Oleh: Sujono sa’id
Sadarkah kita bahwa kita hidup di dunia ini sebagai seorang makhluk social, dimana kita selalu membutuhkan bantuan dari sesama manusia. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah makhluk social secara penuh, maka tentulah kita merasa bahwa interaksi adalah hal yang sangat penting bagi kita, sebab tanpa interaksi, maka kita akan memperoleh kesusahan dalam menjalani kerasnya kehidupan ini.
Dengan adanya interaksi, maka kita dapat memenuhi kebutuhan kita, misalnya ketika kita tidak mempunyai uang, maka kita mengunjungi bank, dan ketika sampai di bank, maka yang di temui adalah petugas bank tempat kita mengambil uang kita.
Atau saya akan memberikan contoh lain jika dalam suatu pasar, terdapat dua komponen yaitu penjual dan pembeli, sang penjual menawarkan barangnya dan sipembeli membeli barang tersebut, maka terjadilah sebuah kegiatan yang dikenal dengan interaksi.
Dari uraian di atas, maka saya akan menyampaikan firman Allah dalam surah al-zalzalah yang berbunyi jika kamu berbuat kebajikan, maka sebesar zarrapun akan diperhitungkan, tetapi ketika berbuat jelek, maka sebesar zarrah juga akan di hitung.
Dalam salah satu hadis nabi juga dikatakan bahwa tangan diatas lebih mulia daripada tangan di bawah berarti tangan yang memberi lebih baik dari pada tangan yang selalu meminta. Begitulah islam mengajarkan kepada kita dalam hal interaksi social.
Rasulullah, dalam sebuah hadisnya mengemukakan hak-hak dan kewajiban seorang muslim yaitu apabila mereka mengundang, maka hadirilah undangan mereka, apabila mereka sakit, maka jenguklah mereka, apa bila mereka meninggal antarkanlah jenazahnya sampai ke tempat peristirahatan yang terakhir. Dari poin-poin diatas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa seperti inilah gambaran akan sebuah interaksi.
Secara realita, kita selaku manusia diciptakan di bumi ini dalam keadaan yang beraneka ragam dari segi pandangan, tingkat intelegensi, stratifikasi, dan masih banyak lagi perbedaan lainnya. Dari kondisi ini, maka kita harus menyikapi secara bijak dan arif akan perbedaan dintara kita sebab melalui perbedaan, maka akan terjadi sebuah interaksi.
Hal ini saya katakan sebab, dengan interaksi kebetuhan kita akan dapat terpenuhi, sebab bukan kah kita tahu kalau kita ini adalah makhluk social yang selalu berada dalam ketergantungan. Dengan perbedaan stratifikasi misalnya ada sekelompok orang yang kaya dan ada lagi sekelompok orang yang miskin, maka tentu kelompok orang-orang miskin inilah yang akan menjadi lading amal mereka, sehingga ketika kelompok orang-orang kaya ini memberikan sebahagian hartanya kepada kelompok orang-orang miskin, dan kelompok yang menerima mendoakan si pemberi, maka lagi-lagi sudah merupakan gambaran akan interaksi social antara mereka dalam kehidupan ber islam.
Tidakkah terfikir oleh kita, bahwa zakat baik fitrah maupun zakat mal, kurban, infak, sadaqah, serta waqaf. juga sudah merupakan media interaksi social bagi kaum muslimin, sebab ketika kita memberikan zakat, infak, kurban, waqaf, dan sadaqah. dan ternyata kebutuhan mereka terpenuhi, hati kitapun senang dan bersyukur, maka terjadilah hubungan timbale balik. Interaksi sesama muslim, akan lebih berbobot ketika dalam interaksi dilakukan secara ikhlas dan tujuan atau future oriented kita hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain-lain maka itulah bobot sebuah kegiatan interaksi.
Interaksi sosial kaitannya dengan Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar