Oleh:Sujono sa’id
Kita sebagai seorang muslim, hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah, sesuai dengan al-quran surah azzariat ayat 56 yang berbunyi tidaklah aku ciptakan manusia dan jin kecuali untuk beribadah kepada Allah. Oleh karena itu, maka marilah kita untuk selalu beribadah kepada Allah dengan cara yang telah diatur oleh agama.
Selain ibadah, untuk memperoleh rezeki dari Allah, maka kita juga harus ikhtiar dengan melakukan pekerjaan yang tentu saja halal dan baik bukan haram dan menyiksa diri sampai masuk penjara belum lagi disiksa di pengadilan akhirat. Begitupun dengan berda’wa, sebab da’wa jika tidak ditunjang dengan pekerjaan, maka tidak akan mungkin berhasil, karena kita tidak akan mampu untuk melakukan da’wa.
Mengapa? Sebab da’wa tidak hanya dalam bentuk ceramah dimasjid, tetapi juga dilakukan dalam bentuk lain seperti da’wa social yaitu dengan harta, social movement, dan melakukan da’wa dalam bentuk interaksi social dalam masyarakat dalam bentuk komunikasi seperti yang telah saya ceritakan dalam postingan 2 hari sebelumnya.
Sosial movement, adalah da’wa social yang dilakukan dengan menggunakan harta serta mengorbankan harta kita dengan melakukan pergerakan social seperti membangun masjid, pesantrwen, organisasi da’wa, dan menyantuni anak-anak yatim, orang miskin, orang yang tidak mampu dari segi fisik, dan orang-orang yang membutuhkan bantuan lainnya yang dengan catatan ikhlas karena Allah, bukan karena ingin didengarkan.
Maerih kita lihat cermin penda’wa seperti Kiai ahmad dahlan yang telah berhasil mendirikan Muhammadiah sebagai organisasi da’wa , tetapi ia juga tetap bekerja sebagai guru dan peng rajin batik, sehingga ia berhasil melakukan social movement. Selain ibadah, da’wa, maka ia juga tetap bekerja sehingga meskipun ia berda’wa, perekonomian keluarganya tetap tercukupi sehingga tidak ada keluarga mereka yang kelaparan.
Begitupun juga dengan ikhwa-ikhwa kita yang aktiv melakukan da’wa dengan berjalan dari rumah ke rumah untuk mengajak kaum muslimin untuk kembali ke jalan Allah dengan iman dan amal, mereka juga mengeluarkan harta, tetapi bukan berarti mereka melupakan keluarganya. Mereka berda’wa dalam sebuah daerah selama 3 hari, selebihnya ia gunakan untuk mencari nafka untuk keluarga, dan kepentingan da’wanya.
Tetapi dari ilustrasi yang telah saya gambarkan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa bekerja, da’wa dan ibadah memang diwajibkan dalam islam dan didukung oleh dalil-dalil berikut ini “ hai orang-orang yang beriman, lakukanlah shalat jum’at kemudian bertebaranlah kalian dipermukaan bumi Allah untuk mencari rezeki”. Ditambah lagi dengan salah satu ayat dari surah ar-ra’du ayat 11 yang berbunyi “tidaklah aku merubah nasib suatu kaum kecuali ia sendiri yang melakukan perubahan dalam dirinya.”
Maka dari ayat tersebut, maka jelaslah bahwa kita tidak boleh bekerja saja tanpa berdo’a dan tidak boleh juga berdo’a saja tanpa mau untuk melakukan suatu usaha untuk menjemput rezeki yang telah diberikan oleh Allah untuk kehidupan kita selama kita berada di dunia. Lagi-lagi saya kembali hanya ingin mengajak siapa saja yang membaca blog ini supaya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam kehidupan ini, sebab waktu itu adalah pedang, ketika kita sendiri tidak mampu memanfaatkan pedang itu, maka kita sendiri yang akan ditikam oleh pedang tersebut. Semoga Allah, memberikan kita kebahagiaan dalam menjalani kehidupan di dunia ini apalagi kita juga menjalankan kehidupan dengan konsep yang telah di atur oleh qur-an dan hadis nabi Muhammad.
Kamis, 16 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar