima dengan lapang dada, sedangkan gejala-gejala alam yang telah dijelaskan dalam ilmu geografi hanya sebagai asbab terjadinya bencana yang telah Allah turunkan.
Kaitan antara agama dan sosiologi adalah tentang banyaknya masyarakat yang tidak bermoral sehingga banyak pula orang-orang yang menganut sebuah penyakit masyarakat yang disebut dengan istilah Patologi social atau jika di sederhanakan bisa berarti penyakit masyarakat, yang dimaksud dengan penyakit masyarakat adalah perilaku yang menyimpang.
Salah satu penyakit masyarakat yang marak adalah Kampanye besar-besaran tentang penggunaan kondom yang bisa saja mengakibatkan masyarakat melakukan hubungan badan sebelum menikah yang sekarang lebih ngetren disebut dengan istilah free seks.
Apa yang menyebabkan masyarakat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang telah berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari? Sebab kurangnya pengetahuan mereka tentang keislaman, selain dari kurangnya pengetahuan juga disebabkan oleh tidak adanya iman yang terpatri dalam hati mereka sehingga terjadilah apa yang disebut dengan istilah perilaku yang menyimpang.
Kaitan antara sejarah dengan agama sejarah adalah sebuah peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau, sehingga dalam agama kitapun tentu harus memperdalam ilmu tentang sejarah sebab dalam agama kita kita akan mempelajari sejarah dari nabi Muhammad, sejarah tentang masuknya Islam ke berbagai Negara dengan berbagai metode yang juga disertai dengan perjuangan dan pengorbanan.
Kaitan antara agama dengan Hukum, di Indonesia, hukum diatur oleh undang-undang yang merupakan produk dari manusia sendiri, sedangkan dalam agama kita hukum telah diatur baik dalam Al-quran dan hadis sahi seperti jika kita tidak pernah menjalankan shalat maka kita akan memasuki sebuah tempat yaitu neraka.
Undang-undang yang dibuat oleh aparat penegak hukum yang ada di Negara kita tentu tidak akan terlepas dari ajaran agama Islam dan setiap pelanggar yang secarasah dan meyakinkan bahwa telah merupakan sebuah perilaku menyimpang akan mendapat hukuman yang berat.
Agama juga sangat berkaitan dengan PPKN sebab dalam ajaran agama kita telah diatur hukum-hukum yang sesuai dengan kuran dan hadis, dalam PPKN kita diajarkan bagaimana memelihara sikap tenggang rasa yang juga diajarkan dalam agama kita, dalam PPKN kita diajarkan tentang tatakrama dalam bergaul, bertemu dengan sesama manusia, adab bertamu juga telah diatur dalam agama kita.
Dalam ajaran agama kita telah diatur tatakrama ketika kita bertemu dengan sesama manusia diberbagai tempat, aturan ini bersumber dari Hadis Rasulullah yang terdapat dalam Kitab yang membahas tentang adab. Contohnya dalam kitab adab telah dijelaskan tentang hak-hak sesama muslim dan muslim yang lain, sedangkan dalam PPKN juga telah diatur hak-hak manusia sebagai warga Negara untuk memperoleh perlakuan sama di mata hukum hak-hak manusia dalam PPKN telah diatur dalam undang-undang.
Berdasarkan pemaparan penulis mulai dari awal hingga akhir dari tulisan ini, maka penulis hanya mampu menitipkan sebua harapan bahwa seimbangkanlah pengetahuan agama dengan pengetahuan lain sebab agama tidak dapat dipisahkan dengan pengetahuan lain.
Contohnya seseorang yang belajar bahasa Ingris janganlupa juga mempelajari al-quran, dan begitupun sebaliknya sehingga cakrawala berfikir kita semakin meluas, sebab dengan belajar agama kita tidak salah langka dalam menekuni pengetahuan yang lain.
Dengan agama dan ilmu pengetahuan lain kita akan menjadi orang yang berakhlak tetapi tanpa pengetahuan agama kita tidak akan menjadi orang-orang yang berakhlak bagaimanapun kecerdasan yang kita miliki tetapi tidak didasari dengan keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa maka kita akan termasuk orang- orang yang merugi
Mengapa kita akan termasuk dalam kategori orang-orang yang merugi sebab jika hanya pengetahuan agama yang kita ketahui maka kita akan lebih banyak membuat berbagai mafcam kekeliruan.
Sebuah gambaran kongkrit yang penulis coba berikan semisal ada seorang anak yang mengetahui bahasa arab, kemudian bertemu dengan seorang anak yang menguasai bahasa ingris pada suatu hari mereka berada di suatu tempat terjadilah percakapan diantara mereka anak yang menguasai bahasa arab langsung mengatakan bahwa bahasa ingris adalah bahasa yang tidak boleh dipelajari sebab bahasa ingris adalah bahasa yang tidak akan digunakan ketika kita telah bertemu dengan Malaikat Mungkar wanakir.
Tetapi orang yang kebetulan menguasai bahasa ingris yang juga adalah seorang aktifis da’wah mengatakan bahwa bahasa ingris adalah bahasa internasional yang digunakan di berbagai Negara sehingga sangatlah perlu kita pelajari sebab bagaimana jika anda ingin berda’wah di Negara seperti Australia, Norwegia, dan swedia yang penduduknya tidak menguasai bahasa arab tetapi hanya menguasai bahasa ingris, pastilah da’wah anda tidaklah diterima.
Mengapa sebab da’wah bisa diterima jika disampaikan dengan bahasa yang kita ketahui dan mereka juga mengetahuinya sehingga terjadilah saling menyalahkan diantara mereka dengan mempertahankan pendapat masing-masing dan terjadilah perkelahian diantara mereka.
Sehingga untuk meluruskan paradikma yang amat keliru ini, marilah kita mencoba membuka firman Allah dalam al-quran yang menerangkan bahwa orang yang berilmu derajatnya akan diangkat oleh Allah.
Maksud ayat ini adalah seseorang harus mempunyai ilmu agama dan harus mempelajari ilmu lain yang berkaitan dengan ilmu agama terkecuali ilmu hitam gambaran yang lebih kongkrit adalah kita sebagai orang islam harus menguasai bahasa arab agar kita mampu mengetahui apa keinginan Allah dalam al-quran dan apa keinginan nabi dalam hadis sahi.
Mengapa terjadi perdebatan tentang tatacara beribadah? Sebab ada beberapa factoryang menyebabkan terjadinya hal yang demikian antara lain ketidak tahuan mereka tentang bahasa arab sehingga mereka melakukan penafsiran terhadap al-quran dengan hadis semau gue.



Marilah kita menyimak sebuah hadis rasulullah yang berbunyi tuntutlah duniamu dengan ilmu, tuntutlah akhiratmu dengan ilmu, serta tuntutlah keduanya dengan ilmu. Maksudnya adalah marilah kita menuntut ilmu agama tetapi ilmu pengetahuan lain tidakboleh terpisahkan dengan ilmu pengetahuan agama sebab agama dan ilmu lain saling berkaitan erat.
Sebuah pesan dari penulis kepada siapa saja yang membaca tulisan ini agar ilmu yang kita miliki harus kita amalkan sebab ilmu tanpa pengamalan ibarat nasi tanpa sayur dan laukpauk. Jadilah kita sebagai manusia yang berilmu dengan mencontoh padi semakin berisi semakin merunduk begitujuga dengan orang berilmu makin berilmu makin merendahkan diri, bukan menyombongkan diri, semoga kita selalu dalam lindungan Allah.