Oleh:Sujono sa’id
Tanggal 26 Juli tahun 2008 tepat pada pukul 12.30 siang, saya meninggalkan asrama Yapti untuk mengikuti Rakerda PPCI Sul-sel di Takalar. Saya berangkat bersama beberapa orang yaitu M. Husni, M. Arifin, kanda Mursida, dan kanda Makmurkam ke secretariat PPCI sulsel untuk melakukan registrasi. Saat itu, saya mewakili Itmi( ikatan tunanetra Muslim Indonesia) bersama dengan Husni, sedangkan arifin, mewakili Pertuni yaitu Persatuan tunanetra Indonesia bersama dengan kanda Mursida.
Setibanya kami di kantor PPCI Sulsel, kamipun langsung melakukan registrasi kepada panitia daerah sebelum berangkat ke Takalar dengan menggunakan bus, tepat pada pukul 2 siang, semua peserta yang akan mengikuti rapat yang terdiri atas beberapa pengurus PPCI dari berbagai kabupaten seperti PPCI Bulukkumba, PPCI Selayar, dan masih banyak lagi yang tidak sempat saya sebutkan tetapi peserta terdiri atas 16 orang.
Setelah setengah perjalanan, saya(penulis) harus pindah dari bus ke mobil PPCI bersama dengan Pak makmum yang merupakan rekan seperjuangan saya di pelatihan MC, di mobil PPCI saya bertemu dengan seorang tuna daksa dia adalah perwakilan dari PPCI Sidrap yang ternyata harus menggunakan kursi roda, kursi rodanya di bawa ke takalar dengan bus sedangkan dia sendiri ikut di mobil PPCI. Setelah beberapa lama ternyata beliau mau buang air kecil, karena keterbatasan ruang gerak, dia membuang air kecil dengan menggunakan botol, setelah buang air kecil, botol tersebut dimasukkan kedalam kantong yang berisi dokumen panitia serta dokumen organisasi.
Lama kelamaan, air dalam botol tersebut tumpah, dan membasahi dokumen panitia yang ada di dalam kantong tersebut, setelah sampai di takalar tepatnya di arena Rakerda, kantong yang berisi dokumen panitia ini akan diturunkan, mungkin karena rada-rada malu sehingga beliau mengatakan bahwa extrajos saya tertumpah, saya tidak terima alas an beliau yang mengatakan bahwa botol tersebut berisi extrajos , sebab yang sempat tersentu oleh indera penciumman saya adalah bau air kencing dan bau kotoran.
Setelah tiba di Takalar tepatnya di Lokasi Rakerda di Wisma Asman, saya serta rombongan dari PPCI Sulsel turun dari kendaraan untuk mencari kamar penginapan yang telah ditetapkan oleh panitia untuk menginap, setelah menemukan kamar penginapan, saya menginap dikamar tersebut bersama dengan Pak Arman habib, yang merupakan guru saya di SLB A Yapti, dan pak Irwan Jabbar yang keduanya adalah pengurus PPCI Sulawesi selatan dan juga sebagai Stering komite pada kegiatan rakerda PPCI kali ini.
Setelah pukul 17.00, saya dan seluruh peserta memasuki Aula wisma Asman untuk mengikuti breaving. Saat breaving, dokumen panitia yang telah ternodai oleh air kencing inipun dibagikan, sepulang dari Aula wisma Asman, pak Armanpun bertanya kepada saya “jon apakah kamu tidak mencium bau kencing pada dokumen yang dibagikan oleh panitia tadi?” sayapun menjawab “ saya taupak mungkin itulah isi kantong-kantong yang diturunkan oleh panitia saat kita tiba tadipak karena saya mendengarkan pengakuan sang penumpang yang duduk di kursi dimana dokumen tersebut di letakkan dan ia mengaku bahwa yang tumpah adalah extrajos tapi yang tercium adalah bau kencing, mungkin itulah yang telah dibagikan oleh panitia tadi”.Setelah tiba waktu magrib, saya, pak arman, dan pak irwan melaksanakan shalat Magrib, setelah itu kamipun mengambil jata makan malam di tempat panitia bagian akomodasi, setelah itu, kamipun makan malam bertiga, sungguh indah kebersamaan.
Setelah makan malam, kamipun memasuki Aula wisma Asman kembali untuk mengikuti acara perkenalan antara panitia dan peserta dengan menggunakan berbagai fariasi, bahkan ada salah seorang peserta memperkenalkan dirinya dengan menggunakan bahasa Inggris. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mendengarkan laporan tentang kondisi PPCI di berbagai kabupaten, organisasi anggotapun tidak ketinggalan dalam momen ini seperti pertuni, itmi, dan HWPCI. Tetapi ketika saya dari Itmi melaporkan akhirnya saya salah tingkah, sebab ketika saya sudah berada di meja stering untuk mengambil corong mikrofon untuk berbicara ternyata pak arman bicara duluan.
Akhirnya saya kembali ke tempat duduk saya dengan kondisi yang sangat salah tingkah. Disela-sela acara berlangsung, panitia tiba-tiba membawa jagung sebagai konsumsi pada malam itu, saya bersama dengan beberapa pengurus PPCI menyantap jagung tersebut sampai akhirnya kamipun betul-betul kenyang pada malam itu.
Tepat pukul 10.00 malam, rapat tentang pembahasan laporan kondisi PPCI di berbagai kabupaten telah selesai, kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan dengan iringin elekton oleh kanda Nasra fuddin yang juga menyandang tunanetra. Saat acara hiburan, saya lagi-lagi tidak ketinggalan dalam acara ini saya menyanyikan lagu faforit saya yaitu I have a drim, mendengarkan saya menyanyi, panitia local dari Takalar sangat terheran-heran melihat saya menyanyi dengan pronon sation yang baik.
Ke esokan harinya tepat pada pukul 8.00, bupati takalar membuka acara rakerda secara resmi dengan susunan acara yaitu pembukaan oleh MC, pembacaan qalam ilahi, pidato ketua panitia, mars PPCI, pidato oleh ketua PPCI sulsel, dan pidato oleh bupati takalar yang sekaligus membuka secara resmi seluruh rangkaian kegiatan rakerda.
Acara opening ceremony berakhir pada pukul 10.00 kemudian dilanjutkan dengan kophy break selama beberapa menit. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian komisi, ternyata saya ditempatkan pada komisi B yang membahas kebijakan organ. Semua komisi berhasil merampungkan kerja mereka pada pukul 12 lewat, setelah selesai, seluruh peserta memasuki ruangan makan untuk melakukan santap siang bersama-sama.
Setelah itu, rapat dilanjutkan dengan pengesahan hasil-hasil sidang komisi, dan setelah memakan waktu 2 jam, hasil-hasil sidang komisi rampung dan disahkan oleh follower. Selama sidang pleno, tentang pengesahan hasil sidang komisi saya sempat tertidur di ruangan sidang karena saya malamnya kurang tidur. Setelah sidang pleno berakhir, maka berakhirlah seluruh rangkaian acara pada saat itu, dilanjutkan dengan foto bersama antara panitia dan peserta serta seluruh pengurus PPCI sulawesi selatan.
Setelah itu, sebenarnya akan dilanjutkan dengan acara clowsing ceremony, tetapi waktu tidak memungkinkan, karena sore itu hujan turun, para peserta berlarian dari aula wisma Asman menuju kamar masing-masing untuk membenahi barang-barang mereka. Sayapun melakukan hal demikian saya hanya mengambil tas ransel saya yang kemudian saya jinjing kembali ke aula. Setelah beberapa menit kemudian, seluruh peserta naik ke atas bus untuk kembali ke makassar, di perjalanan, saya banyak bercerita dengan pak Usman seorang ketua PPCI kabupaten pinrang tentang bagaimana beliau mengisi hari-harinya dalam kondisi tuna daksa, saya banyak sekali mengambil pelajaran dari beliau.
Akhirnya kami tiba di Makassar tepat pada pukul 18 sore di secretariat PPCI Sulsel, setelah istirahat selama beberapa menit, saya bersama M. Husni, Arifin, dan kanda makmur kembali ke asrama Yapti untuk istirahat dan ber aktifitas esok harinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar