Oleh:Sujono sa’id
Hari selasa, tanggal 23 Desember, saya(penulis) kebetulan bertandang ke sekolah untuk memperoleh informasi tentang aktifitas siswa pasca smester di sekolah. Setelah saya tiba di sekolah, tepatnya di ruangan perpustakaan, secara kebetulan teman saya menemukan sebuah pengumuman yang berisi bahwa seluruh siswa baik dari kelas tiga IPA dan IPS, harus hadir pada tanggal 24 Desember untuk mengikuti kegiatan trai out.
Setelah mendengarkan pengumuman tersebut dibacakan, saya langsung pulang ke asrama untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam rangka mengikuti kegiatan traiout seperti papan landasan, dan pensil Dua B. Ke esokan harinya, sayapun tiba di sekolah tepat pada pukul 7.30, karena menurut informasi di pengumuman yang say abaca pada hari sebelumnya adalah trai out dimulai pada pukul 7.30 di sekolah.
Ternyata, kegiatan tersebut di undur 2 jam menjadi pukul 9.00. Setelah duajam kemudian, sayapun masuk ke ruangan kelas untuk mengikuti kegiatan traiout yang di selenggarakan oleh Jils (Jakarta intensif learning center). Sesampai di ruang kelas, saya duduk bersama dengan seorang teman yang membantu saya untuk menjawab soal.
Saat soal dibacakan oleh teman saya, saya merasa bahwa ternyata ujian nasional tidaklah semudah mengikuti ujian smester seperti biasanya, selama ini saya merasa bahwa materi ujian nasional yang di ujikan khusus untuk jurusan IPS sangatlah gampang, tapi setelah saya mendengarkan soal demi soal dibacakan, ternyata sulit jugalo.
Namun, meskipun saya merasa kesulitan dalam menjawab soal yang diujikan khusus untuk jurusan IPS tetapi tingkat kesulitan yang dirasakan saya fakir tidak seperti kesulitan materi ujian yang diujikan kepada siswa jurusan IPA, yang saking sulitnya ketika soal tersebut dijawab oleh seorang siswi bisa-bisa mengurangi kecantikan siswi tersebut. Saat-saat seperti itu, saya kembali teringat akan sebuah tulisan yang dibuat oleh Kanda Aulia yang mengatakan bahwa pada akhir perjuangan, kita akan menemukan siapasih diri kita, bagaimana kemampuan kita sejak pertama sampai terakhir.
Dalam tulisan tersebut, beliau juga mengingatkan kita kepada firman Allah yaitu tepatnya pada sura al-asri yang menerangkan bahwa waktu haruslah kita pergunakan sebaik-baiknya untuk belajar yang ternyata kalau saya amati tinggal 6 bulan lagi, ternyata saya harus belajar dari berbagai sumber, agar saya dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan kepada saya dengan nilai yang memuaskan sebab tiga tahun ditentukan oleh tiga hari, dan dalam 3 hari itu, kita akan melihat bagaimana kita mengakhiri kehidupan kita di dunia sekolah apakah kita akan mengakhiri dengan happy ending atau sad anding.
Atas pertanyaan baik atau buruknya akhir kehidupan kita di sekolah jawabannya adalah bagai mana kita mengamalkan isi firman Allah dalam surah wal asri tersebut. Selanjutnya saya juga ingin bercerita tentang bagaimana ketika saya mengikuti traiout dengan kondisi yang sangat terbatas, disebabkan karena saya adalah seorang tunanetra toh saya PD aja lagi di hadapan kakak team penguji dari Jils saat mengikuti proses yang berlangsung mulai dari pengisian biodata sampai dengan menjawab soal dengan bantuan teman. Dengan kondisi tersebut, penguji dari Jils toh tidak menanyakan keberadaan saya.
Tetapi, saya sangat bersyukur karena pertolongan Allah melalui doa ibu sebagai perantara, sehingga saya dapat mengikuti trai out dengan lancer tanpa hambatan, awalnya saya agak gerogi karena saya diperhadapkan dengan orang yang tidak perna saya hadapi.
Jumat, 10 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar