Jumat, 10 Juli 2009

HARI TERAKHIR BELAJAR DI SMESTER SATU

Oleh:Sujono sa’id

Biasanya setiap smester di sekolahan apakah itu smester satu, dan dua diakhiri dengan penyerahan laporan evaluasi belajar selama Satu smester atau dikenal dengan istilah Raport. Dari raport ini, kita dapat mengetahui sejauh mana prestasi belajar kita, yang diukur dari nilai tugas setiap mata pelajaran yang juga dilihat dari intensitas kehadiran, tingkah laku, serta nilai dari setiap guru mata pelajaran yang diberikan.

Dari sinilah kita mengetahui bagaimana tingkat prestasi yang selama ini kita miliki, jika nilai yang kita miliki hanya nilai standar saja yang selalu tercantum di raport, maka kita berarti termasuk orang yang gagal. Misalnya ketika nilai standar adalah 65, jika nilai kita sejak smester satu di kelas satu sampai dengan smester satu di kelas tiga, itu berarti kita termasuk orang yang belum belajar maksimal dan bersungguh-sungguh.

Seperti itulah diri kita dan termasuk saya(penulis) di dalamnya, tapi pada hari ini Rabu 31 Desember 2008, tepatnya pada pukul 8.00 saya tiba di sekolah untuk menerima laporan hasil evaluasi belajar selama 1 smester di sekolah tersebut. Sesampainya di sana, saya ternyata harus menunggu, karena menurut keterangan dari beberapa teman bahwa wali kelas saya akan terlambat tiba di sekolah, sehingga saya dan teman-teman harus menunggu selama dua jam, di sela-sela penantian saya, saya mengirimkan SMS kepada teman saya yaitu Evi dan Magfira, SMS yang saya kirim lagi lagi menggunakan 2 bahasa Yaitu inggris dan Indonesia. SMS berbahasa Inggris saya kirim kepada Magfira sedangkan SMS yang berbahasa Indonesia saya kirim kepada Evi dan ternyata di respon.

Setelah Dua jam menunggu, wali kelas sayapun datang dan membagikan laporan hasil belajar sementara kepada setiap siswa karena banyak nilai yang belum tuntas. Sejak mendengar statemen dari wali kelas saya perihal tersebut, saya akhirnya dekdekan, bahkan dalam hati saya bertanya-tanya apakah saya juga termasuk orang yang memiliki nilai yang tidak tuntas?, setelah nama saya dipanggil, ternyata nilai saya tuntas semua.

Setelah laporan hasil belajar dibagikan, sayapun akhirnya kembali ke asrama Yapti dengan hati yang tidak pernah berhenti untuk mengucapkan syukur kepada Allah, karena di akhir tahun 2008 ini, dan di akhir period ke siswaan saya telah membuat sesuatu yang berhasil memuaskan diri saya mulai dari nilai standar yaitu 60, 65, sampai dengan skor 80 sudah saya miliki, berarti semakin tahun semakin terjadi peningkatan.

Tetapi kalau saya kadang-kadang berfikir, saya adalah orang yang bodoh, ya mungkin di satu sisi saya dianggap pintar oleh teman-teman saya, tetapi ternyata saya tidak menduga-duga kalau saya akan memperoleh hasil belajar yang memuaskan ini. Tetapi saya ternyata masih harus mempertahankan prestasi sampai ke bangku kuliah.

Meskipun demikian, saya tidak akan melupakan kejadian yang menimpa saya di SMU negeri 4 Makassar, sejak smestersatu saya telah memperoleh aura-aura tinggal kelas, karena ditakutkan saya akan memperoleh hambatan di kelas dua, dan ternyata pada saat rapat dewan guru SMA negeri 4 Makassar, wali kelas saya mempertahankan saya agar naik kelas dengan harapan agar saya akan lebih baik lagi, dan ternyata harapan beliau telah terpenuhi, sejarah tersebut, telah saya jadikan sebagai sebuah cerminan untuk lebih maju dan menjadi siswa yang produktif bukan siswa yang kurang ajar. Dari sejarah tersebut, saya dapat menyadari bahwa kita harus memiliki future oriented atau oreientasi ke depan seperti istilah yang sering diungkapkan oleh senior saya kakanda Makmurkam saat meenjadi moderator pada acara dialog tahun baru islam di panti guna Yapti.

Tidak ada komentar: