Oleh:Sujono sa’id
Alhamdulillah, sebab pada minggu pertama di bulan desember adalah sebuah peristiwa yang sacral bagi kami selaku personil dari hyperband dan saya sendiri secara pribadi. Saat itu tepatnya pada tanggal 4 Desember 2008, berlangsung sebuah acara yaitu Tebs musik competition di SMU negeri 2 Makassar. Saat itu, peserta yang ikut ambil bagian adalah sekitar 35 band band pelajar salah satunya adalah hyper sebagai band tempat penulis menjalani penggalian potensi diri khususnya dibidang musik.
Saya beserta teman-teman berangkat dari asrama Yapti tepat pada pukul 13 lewat, dan alhamdulillah setibanya disana, acara telah dimulai, sambil menunggu tampil, saya dan seluruh personil hyper membandingkan penampilan antara band yang satu dan band yang lain dengan membandingkan alat musik masing masing, kalau saya membandingkan skil yang saya miliki dalam hal memainkan bas dengan band yang lain sangat berbeda, begitupun dengan Niko, dan Fadli mereka juga membandingkan cara bermain gitar, dan keyboard sangat membuat mereka sangat merasa tertantang sekali.
Saya dan teman-teman memperkirakan kalau kompetisi akan berakhir tepat pada waktu magrib, tetapi ternyata kenyataan yang kami dapati lain, sebenarnya, setelah magrib, hujan turun dan membasahi pelataran SMU negeri 2 Makassar. Untungnya kami dari hyper dan semua peserta berlindung di teras depan kelas bangunan SMUnegeri 2 Makassar, sehingga terlindung dari guyuran hujan, semua peralatan seperti kabel-kabel telanjang semuanya basah, sehingga panitia mengadakan breaving dengan band yang belum tampil untuk membahas penundaan tampilan mereka, tetapi manager dari hyperband meminta agar tidak usa dilakukan penundaan tetapi diadakan di tempat lain.
Setelah itu, kamipun berjalan kaki dari SMU negeri 2 Makassar ke sebuah studio musik untuk melanjutkan kompetisi musik, di tengah perjalanan kamipun diguyur hujan, peralatan yang kami bawa sempat dibasahi oleh air hujan, dan akhirnya al-hamdulillah kami tiba di arena kompetisi dengan selamat. Sesampai disana, ternyata kami harus menunggu beberapa band yang tampil, perut saya sudah mulai keroncongan, tetapi semangatlah yang membuat rasa lapar saya menjadi hilang dan sabar menunggu.
Akhirnya setelah beberapa lama, hyperpun memperoleh giliran untuk tampil saya dan seluruh teman-teman masuk ke dalam studio untuk tampil, tetapi sesampai di dalam studio setiap peserta harus membuka sepatu, setelah itu, masuklah kami ke dalam. Meskipun demikian, tampilan kami mendapatkan apresiet yang begitu tinggi.
Setelah keluar dari studio, sayapun mengambil sepatu yang saya gunakan akhirnya karena gelap, sayapun capek dan mati rasa, sehingga sepatu yang saya gunakan tertukar sebelah, ya! Yang saya gunakan sama-sama puti, tetapi ternyata ada perbedaan sedikit, hal itupun saya ketahui ketika saya mengecek kembali keberadaan sepatu tersebut. Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur, berdasarkan hasil audisi, hyper berhasil masuk sebagai finalis untuk maju ke babak berikutnya dan manggung dif ajar Tivi. Akhirnya, kamipun mempersiapkan diri untuk ikut di babak berikutnya.
Akhirnya pada tanggal 13 Desember, tepatnya pada jam 7 malam di studio fajar TV kamipun mengikuti babak penentuan untuk memperoleh juara 1,2, dan 3. Saat manggung dif ajar, setiap pemain dari hyper telah meminta agar permainan mereka di saksikan apakah langsung di graham pena atau lewat layarkaca, ada beberapa teman yang langsung datang ke grahapena dan keluarga saya hanya menonton lewat layer kaca di rumah masing-masing. Dari asrama Yapti, saya dan teman-teman dari hyper berangkat sekitar pukul enam lewat, setibanya disana, kami langsung ke belakang panggung.
Beberapa saat kemudian, saya mengambil phonsel saya dan mengirimkan SMS kepada tante saya tentang keberadaan saya di lokasi lomba, akhirnya satu jam kemudian, kamipun bersiap-siap untuk tampil di atas panggung, setelah mempersiapkan alat-alat demi kelancaran performans, tepuk tangan penonton membanjiri arena lomba.
Suasana semakin riuh, ketika sang fokalis dan saya selaku basis saling silang berjalan di atas panggung dan saya juga sekali-sekali melambaikan tangan saya kepada seluruh audiens. Setelah tampil, kami kembali turun ke belakang panggung, setelah sampai di belakang panggung, sayapun membuka phonsel saya yang tidak aktif saat tampil. Setelah phonsel saya buka, ternyata tante saya menghubungi saya dan sayapun menjawab telphon dari sang tante yang masuk pada malam itu.
Isi pembicaraan sang tante adalah menginformasikan bahwa tampilan saya menurut nya sangat bagus, dan beliau ternyata nonton di layarkaca tidak sendiri tetapi disaksikan oleh sepupu-sepupu saya, kami sempat berbincang selama beberapa menit lewat phonsel sembari saya di giring dari belakang panggung menuju depan panggung.
Setelah sang tante menutup telphonnya, sayapun menerima SMS dari Evi teman saya, dia dalam SMSnya mengatakan bahwa diantara band yang tampil bandtami yang paling keren kak jono, saat itu saya sangat merasa malu-malu dikitlah dibilangi keren.
Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya pemenangpun diumumkan, dan setelah juara tiga diumumkan, kamipun sempat putus asa karena kami hanya berharap bakal dapat juara tigaji kodong, ternyata kenyataannya lain kami dapat juara dua, sungguh ini adalah hasil dari perjuangan kami dan ternyata tidak sia-sia saya dan teman-teman hijrah dari SMU dua ke studio untuk audisi dalam keadaan hujan dan berlapar-lapar pada malam audisi, dari graham pena kami pulang dengan membawa kegembiraan.
Setelah saya berada di atas pete-pete, sayapun kembali mengirimkan informasi tentang keberhasilan kami memperoleh juara dua ke tante saya, dan teman-teman saya dengan menggunakan SMS dan mendapat balasan yang sangat positif, saya( penulis) sadar bahwa memperoleh kemenangan dan mempertahankan kemenangan sama sulitnya, sehingga kami merasa tidak harus berhenti sampai di sini, masih banyak harus kami tingkatkan utamanya intensitas latihan, dan skil dari kami-kami sebagai personil.
Saya rasa nggakpapa saya terlambat membuat tulisan ini, yang penting saya tulis ketimbang nggak dan saya sangat bersyukur kepada Allah karena saya masih dapat menulis dan mengembangkan potensi selain dalam dunia menulis tetapi saya juga tidak lupa berterima kasi kepada sang ibu yang telah memberikan doanya, saya tahu bahwa doa seorang ibu di ijabah oleh Allah, sehingga keberhasilan saya yang saya raih membuat saya selalu teringat pada ibu saya di kampung tempat saya di besarkan dan berkembang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar