Oleh:Sujono sa’id
Ya! Kita tahu bahwa hari jumat adalah hari yang sangat di muliakan oleh Allah, sebab pada hariitu adalah hari bagi ummat muslim yang ingin melaksanakan shalat jumat, serta pada hari itu doa setiap hamba allah di ijabah oleh Allah. Oleh karena itu, maka saya masih dapat bersyukur karena pada jumat akhir tahun ini saya dapat mengikuti shalat jumat di mesjid yang tidak jauh dari asrama Yapti tempat saya menimba ilmu.
Rangkaian shalat jumat ada dua macam yaitu khutbah dan shalat dua rakaat. Baik shalat jumat maupun khutbah, adalah dua komponen yang sangat wajib hukumnya untuk di ikuti karena selain kita memperoleh pahala, maka kita juga akan banyak mendapatkan ilmu, dari khutbah jumat yang kita dengarkan dan kita dapat merasakan nikmatnya shalat berjamaah bersama kerabat, handai tolan, serta seluruh masyarakat sekitar tempat tinggal.
Dalam khutbah jumat, khatib banyak berbicara tentang singkronisasi antara ilmu dan iman, dalam khutbahnya sang khatib sempat menjelaskan tentang eksistensi tomas Alfa Edison, seorang penemu bola lampu yang sekarang ini telah kita nikmati hasilnya. Beliau juga sempat menerangkan tentang Aleksander Graham bel seorang penemu pesawat Telephon, ya kita tahu bahwa mereka adalah orang yang ber ilmu tapi tidak beriman. Tetapi menurut yang saya kutip dari beliau bahwa kita harus meng korelasikan antara ilmu dan iman, sebab dengan ilmu maka kita akan beriman kepada Allah.
Sedangkan dengan iman, maka kita insya Allah tidak akan salah langkah dalam menuntut ilmu dan kita akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Selain membahas tentang korelasi antara ilmu dan iman, khatib juga membahas bagaimana efisiensi waktu dalam kehidupan kita, karena orang yang beriman adalah orang yang mampu memanage waktu.
Selain itu, khatib juga memberikan sebuah ilustrasi tentang seorang ahli bahasa dan seorang nahkoda perahu , sang ahli bahasa mengatakan bahwa pak dapatkah anda berbahasa Indonesia, Inggris, Arab, dan lain-sebagainya. Sang tukang perahu hanya menjawab Tidak, sang ahli bahasa mengatakan dengan bangganya bahwa sangatlah kita merugi ketika kita tidak mengetahui Bahasa Inggris, sebab dengan bahasa inggris kita akan dapat mempergunakan peralatan super canggi yang petunjuknya 60 persen adalah petunjuk yang berbahasa inggris. Begitu juga dengan bahasa Arab, ketika kita meninggal kelak, maka kita akan ditanya dengan bahasa arab dengan beberapa macam pertanyaan.
Tetapi, ketika perahu tersebut hamper tenggelam, sang ahli bahasa mendapatkan pertanyaan balik dapatkah bapak menyelam ketika perahu ini tenggelam sang ahli bahasa menjawab saya tidak dapat berenang. Dari ilustrasi diatas, dapat saya simpulkan bahwa ketika kita memiliki kelebihan lantas kita menyombongkan diri dengan kelebihan yang kita miliki, maka kita akan dicelakakan oleh orang yang ternyata memiliki kelebihan lain. Tetapi ketika kita malah menganggap kelebihan yang kita peroleh adalah sebuah anugerah dari Allah, maka kita akan memperoleh kemudahan setiap langkah dalam menjalani kehidupan kita, dan kita akan mampu menghargai kekurangan orang lain. Bukankah Allah telah menanamkan kelebihan dalam diri setiap manusia yang terlahir di dunia ini yang dikenal dengan istilah potensi diri yang beraneka ragam di tubuh kita.
Setelah selesai shalat jumat, saya kembali ke Asrama Yapti, yang merupakan tempat saya(penulis) untuk makan siang, setelah makansiang, sayapun kembali melaksanakan kebiasaan saya sebagai seorang yang hobi dalam hal menulis kemudian diselingi dengan browsing di internet khususnya blog faforit saya yaitu Aulia 87.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar