Minggu, 26 Juli 2009

Temukan titik terang

Oleh:Sujono sa’id

Alhamdulillah, semalam saya telah bertatap muka dengan mama saya. Apa yang menjadi hasil dari pembicaraan saya semalam, telah menjadi titik terang dan tentu keputusan yang telah dibawa oleh mama saya adalah hasil dari musyawarah dengan ayah saya, tante saya, dan lain-lain sebagainya. Pertemuan yang berlangsung di ruangan higher education Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia semalam telah memperoleh beberapa butir kesepakatan dan sebelumnya juga kembali terjadi perdebatan yang a lot.
Agenda yang sempat dibicarakan adalah mengenai mengapa saya tidak dibiarkan kuliah di unismu karena menurut adik saya, ongkos mobil terlalu mahal, dan harus 3 kali naik mobil. Setelah itu, saya angkat bicara dan tidak menyetujui apa yang sempat menjadi alas an dari adik saya. Setelah itu saya memberikan pandangan bahwa apa yang dikatakan itu sangatlah salah karena saya mendeskripsikan fakta bahwa kalau saya naik mobil ke kampus unismu kan lewat jalanan ke mallengkerikan jadi saya dari Yapti hanya dua kali pete-pete, karena saya dari Yapti ke masjid raya kemudian ambil mobil pete-pete jurusan Mallengkeri. Setelah itu, barulah mereka paham akan penjelasan saya.
Ternyata muncul lagi masalah baru, masalahnya papa saya, tante saya, dan beberapa om saya tidak menghendaki kalau saya ke unismu ngga’tau apa alasannya, tetapi karena saya masih menghargai mama, yang juga ingin menghargai papa, sebagai suaminya, dan om saya sebagai bagian dari rumpun keluarga, maka saya mengambil keputusan ini meskipun saya tahu kalau teman-teman saya dari korps pertuni akan tidak terlalu setuju dengan langkah ini, tetapi saya rasa inilah resiko yang harus saya hadapi.
Ada juga masalah lain yang sempat di angkat seperti labtob, sekarang adik saya sudah dibelikan dan saya juga bisa pakai labtop tersebut untuk mengerjakan tugas saya dan tinggal di instali jaws sebagai program yang akan mendukung kegiatan saya, selain itu skenner juga telah di siapkan sehingga, saya sudah dapat mengerjakan tugas-tugas saya tanpa harus ke Yapti untuk mengerjakannya, tetapi kalau mau informasi di internet, maka saya baru ke Yapti lagi atau kalau saya mau jalan-jalan saja barang kali.
Selain alas an aksesibilitas, saya juga tidak di izinkan untuk tinggal di Yapti lagi karena papa saya tidak akan mengizinkan saya kuliah kalau saya tidak mtinggal di rumah yang sudah ada di Daya mangga tiga. Saya sebenarnya sudah siap-siap untuk tidak kuliah, tetapi adik saya malah takut kalau suatu masa saya dituntut oleh papa saya dan saya malah menyalahkan papa saya jadi saya disuruh untuk kuliah saja tahun ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih satu jam, juga membahas tentang usaha agar saya mampu untuk melihat kembali dengan menggunakan kacamata, tetapi saya sudah berkeras, dan sudah bicara baik-baik untuk menolak secara halus, dan hamper-hampir lagi saya marah dibuatnya, tetapi saya merasa bahwa hal ini tidak boleh di selesaikan secara emosional, jadi saya mencoba untuk bertutur yang baik dengan konsideran saya sesuai dengan kemampuan saya. Dan al-hamdulillah berhasil.
Intinya, pertemuan di higher education room Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia, adalah hal yang sangat berkesan meskipun terkesan sangat a lot. Pertemuan tersebut berakhir dengan kata-kata perpisahan dan meminta maaf yang dimulai dari saya yang kemudian saya memperoleh tanggapan balik dari mama saya. Intinya, pertemuan semalam sangatlah berkesan. Saya juga sangat berterima kasih kepada tante saya yang sudah mau ambil bagian dalam mengurusi perkuliahan. Artinya mereka punya awayr.

Tidak ada komentar: