Oleh:Sujono sa’id
Malam ini tepatnya tanggal 11-6-2009, saya sedang berada di depan computer tetapi saya nggak tahu mau nulis apa karena reverensinya lagi kurang, sekarang ini saya lebih banyak ngambil reverensi di internet, karena di sana kita tahu sebagai leding source and knowledge depelophment bagi masyarakat hari ini di tengah masyarakat.
Selain itu, saya juga nggak bisa nulis kayaknyasih saya lagi kurang ide karena maklumlah saya adalah kelas 3 yang lagi nunggu pengumuman yang akan tiba pada hari sabtu tanggal 13-6-2009. Itulah yang membuat saya tidak tahu mau nulis apa. Dari pada saya nggak nulis, lebih baik saya nulis aja yang penting jadilah bagus tidaknya perkara nanti ajalah karena sekecil apapun ide yang kita tuliskan pasti bermanfaat.
Sudahlah kurang reverensi, internet bermasalah, dan lain sebagainya yang menggerogoti fikirn saya, saya tetap mau nyoba nulis, karena nulis bagi saya adalah ajang buat latihan, siapa tahu saya jadi makhluk yang terkenal karena tulisannya kan udah sangat luar biasa banget ya. Dari pada saya nelephon cewek yang nggak pernah aku temuin, mendingan nulis baguslah itu kan nggak ngerugiin saya dan yang lainnya.
Enak jugaya curhat lewat tulisan, nggak jauh beda dengan chetting pake yahoo messenger, facebook, friendster, dan media jejaring social network lainnya, pokoknya curhat lewat tulisan seru deh karena kita mau bilang apa aja boleh. Itulah gunanya setiap situs punya mailis atau dikenal dengan singkatan mailing list, sehingga kita boleh nyampain opini, sapaan, dan pesan kita lewat tulisan dan lewat milis juga kita mempunyai kesempatan buat ngerangkai kata-kata menjadi sebuah pesan atau yang lain.
Kalau ngomongin masalah ini, saya teringat akan sebuah cerita yang berjudul ketika cinta bertasbih, di dalamnya ada tokoh utama namanya khairul azzam dan adiknya Ayatul husna. Selama khairul azzam berada di kairo mesir, ia selalu mengirim surat kepada adiknya Ayatul khusna. Setiap surat selalu dibalas oleh ayatul khusna, karena seringnya menerima surat dari kakaknya, husna akhirnya lebih terlatih.
Akhirnya, apa yang terjadi saudara-saudara? Bola masuk gawang, dan akhirnya husna berhasil menulis berbagai karya dan memperoleh penghargaan saudara saudara!. Ya! Itulah husna yang sering membalas surat bukan pake email, tetapi dikirim lewat pos, tetapi kok bisaya?, jawabannya adalah berasal dari happiness atau kesenangan saudara-saudara, kalau kesenangan nggak ada maka ngak ada yang jadi saya kira.
Tiga puluh menit sudah berlalu saudara-saudara, PSM kini memperoleh nilai kosong-kosong, dan deltras nggak tau berapaya?, maaf saya kaya reporter bola because this is part of my happiness of my life. Sekarang, saya sudah hanyut dengan cara nulis saya yang lagi gilanya saudara-saudara dan besok atau lusa mungkin udah nggak di kampong kawa tetapi di degradasi ke kampong dadi saudara-saudara.
Ya!, inilah saya yang selalu mau dikata hebat, wah, dan brilian, ternyata nggak punya apa-apa hanya punya bodi kurus, dan muka yang nggak tampan pula, aduh! Acian de yayo gila, lebih gila dari pasien kampong dadi nggak tau mau dikasi obat apaya?, tetapi intinya curhat lewat tulisan adalah curhat yang paling baguslah menurut saya.
Munculnya kasus tentang keluhan mba Prita mulia sari, nggak bikin saya berenti nulis karena tulisan saya nggak bakalan jadi penghuni email, facebook, blog dan lain-lain tetapi Cuma jadi peng huni flashdis aja entah kapan dia bakal jadi penghuni facebook atau email, hanya waktu dan usahalah yang bakal ngejawab hal ini, itu kata saya.
Kalau tulisan saya jadi penghuni flashdis, siapa yang bakal nangkap saya ngak ada biar orang dari polsekta delapan nggak bakalan nangkap saya dan mudah-mudahan nggak akan pernah saya tinggal di bui selama hidup saya. Kalau disuruh milih si, saya mending tinggal di hotel angrek delia ketimbang menjadi penghuni bui.
Tetapi, saya juga sedih bangat dengan munculnya kasus mba prita, karena dia adalah seorang ibu, yang kedua anaknya masih kecil, dan yang ketiga, tulisannya Cuma curhat, bukan kritik. Okey lah, saya faham kalau beliau dituntut oleh pihak omni karena pihak omni nggak tau yang mana kritikan dan yang mana keluhan, tetapi mudah-mudahan mba prita nggak dihukum tetapi yang di hukum adalah omni.
Setau saya, kelompok, atau individu yang baik, adalah ketika mendapat sorotan harusnya memberikan klarifikasi maksudnya kalau keluhan itu benar, maka minta maaf dan optimalkan pelayanan, dan kalau tidak benar, maka yakinkan publikdong kalau apa yang di keluhkan itu tidak benar dan itu betul-betul kelalaian yang tidak sengaja.
Ini bukan kata-kata saya, tetapi ini adalah ilmu kepemimpinan yang di ajarkan oleh endru nugroho, pakar kepemimpinan yang sering tokshow di smart FM. Selain itu juga nggak jauh-jauh amat kaitannya dengan seorang tunanetra yang tidak dikasi surat keterangan berbadan sehat yang karena dokter tidak tau membedakan sakit dan cacat.
Tetapi, dokter tersebut tidak memenjarakan tunanetra yang bersangkutan tetapi malah diberikan perlakuan yang baik. Justru itulah sebaik-baik respon. Terhadap sesuatu yang terjadi di sekitar kita bukan memberikan respon yang jelek.
Selain itu, kehati-hatian juga sangat di butuhkan dalam menulis, karena itu juga sangat berpeluang memberikan mudharat bagi saya secara peribadi. Ngomongin mailis, dan dunia maya secara umum, saya teringat akan tulisan kanda Aulia yang bercerita tentang fungsi dunia maya beliau berkelakar dengan kalimat blog, adalah madia mulai dari media diskusi, pemersatu, silaturrahim, sampai tempat ajang saling menjatuhkan.
Tetapi, saya kira, ketika kita menjadikan media yang ada di dunia maya sebagai tempat terjadinya hal-hal positif siapapun nggak bakal meng halangi kita. Aduh! Saya udah capek nulis, tetapi saya kira kalau saya ikutin kemauan saya, maka saya bakal jadi orang gagal, bukan orang yang akan berhasil seperti orang-orang yang lain.
Selama saya mampu nulis maka saya bakal nulis, tetapi kalau saya udah nggak mampu buat nulis, maka saya nggak bakal nulis lagi, artinya kalau saya masih hidup maka saya akan mengisi hidup saya buat nulis, tetapi kalau saya udah mati berarti aku udah nggak boleh nulis lagi okey!. Semoga dalam hidup ini kita jadi orang yang paling bahagia bukan orang yang paling sengsara tetapi nggakpapa kalau sengsaranya membawa nikmat bukan nikmat membawa sengsara bagi kita selaku manusia di dunia ini.
Sekarang sudah jam sepuluh, karena sudah jam sepuluh, saya udah mau berhenti curhat, karena saya udah mau tidur besok harus bangun subu karena kalau bangun dan shalat subuh saya akan memperoleh banyak energi positif dan saya akan memiliki optimisme yang tinggi seperti workshop yang diadakan oleh mister happy yang berjudul installing optimisme pada hari jumat tanggal 24-6-2009 di Jakarta.
Andainya saya punya uang banyak, maka saya mau ikut workshop tersebut kan jumat pagi kira-kira jam delapan berangkat ke Jakarta dan workshopnya pukul 16.00, berarti pulangnya boleh berangkat malam sekitar pukul tujuh malam waktu Jakarta, tetapi sayang saya tidak punya uang yang cukup, jadi bagi saya cukup dengarin kicauan mister happy lewat acara smart happiness besok pagi di radio smart FM bersama Dania agata. Aduh! Saya udah capek, jadi saya rasa udah cukup dan udah mau tidur dan bermimpi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar