Rabu, 17 September 2008

Mengisi lembaran kosong di hari ke delapan Ramadan Oleh: Sujono sa’id

Senin 8 September 2008, hari itu setelah shalat subhu saya(penulis) melaksanakan sebuah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan bagi kaum muslimin di bulan Ramadhan, yang selain sudah merupakan budaya dalam kehidupan masyarakat Muslim, juga sudah merupakan perintah dari agama untuk melakukannya yaitu membaca al-quran.
Setelah saya keluar dari Mushallah yang tak jauh dari Asrama Panti guna Yapti (Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia) tempat penulis pernah bersekolah di bangku SMP dan merupakan tempat tinggal penulis sekarang ini, sayapun menyempatkan diri untuk menghirup udara segar di sekitar pekarangan asrama tersebut.
Saat saya menghirup udara segar, kala itu saya tak henti-hentinya mengucap syukur kepada sang khalik( outher) yang dalam bahasa Indonesia berarti pencipta yaitu Allah sebab dia masih memberikan kepada kita sebuah nikmat yaitu menghirup udara tanpa harus membayar satu sen pun kepada agen. Hari itu, saya(penulis melakukan rutinitas tetapi rutinitas saya hari itu tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Biasanya, pada hari pertama Ramadan, sampai hari ke 7 ramadhan, saya(penulis) biasanya melakukan kegiatan Menulis karya yang akan di aploat ke beberapa blog termasuk blog saya sendiri yang merupakan tempat untuk saya menumpahkan isi hati. Selain menulis, saya juga kadang-kadang browsing di internet untuk mencari referensi.
Terkadang situs yang saya kunjungi adalah blognya Wenny Aulia dan Aulia dengan nama masing-masing blog yaitu www. Wenny Aulia.wordpress.com dan www. Aulia 87.wordpress yang menempati wordpress sebagai wadah untuk menampilkan karya-karya beliau, saya tertarik untuk membaca isi blog mereka sebab disana banyak inspirasi untuk melakukan perubahan, atau memperbaiki kehidupan yang lagi trabel.
Kalau dib log Kak Wenny, saya banyak memperoleh tulisan yang akan memberikan inspirasi untuk menata kehidupan lebih kea rah yang baik agar dapat menjalani hidup yang lebih baik sedangkan dib log mas Oul, saya lebih banyak menemukan inspirasi untuk menjadi orang yang memiliki semangat untuk berusaha menjadi orang yang memasuki islam secara kaffa melalui tulisannya yang ber nuansa islami misalnya menjadi pemimpin, dan menjadi manusia yang sempurna ya! Begitulah kanda Aulia yang lebih lengkapnya akrab disapa kak oul, yang arti namanya itu sendiri adalah pemimpin, sehingga beliau selalu menulis tentang keislaman dan kepemimpinan.
Selain membuka blog dari kedua manusia yang sudah saya( penulis) anggap sebagai beautiful inspirator dan hansem inspirator ini, saya juga kadang-kadang membuka salah satu situs internet yaitu www.eramuslim.com dan saya langsung meng klick salah satu rublik yang berisikan artikel-artikel yang isinya adalah experience dari penulis artikel tersebut yang sedang menjalani kegiatan sebagai Maha siswa, Pelajar dan pegawai negeri dan swasta. Terkadang saat saya membaca tulisan mereka, air mata saya membasahi wajah yang tergolong gagah menurut penilaian penulis sendiri, sebab apa yang mereka tuliskan sangat menggugah hati saya dan memberikan pelajaran besar.
Namun, di hari yang ke 8 ini, unsure pengurus YAPTI(Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia) mengadakan pendidikan latihan atau singkatnya dikenal dengan istilah Diklat yang ternyata wajib hukumnya diikuti oleh seluruh binaan baik yang masih ber sekolah di SLB-A Yapti yaitu siswa-siswi yang mengikuti pendidikan tingkat SD dan SMP serta binaan yang sudah ber sekolah di luar tempat tersebut seperti penulis, jangan sangka kalau tunanetra seperti penulis dan beberapa temannya sudah ngegabung di beberapa SMU negeri dan swasta yang mau menerima kaum tunanetra seperti SMU Datukribandang, SMU Muhammadiah 3, SMU negeri 16 Makassar dan SMU lainnya.
Acara Diklat dimulai pada pukul 08.00, dengan materi pertama adalah belajar efektif yang dibawakan oleh Ibu Marhani S.PD yang merupakan guru SLB-A Yapti tingkat SMP sebagai guru Matematika di tempat tersebut, beliau juga pernah menjadi wali kelas penulis ketika SMP di tempat tersebut. Saat beliau memberikan materi, antusias peserta khususnya saya sendiri sangat tinggi karena metode penyajian yang interes serta melakukan interaksi dengan audiens yang beliau hadapi.
Bagi penulis, beliau juga telah memberikan inspirasi untuk melakukan tugas sebagai pelajar yang baik yaitu belajar efektif bukan asal belajar doang, sehingga saya yakin suatu masa saya akan mendapatkan output atas perbuatan saya yaitu output yang positif yaitu nggak kalang kabut ketika saya akan meng hadapi suatu momen.
Pada hari ke dua, Pendidikan dan latihan Ramadhan, saya dan tentu seluruh peserta diklat kembali memperoleh materi tentang mengelola kecerdasan emosi dari ibu Rahmawati mangka, salah satu guru pada Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia, ternyata melalui materi yang beliau sajikan sangat membantu saya dalam hal managemen emosi sehingga saya ter inspirasi untuk mencoba melakukan perubahan dari dalam diri.
Pada hari ke dua, saya juga menerima sebuah materi yang lebih dalam membahas tentang karakter tunanetra dan karakter penyandang cacat secara umum, melalui materi ini, saya(penulis) semakin mengetahui jati diri saya selaku penyandang cacat. Sehingga nantinya saya mampu mempertanggung jawabkan hasil perjuangan teman-teman.
Selama saya mengikuti diklat begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan dari sekian banyaqk materi yang disajikan dengan ciri khas pemateri yang beraneka ragam dan komunikasi yang baik pun terjadi antara pemateri dan audiens yang mereka hadapi.
Kegiatan yang berlangsung pada minggu kedua dibulan ramadhan ini, tidak sepadat biasanya, kita masuk jam 08 pagidan berakhir pada jam 10 pagi, sehingga aktivitas menulis, browsing di internet, dan lain-lain tidak terhenti, karena dilanjutkan setelah kegiatan berlangsung. Minggu kedua ramadhan, tidak membuat saya untuk melakukan rutinitas sebagai seorang pelajar, penulis, organisatoris, dan seorang jono.
Intinya, selama kegiatan dibulan ramadhan ini, saya hanya ingin agar selama bulan Ramadan ini kita tetap memperoleh magfirah dari Allah sehingga kita memperoleh kasihsayang Allah, begitupun ketika kita memperoleh magfirah yang cantik itulho, pasti hidup kita akan sangat bahagia hingga akhir hayat magfirah yang kedua ini adalah sesuatu yang di cita-citakan oleh setiap laki-laki normal seperti diriku ini.
Minggu ke empat di bulan ramadhan, sudah ada agenda yang saya persiapkan yaitu meninggalkan Makassar dan bertolak ke Selayar untuk menemui keluarga, orang tua, dan beragam agenda lain yang dapat dilaksanakan sebab saya sangat bersyukur karena saya masih mempunyai sesuatu yang dapat terlihat dimata masayrakat tempat saya tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tua saya dengan penuh kasih sayang orang tua.
Saya berharap mudah-mudahan saya masih dipertemukan dengan bulan ramadhan tahun depan semoga amal ibadah yang kurang ini lebih optimal dan saya berkesempatan untuk memperbaikinya, saya tahu usia saya sudah semakin berkurang setiap hari, setiap jam, dan setiap detik. Sehingga saya menanamkan sebuah prinsip bahwa saya harus menulis sebelum dipaksa untuk berhenti menulis, isilah harimu dengan hal yang positif.

Who is Sitti khadija actually? Oleh:Sujono sa’id

Tanggal 11-2-1989, terdengar suara tangisan bayi yang merupakan buah hati pertama hasil pernikahan antara Bapak Sa’id Bakri dan ibu Siti khadijah yang kemudian diberi nama Sujono sa’id, inilah kali pertama penulis menempati dunia yang di dalamnya kehidupan terlihat begitu keras, sehingga wajarlah ketika setiap bayi yang terlahir ke dunia ini dalam keadaan menangis sebab mereka sebenarnya tidak siap menghadapi tantangan yang sudah siap menjadi palang yang menyulitkan langkah manusia.
Setelah beberapa hari kemudian, Ibu Khadija ternyata ditimpa musibah yaitu hilangnya penglihatan pada mata penulis, beliau melihat temuan ini ketika beliau memberikan asi kepada penulis, setelah 7bulan kemudian, dibawalah penulis dari Selayar ke Makassar untuk menjalani operasi pertama dibawah dampingan Dokter umar.
Setelah menjalani operasi pertama, terjadilah perubahan pada mata penulis, mata penulis sudah sedikit demi sedikit melihat isi seluruh jagat raya ini. Namun, perjuangan ibu Khadija tidak terhenti sampai di sini, beliau mem follow up usaha beliau setelah saya (penulis) berusia dua tahun, dan ternyata masih kurang berhasil, sayapun dibawa kemakassar untuk menjalani operasi yang ke tiga ketika saya sudah berumur 8 tahun.
Ternyata, operasi yang ke tiga adalah operasi yang terakhir kalinya, setelah setahun pasca operasi ketiga dan terakhir, sayapun menempuh pendidikan sekolah dasar di SLB Bulukkumba selama 6 tahun, setelah tammat dari sekolah tersebut, saya melanjutkan sekolah saya di Yapti Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia.
Selama saya(penulis) bersekolah di Yapti, saya memiliki paradikma yang semakin maju, karena bagi saya Yapti ibarat lampu yang menerangi hati saya, selama saya berada di Yapti saya selalu memanfaatkan momen untuk menambah khasanah pengetahuan saya, serta mempelajari hal-hal yang saya anggap perlu, sehingga saya merasa tidak ketinggalan dari teman-teman pergaulan di kampung serta sepupu-sepupu saya.
Setelah saya(penulis) masuk SMU, sayapun diperhadapkan pada berbagai macam difficult problem, namun beliau selalu mendoakan saya sehingga setiap persoalan yang saya hadapi selalu dapat terselesaikan, sebab saya yakin bahwa doa seorang ibu di ijaba oleh Allah, dan saya yakin tidak ada ibu yang tega melihat anaknya menjadi nanusia celaka, pasti semua ibu menginginkan anak yang baik dalam berbagai aspek kehidupan.
Ibu Khadija, adalah seorang sosok yang dimata saya adalah seorang perempuan yang telah banyak berjasa kepada anak-anaknya, sehingga saya selaku anak sulung beliau menemukan jati diri saya sebagai seorang Jono yang memiliki kebolehan di berbagai bidang meskipun tidak mempunyai keahlian khusus. Kebolehan saya yang telah saya rasakan adalah kemampuan bermain musik, kemampuan dalam dunia jurnalistik, kemampuan untuk mengelola kehidupan kea rah yang lebih baik, kemampuan menjadi aktifis di berbagai organisasipun ia miliki, namun, saya(penulis) tidak merasa sombong karena saya merasa bahwa semua yang saya dapatkan adalah dari Allah.
Apa yang saya peroleh meskipun saya perjuangkan dengan pengorbanan yang begitu banyak, namun Allah tidak menghendaki serta sang ibu tidak memberikan dukungan serta bantuan, sayapun tidak mampu berbuat banyak untuk diri saya. Bagi saya beliau adalah cahaya yang menerangi kehidupan saya dengan pancaran kasihnya.

Sabtu, 13 September 2008

Mata sebagai alat optic alami Oleh:Sujono sa’id

Mata adalah salah satu indera yang merupakan nikmat tuhan yang patut kita syukuri, sebab mata termasuk kedalam kebutuhan yang paling fital diantara kebutuhan fital lainnya. Meskipun dalam ilmu Ekonomi kita membutuhkan kebutuhan fital seperti rumah, dan pakaian.
Dengan adanya mata sebagai kebutuhan fital, maka kebutuhan fital lainnya bisa terpenuhi contohnya dengan adanya mata kita bisa bekerja untuk mencari makanan tentu dengan cara bekerja untuk mencari uang, kemudian membeli, dan mengolahnya menjadi makanan yang kita makan agar setiap aktifitas yang kita lakukan bisa berjalan dengan baik dan kita mampu untuk bertahan hidup.
Dengan mata kita mampu melihat benda yang betul-betul murni maksudnya dengan mata kita bisa melihat benda dalam keadaan utuh dan tidak berubah wujud, tidak seperti alat optic lainnya sebut saja mikroskop, benda yang kecil dapat berubah menjadi besar, Kaca mata membuat penglihatan kita menjadi terang, teropong bisa membantu kita untuk menemukan benda-benda lain seperti Asteroit dan planetoid, tetapi bukan berarti kita tidak membutuhkan alat-alat optic tersebut selain mata.
Alat optic yang ada selain mata juga sangat kita butuhkan dalam melakukan kegiatan lain contohnya seorang ahli Biologi dalam mengamati firus di laboratorium tentu ia tidak akan mampu untuk mempergunakan mata yang merupakan alat optic alami melihat firus-firus yang akan ia amati sebab mata mempunyai keterbatasan untuk melihat hal yang sangat kecil.
Orang bermata normalpun yang dikatakan mampu melihat mulai dari jarak jauh sampai jarak dekatpun bahkan tanpa alat optic lainpun bisa memasukkan benang kedalam lubang jarum yang ukurannya berskala kecil pastilah tidak akan mampu melihat firus yang lebih kecil daripada lubang jarum.
Sehingga pada saat-saat seperti itulah kita harus mempergunakan alat optic buatan seperti mikroskop. Selain mikroskop, kita juga menggunakan alat optic lainnya seperti Teropong alat ini digunakan oleh orang-orang yang ber profesi sebagai Astronot dan alat ini juga digunakan untuk menentukan jatuhnya satu Syawal, dan satu Ramadhan.
Lub, digunakan untuk memperbesar bacaan, alat ini digunakan untuk membaca tulisan yang diperbesar. Pengguna alat ini adalah orang yang memiliki kelainan pada matanya sehingga ia harus membaca dengan menggunakan alat ini.
Betul-betul merupakan suatu kesyukuran bagi kita sebab kita telah memperoleh nikmat dari Allah sebab sebuah mata haruslah disyukuri, cobalah tengok bagai mana jadinya jika kita mempunyai mata tetapi tidak berfungsi? Sehingga mata yang telah kita miliki harus dijaga sehingga ada beberapa hal yang ingin penulis sampaikan dalam tulisan akhir antara lain jangan membaca di tempat yang lampunya redup, dan janganlah menbaca sambil berbaring.
Semakin yakinlah kita seharusnya akan kebesaran dan kekuasaan tuhan sebab dengan izinnya juala sehingga ada saja hamba-hambanya yang diberikan kemampuan berfikir untuk menyediakan alat optic buatan yang nbisa menjadi penunjang dalam kehidupan kita, sebab dengan adanya alat optic kita dapat melakukan berbagai aktifitas yang membutuhkan penglihatan atau yang lebih ngetren dengan istilah Fisual.

PELUANG SESUDAH RINTANGAN KETIKA MENGIKUTI PELATIHAN KOMPUTER Oleh:Sujono Sa’id

Saya(penulis) sebagai seorang tunanetra sangat bersyukur kepada Allah, sebab saya dapat menggunakan computer. Yang membuat saya merasa bangga adalah computer yang saya gunakan tak beda dengan computer yang digunakan oleh teman-teman, sepupu, dan masyarakat yang memiliki kelengkapan ditinjau dari segi fisual/penglihatan.
Software yang mereka gunakan pun tak beda dengan yang saya gunakan, antara lain Microsoft word, Microsoft acces, Microsoft Powerpoint , Microsoft outlook, dan masih banyak software-software yang saya gunakan tidak berbeda dengan orang lain gunakan. Begitupun dengan operating system yang saya gunakan tidak berbeda dengan yang orang awas gunakan yaitu Windows yang diproduksi setiap tahun mulai dari Windows98, Windows 2000 atau yang dikenal dengan nama Windows Milenium, Windows XP salah satu produc yang keluar pada tahun 2003, serta Windows Fista.
Jika saya (penulis) berbicara tentang hardware atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah perangkat keras, juga tidak berbeda dengan yang saya gunakan dengan orang-orang secara umum gunakan. Namun yang berbeda adalah saya terutama tunanetra secara umum harus menggunakan sebuah program atau software tambahan yang sudah dirancang dan akses bagi kaum tunanetra yaitu JAWS yang merupakan kependekan dari Job Acces with speach, yang jika diartikan secara sederhana adalah program yang acces bagi kaum tunanetra dengan bantuan suara.
Gambaran dari software ini adalah sebuah program yang dikemas dalam sebuah file outorisasi yang terlebih dahulu harus melalui sebuah proses yaitu proses instalasi ke computer mana saja yang sangat memenuhi persyaratan untuk instalasi program tersebut. Program ini juga dilengkapi dengan alat baca layer atau dalam bahasa Komputer dikenal dengan istilah Skreenreader, jadi skreenreader berperan untuk membaca tampilan pada monitor yang kemudian dibantu oleh jaws, sehingga apa yang tampil dilayar dapat dibaca oleh jaws yang sangat membantu saya selaku tunanetra sehingga sayapun secara mandiri juga sudah dapat melakukan aktivitas dalam hal mengoperasikan computer.
Kemampuan mengoperasikan computer secara mandiri saya peroleh dengan cara yang tidak terlalu rumit, tapi tidak juga segampang merebut hati seorang wanita agar ia terbuai dan akhirnya jatuh cinta kepada kita, namun kemampuan yang saya miliki saya dapatkan melalui sebuah tantangan yang amat luar biasa khususnya ketika saya menjalani pelatihan computer. Ketika saya mengikuti pelatihan computer, sangat banyak hal yang membuat saya agak kewalahan, namun ada satu hal yang selalu menjadi obat bagi saya yaitu kesabaran dan keikhlasan sebab saya sadar bahwa pelatihan ini adalah proses.
Ketika saya baru saja masuk mengikuti pelatihan, kesulitan yang saya hadapi adalah dalam hal ketidak mampuan bergerak yang dialami oleh jari-jari tangan saya ketika saya baru saja belajar mengetikkan data ke dalam computer. Kesulitan yang kedua yang saya jalani adalah ketidak pekaan dalam hal mendengarkan jaws, namun saya sadar bahwa dengan latihan mendengarkan suara jaws yang saya lakukan secara berulang-ulang saya yakin dan percaya bahwa saya pasti bisa meskipun saya harus berlatih berkali-kali namun saya ternyata telah berhasil memetik buah dari kesabaran saya dalam berlatih.
Hambatan lain selain kesulitan-kesulitan yang telah saya sebutkan diatas, masih ada hal lain yang ternyata juga menuntut kesabaran selama mengikuti pelatihan ini yaitu seringnya saya memperoleh bentakan dari Kak rais seorang instruktur yang mentrayning saya selama enam bulan, tetapi dibalik semua itu saya ternyata bisa mengerti apa-apa yang diajarkan olehnya. Kesulitan yang sering saya rasakan ketika saya diperhadapkan dengan materi Microsoft Excel khususnya yang menyangkut masalah logika.
Ada sebuah peristiwa yang menarik, suatu hari saya diberi tugas oleh Kak Rais yaitu tugas Microsoft excel karena saya tidak bisa menjawab soal tersebut dengan rumus yang benar maka saya sangat merasa bersalah sehingga saya harus menghukum diri dengan hukuman yaitu bermalam di lokasi pelatihan meskipun nyamuk sangat banyak.
Tetapi ada sesuatu yang sangat menyedihkan yaitu ketika seluruh peserta mengikuti tes kepekaan mendengarkan jaws, saya sangat menderita sebab saya dan beberapa teman yang juga menyandang tunanetra lofition harus menjalani tes dengan tidak diperkenankan untuk menyalakan layer monitor yang kita dengar hanyalah suara jaws dari spiker.
Adapun hal yang sangat lucu ketika saya mengikuti pelatihan computer adalah ketika saya nyaris tewas terkena setrum yang keluar dari plopi karena saya memiliki rasa ingin tahu seperti apasih bentuk sebuah plopi yang biasanya dipergunakan untuk memasukkan disket sebab saat itu saya dan teman-teman tunanetra yang secara kebetulan seangkatan dengan saya media selain disket adalah media penyimpanan data yang masih termasuk barang langkah bagi kami.
Saat itu, saya sedang menunggu instruktur yang akan masuk ke lokasi pelatihan untuk memberikan materi, tetapi instruktur yang saya tunggu-tunggu belum kunjung datang sehingga sayapun mempergunakan kesempatan tersebut untuk melakukan eksplorasi terhadap bagian-bagian computer yaitu mencoba menelusuri bagaimanasih bentuk CPU, hardisk, dan salah satunya adalah plopi yang digunakan untuk menyimpan.
Saat saya meraba-raba plopi computer yang saya pergunakan untuk mengikuti pelajaran dalam posisi jongkok, sehingga ketika sengatan setrum telah terasa di jari jemari saya sayapun langsung melompat agak sedikit menjauh dari CPU computer yang saya pergunakan untuk mengikuti pelajaran, teman-teman sekelompok sayapun tertawa.
Akhirnya ketika menjelang detik-detik terakhir saya mengikuti pelatihan computer, saya sempat berada dalam keputusasaan sebab saya sempat tidak menguasai beberapa cara untuk mengakses program-program tertentu namun karena adanya motifasi dari dalam diri saya dengan izin dari Allah sehingga saya akhirnya lulus dan berhasil menyelesaikan pelatihan ini dengan hasil yang memuaskan
Dengan adanya pelatihan computer yang dilaksanakan oleh Persatuan tunanetra Indonesia sulawesi selatan, maka saya tidak hanya mengenal computer dari mulut ke mulut, namun saya langsung melihat fakta yang memang sangat cocok dengan apa yang sering teman-teman saya ceritakan. Dahulu saya sudah tahu bahwa computer adalah alat untuk melakukan pengetikan, bentuknya mirip dengan TV yang dikoneksikan dengan keyboard sehingga saya membayangkan jika seseorang ingin mengetik ia harus memasukkan kertas yang ia akan gunakan untuk mengetik ke sebuah lubang yang sudah disediakan dan terletak dibagian atas monitor, bahkan saya sempat mengira bahwa tulisan yang kita ketik juga muncul di layer selain muncul di kertas ketika tulisan dihapus dengan menggunakan tombol bekspace selain tulisan terhapus di layer juga dapat terhapus dari kertas, pendek kata saya sempat mengira bahwa perubahan tulisan yang ada dilayar juga terjadi pada kertas yang dipergunakan untuk melakukan proses pengetikan.
Ternyata cek per cek, apa yang saya bayangkan tidak semua betul sebab ternyata untuk memindahkan tulisan dari computer ke selembar kertas hanya dilakukan dalam suatu proses yang dikenal dengan istilah printing atau pencetakan, dan ternyata untuk mengetik dengan menggunakan computer tidak mesti memasukkan kertas ke lubang yang disediakan layaknya seseorang yang ingin melakukan pengetikan dengan mesin ketik.
Ada suatu hal yang sudah sangat umum baik dalam lingkup tunanetra dan orang awas, dalam hal pelaksanaan sebuah kegiatan yang telah berakhir tidak berarti kegiatan yang telah mereka buat selesai begitu saja tetapi jika kita ingin mengembangkan diri tentu kita harus melakukan tindak lanjut atau followup baik followup bersama seorang mentor atau beberapa orang mentor yang telah mendampingi selama mengikuti training.
Sehingga setelah pelatihan computer yang saya ikuti berakhir, saya tetap terus menerus mempertahankan ilmu computer yang telah saya pelajari selama enam bulan, saya menjalani training khususnya materi Microsoft word dengan spesifikasi tata cara mengetikkan sebuah karya, editing, dan hal lain yang erat kaitannya dengan Microsoft word. Selama saya telah mengetahui bagaimana melakukan praktek mengetik sepuluh jari, saya selalu terdorong oleh sebuah keinginan untuk melakukan praktek mengetik sepuluh jari, sehingga saat berhadapan dengan computer, saya hanya selalu mengetikkan kata-kata yang keluar dari hati saya yang paling dalam dan di teruskan oleh jari jemari saya dan melalui media itulah isi hati sayapun yang terdiri atas beberapa kata yang menggabung menjadi satu kalimat dan kalimat demi kalimat tergabung menjadi satu paragraph dan dari paragraph demi paragraph menjadilah sebuah ungkapan yang keluar dari hati saya yang paling dalam telah tampil di layer monitor.
Hari demi hari, keinginan sayapun untuk memperlancar tata cara mengetik sepuluh jari, menguasai tata cara melakukan editing data, dan hal lain yang berkaitan erat dengan microsoftword telah tercapai dan apa yang telah saya pelajari hasilnya sangat memberi manfaat bagi saya sebagai seorang tunanetra yang ternyata mempunyai bakat menjadi seorang writer. Dengan izin Allah, dan kerja keras saya yang juga disertai iringan doa kepada tuhan melalui sebuah computer yang dilengkapi dengan jaws sebuah software yang sangat akses bagi tunanetra secara umum dan saya secara pribadi telah membantu saya untuk menuangkan gagasan, opini, atau kritikan melalui tulisan.
Meskipun saya adalah seorang tunanetra yang baru menjadi seorang penulis pemula, namun tulisan saya telah sering dimuat di sebuah bulletin yang dihendel oleh penyandang cacat sulawesi selatan yaitu bulletin sipaka tau, dari hasil tulisan yang saya buat, saya sebagai seorang pelajar tunanetra yang jauh dari orang tua sudah mampu untuk meringankan beban kedua orang tua saya dari segi profid saya meskipun adalah seorang tunanetra tetapi saya mampu untuk berkompetisi dalam berbagai bidang.
Mengapa saya memunculkan pernyataan ini dalam tulisan saya? Sebab ketika saya mengikuti pelatihan ini, para peserta baru menerima materi tentang jaws sudah banyak yang mengundurkan diri dalam pelatihan tetapi saya sadar bahwa mendengarkan jaws sangat sulit, namun sebagai orang beragama dan meyakini keberadaan tuhan sehingga saya mampu untuk menguasai computer dengan program yang akses.
Saya menanamkan sebuah prinsip dalam diri saya bahwa belajar untuk memperoleh ilmu semata sesulit apapun kendala yang saya hadapi pasti saya berhasil melaluinya, namun ketika saya belajar karena menginginkan imbas dari ilmu itu sendiri maka saya tentu tidak akan mampu untuk mengatasi berbagai kesulitan-kesulitan yang menimpa saya, sangat benarlah sebuah perkataan orang bijak yang berbunyi berakit-rakit ke hulu dan berenang-renang ketepian bersakit-sakit dahulu bersenang – senang kemudian. Hasil yang dicapai oleh orang-orang yang menuntut ilmu hanya ingin memperoleh imbas dari ilmu yang ia pelajari, ketimbang yang menuntut ilmu untuk memperoleh ridha dari Allah.
Letak perbedaan diantara keduanya adalah, jika seseorang menuntut ilmu hanya untuk memperoleh imbas dari ilmu yang ia peroleh, tentu ia tidak akan mengerti akan sebuah proses yang ia lalui, misalnya ketika seseorang mengetahui bahwa dengan menguasai computer, kita akan mudah untuk memperoleh lowongan kerja, maka ia yang saat itu sudah mati-matian mengajukan lamaran lantas selalu ditolak hanya alas an tidak menguasai computer, maka ia tentu akan mati-matian untuk belajar tetapi yang terfikir dalam benaknya hanya ingin mengetahui ilmu computer secepat kilat, namun tidak sabar menghadapi hambatan-hambatan yang ia peroleh selama mengikuti pelatihan.
Sehingga, hasil yang di peroleh tidak mengalami perkembangan yang mempunyai arti dalam dirinya. Contoh yang bisa menjadi ilustrasi nyata adalah sebagai berikut: jika seseorang yang hanya ingin melamar sebagai staf administrasi pada sebuah kantor, namun lamarannya ditolak hanya dengan alas an bahwa tidak mengetahui ilmu computer maka ia belajar tentang computer yang ia tekuni hanya hal-hal yang berkaitan dengan administrasi seperti Microsoft word, dan Microsoft excel, sehingga hasil yang ia peroleh ketika ia sudah berada dikantor hanya pengetahuan tentang word dan excel saja.
Sehingga akibat yang terjadi adalah ketika terjadi kerusakan meskipun hanya kerusakan kecil pada computer yang ia gunakan di meja kerjanya, ia tidak mampu melakukan pertolongan pertama pada computer yang ia gunakan oleh dirinya tetapi ia langsung memanggil teknisi yang kebetulan ahli dalam bidang computer, karena ia memiliki penguasaan ilmu computer sangat sedikit.
Sedangkan orang yang mempelajari ilmu computer tidak mengharapkan apa-apa hanya ridha Allahla harapannya, maka ia tentu akan memperoleh hal-hal yang tidak ia sangka-sangka, sehingga manusia yang berada dalam tipe ini, menammatkan pelatihan dengan kualitas yang unggul sebab dengan kesabaran, serta keikhlasan yang ia miliki, ia akan menjadi orang-orang yang berkualitas, mungkin inilah saya yang terlahir kedunia ini untuk menjadi seorang writer, sebab saya menekuni ilmu computer saya hanya menuruti kata hati serta kemauan instruktur dan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan oleh instruktur, sehingga saya tumbuh dalam keadaan mandiri dalam hal mengoperasikan computer meskipun ilmu computer yang saya ketahui tidak terlalu banyak.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

Lika liku kehidupan remaja Oleh: Sujono sa’id

Masa-masa remaja adalah masa yang penuh dengan beragam keadaan ada orang yang mengisi masa-masa remajanya dengan hal-hal yang ber manfaat baik bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan masyarakat, Adapula sebahagian remaja yang menggunakan masa remaja hanya untuk ber hura-hura saja, dan ada pula sebahagian remaja yang mengisi masa remajanya dengan lebih banyak melakukan introspeksi terhadap dirinya, atau lebih banyak bertanya pada dirinya tentang sikap dan tingkah laku yang dimilikinya semasa ia kanak-kanak dan apabila tingkah laku yang dia miliki semasa kanak-kanak adalah tingkah laku yang baik, maka tingkah laku tersebut akan tetap ia pertahankan hingga masa remajanya ber akhir dengan introspeksi diri maka orang tersebut akan merubah sikap menjadi sikap yang dewasa, dan meninggalkan sikap kekanak-kanakan.
Mengisi masa remaja dengan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan lingkungan masyarakat, artinya aadalah melakukan kegiatan seperti lebih banyak berkarya, aktiv di berbagai organisasi, dan masih banyak kegiatan yang lainnya yang ia lakukan mulai dari ketika masuk masa remaja hingga masa remajanya berakhir, dengancatatan kegiatan-kegiatan yang ia lakukan tidak tumpang tindih yang dimaksud dengan tumpang tindih adalah contohnya seorang pelajar atau mahasiswa, aktiv di sebuah organisasi yang penting bisa memenej waktunya sekian jam untuk organisasi, sekian jam untuk belajar apabila ia adalah mahasiswa atau pelajar, dan sekian jam waktu untuk istirahat, membantu keluarga, dan ber cengkrama dengan keluarga maka remaja yang seperti ini akan memperoleh masadepan yang baik, dan pengalaman yang ia peroleh ketika masih remaja akan digunakannya ketika terjun di masyarakat kelak insya allah.
Mengisi masa remaja dengan lebih banyak introspeksi diri adalah lebih banyak berbenah diri untuk melakukan perubahan sikap dan tingkah laku apabila sikap dan tingkah laku yang ada pada diri kita ketika masa kanak-kanak adalah tingkah laku yang jelek maka ketika memasuki masa remaja akan dilakukan perubahan, dan apabila tingkah laku yang kita miliki adalah tingkah laku yang baik ketika kita masih kanak-kanak, maka ketika kita masuk masa remaja kita tentu harus meningkatkan menjadi lebih baik, dan mempertahankannya sampai kita kembali ke pangkuan Allah
Mengisi masa remaja dengan ber hura-hura artinya seorang remaja mengisi masa remajanya hanya untuk bersenang-senang, dan tidak memikirkan bagaimana kehidupannya dihari tua kelak. Remaja tersebut hanya mementingkan kesenangan yang ia miliki sekarang, padahal kesenangan yang ia nikmati adalah kenikmatan sesaat saja, maka apabila seorang remaja yang mengisi masa remajanya dengan lebih banyak ber hura-hura, maka masadepannya besar kemungkinan akan suram.
Perlu kita ketahui bahwa masadepan kita tergantung dari apa yang kita lakukan sekarang. Artinya apabila sekarang kita lebih banyak melakukan hal-hal yang bermanfaat, maka nanti kita akan memperoleh manfaatnya pula, tetapi apabila kita hanya lebihbanyak ber hura-hura sekarang, maka nanti masadepan kita akan hancur dan pastilah kita menyesal. Oleh karena itu marilah kita mulai dari sekarang untuk selalu memikirkan masa depan kita, dan marilah kita selalu belajar sejak dini agar masa depan kita kelak menjadi baik, dan kita akan dipandang baik oleh masyarakat ketika kita terjun di masyarakat. Penulis akan memberikaqn contoh-contoh misalkan apabila kedepan kita ingin menjadi seorang ulama, maka mulai dari sekarang kita harus berusaha meningkatkan ibadah kita kepada Allah, mulai dari sekarang kita sudah harus belajar ber da’wa baik da’wa bil lisan, bil yadi, dan da’wa bil qalbi.
Semisal kita ingin menjadi penulis, mulai dari sekarang maka kita harus sering-sering membuat tulisan tulisan apasaja. Tetapi perlu kita ketahui, bahwa masa remaja akan menjadi indah apabila kita mengisinya dengan hal-hal yang indah, tetapi masa remaja akan penuh dengan kesedihan apabila kita hanya mengisinya dengan hal-hal yang akan ber dampak negative bagi kita sebagai remaja dan apabila kita lengah ketika kita masih remaja, maka kita akan susah dihari tua dan kita akan menyesal, dan perlu kita ketahui bahwa penyesalan selalu hadirnya belakangan tidak perna hadir dahulu.

Keteguhan hati adalah penopang untuk menghadapi tantangan Oleh:Sujono sa’id

Dengan izin Allah, maka sebuah pertanyaan saya(penulis) telah berhasil terjawab pada tanggal 1 Juli 2007, tepatnya pada pukul 11 siang ketika diumumkannya hasil ujian akhir nasional adalah hari syukur pribadi sebab saya telah lulus dan telah menyelesaikan study saya sebagai siswa SMP di SLB-A Yapti Makassar.
Maka berangkat dari itu, saya(penulis) teropsesi untuk lanjut di sekolah menengah umum (SMU) yang di dalamnya adalah mayoritas orang-orang awas maka pada tanggal 7 Juli 2006 saya(penulis) mendatangi SMU Negeri16 untuk mengambil formulir pendaftaran dan saat itu saya didampingi oleh seorang guru SLB-A Yapti yaitu Bapak Tomas sarwoko, maksudnya adalah untuk bertemu dengan Kepala sekolah SMU16 yang dalam pertemuan tersebut beliau akan memberikan penjelasan bahwa kaum tunanetra juga bisa bersekolah dengan orang-orang yang matanya sehat(orang awas) agar saya(penulis) tidak dipersulit oleh kepala sekolah dan panitia penerimaan siswa baru
Saya berangkat dengan menumpang motor milik Bapak Tomas sarwoko dengan hati yang dalam keadaan bertanya-tanya, setelah sampai di depan meja panitia pendaftaran sayapun mendapatkan pelayanan yang sama dengan siswa baru yang lain dan juga ikut antri di depan loket pendaftaran memang saya tidak terlihat seperti tunanetra sebab saya adalah Tunanetra yang masih diberi sisa-sisa penglihatan oleh Allah.
Saya dan Bapak Tomas sarwoko mengisi formulir pendaftaran tersebut ditengah-tengah kegiatan pengisian formulir pendaftaran terjadilah dialog antara saya(penulis) dan Bapak Tomas sarwoko yang isinya adalah bagaimana nasib saya ketika saya dikemudian hari jika saya akan mengikuti tes masuk dan baru ketahuan bahwa saya adalah seorang Tunanetra.
Sehingga beliau memberikan saran pada saya(penulis) agar saya bisa mendaftar juga di SMU negeri 6 yang merupakan tempat 3orang tunanetra pernah bersekolah, sesampainya saya di Asrama Yapti sayapun betemu dengan ibu saya dalam keadaan kecewa terhadap strategi yang dilakukan oleh Bapak Tomas sarwoko yang tidak membuka diri tentang keadaan saya sebagai seorang tunanetra.
Akhirnya saya(penulis) mengurungkan opsesi untuk melanjutkan perjuangan saya sebagai sebuah proses untuk masuk di SMU16 sebagai tunanetra pertama yang akan melakukan sebuah gebrakan baru teman-teman saya yang telah mengalami masa-masa yang demikian sangat marah melihat sikap saya yang terlalu cepat kecewa, bahkan salah satu tunanetra yang merupakan alumni dari SMU negeri6 meminta agar saya tidak memenuhi saran dari Bapak tomas Sarwoko.
Mereka lebih marah lagi ketika saya(penulis) beropsesi untuk bersekolah di SMU Datuk ribandang, sebab menurut mereka saya tidak mampu menghadapi tantangan dan tidak mempunyai keteguhan hati untuk menghadapi tantangan demi tantangan, akhirnya karena saya telah mengurungkan niat sya(penulis) untuk mendaftar di SMU16, maka saya mendapat saran agar mendaftar di SMU negeri 4 Makassar.
Maka keesokan harinya sehari pasca pendaftaran di SMU16 sayapun diantar ke SMUNegeri 4 untuk mengambil formulir pendaftaran, karena ketika saya(penulis)mendaftar di SMU Negeri 4 sudah hari terakhir maka saya langsung mengambil nomor tes, keberangkatan saya ke SMU Negeri 4 didampingi oleh salah seorang mitra sebut saja Marlina sesampainya kami di depan loket pendaftaran kamipun langsung mengambil formulir pendaftaran dan terjadilah dialog antara Marlina dan salah seorang panitia pendaftaran yang disaksikan oleh kedua telinga saya sendiri
Marlinapun mengatakan “sesungguhnya siswa yang saya dampingi untuk mendaftar adalah seorang tunanetra, dan kalau seandainya dia lulus kelak, dia akan belajar dengan menggunakan fasilitas yang ia miliki dan ketika ia mengikuti tes maka ia akan didampingi jadi apakah sekolah ini bersedia menerima seorang tunanetra?”.
Mendengar pertanyaan tersebut salah seorang panitia menjawab”bisa” sayapun mendengar jawaban tersebut dengan sedikit tenang akhirnya kamipun mengisi formulir pendaftaran.
Setelah kami melakukan pengisian formulir kamipun langsung mengembalikan formulir tersebut kepada panitia pengembalian formulir, sesampainya di sana Marlina pun kembali berdialog dengan panitia pengembalian formulir iapun kembali mengatakan bahwa siswa yang saya dampingi adalah seorang tunanetra kira-kira sekolah ini bersedia menerima tunanetra untuk mengikuti pendidikan sama dengan orang-orang yang normal?.
Panitia pengembalian formulir tersebut langsung menjawab”lebih baik menghadap kepada kepala sekolah”, akhirnya setelah saya(penulis) mendengar pernyataan tersebut, 3 hari pasca pendaftaran sayapun(penulis) langsung menghadap kepada Bapak Kepala SMU negeri 4 makassar yaitu Bapak Ibnu hajar saat itu saya didampingi oleh Kakanda Nurul hasana yang kebetulan menjabat sebagai ketua biro adfokasi dan pengkaderan Persatuan Tunanetra Indonesia wilayah Propinsi Sulawesi Selatan.
Dalam pertemuan tersebut dibahaslah mulai bagaimana kaum tunanetra menjalani pendidikan hingga bagaimana teknis pelaksanaan tes masuk yang khusus dilaksanakan bagi kaum tunanetra yang akan berintegrasi dengan orang-orang awas, jadi hasil pertemuan antara saya(penulis), Kakanda Mnurul hasana, dan bapak Ibnu hajar selaku kepala SMU negeri4 adalah disepakati bahwa saya(penulis) bisa membawa pendamping dari luar tidak didampingi oleh panitia penerimaan siswa baru ketika mengikuti tes.
Dan beliaupun mengatakan bahwa hal-hal yang bersifat teknis akan diatur saat hari ha akhirnya pada saat mengikuti tes saya didampingi oleh salah seorang mitra dari Persatuan Tunanetra Indonesia wilayah Sulawesi selatan dan diawasi oleh salah seorang guru SMU negeri 4 yang telah diberi mandat oleh Kepala SMU negeri4 untuk itu.
Rabu tepatnya pada tanggal12-7-2006 pada pukul 9.00 sayapun mengikuti tes di ruangan dewan guru SMU negeri4 sayapun masuk ke ruangan dewan guru dibawah pengawalan Bapak kepala sekolah SMU negeri4 dan disambut oleh sekian banyak guru yang tergabung dalam kepanitiaan penerimaan siswa baru.
Beragam ekspresi yang tampak dari wajah mereka ketika saya bersama pendamping yang akan mendampingi saya(penulis) masuk kedalam ruangan dewan guru setelah kami sampai di dalam ruangan dewan guru satu persatu panitia datang dan berkerumun di sekitar kami ada diantara mereka terheran-heran, ada yang bertanya-tanya, dan ada pula yang bersikap biasa-biasa saja dan menyambut kami dengan baik.
Sebelum tes saya(mengisi biodata yang telah ada pada bagian lembar jawaban sambil kami mengisi biodata, kamipun sesekali diajak ngobrol oleh sebahagian panitia dan akhirnya ketika lonceng berbunyi pertanda bahwa tes akan dimulai soal demi soalpun dibacakan oleh salah seorang guru yang telah diberi mandat secara lisan oleh kepala sekolah SMU negeri4 dan pendamping yang mendampingi saya hanya melingkari opshen yang saya pilih diantara beberapa opshen, sementara tes berjalan, saya(penulis) dan juga pendamping yang mendampingi saya sesekali didatangi dan dikerumuni oleh sekian banyak guru yang terlibat dalam kepanitiaan tersebut.
Seusai saya mengikuti tes, sayapun menandatangani Apsensi peserta tes pada saat itu, saya langsung didatangi oleh salah seorang guru SMU Negeri4 yang sekarang telah menjadi wali kelas saya beliaupun sempat menyempatkan waktu barang 5 menit untuk ngobrol dengan saya(penulis) dan pendamping yang mendampingi saya.
Tepat pukul 11.00, tes penerimaan siswa barupun telah selesai, sayapun pulang dengan hati yang sedikit agak legah meskipun saya masih dijangkiti oleh rasa pesimis terhadap hasil tes saya kelak jadi seandainya saya tidak lulus tes di SMU Negeri4 maka sayapun akan mencoba untuk masuk ke SMU Muhammadiah7 Rappokalling sebagai pelajar Tunanetra yang pertama kalinya
Akhirnya tepat pada pukul 16.00, sayapun datang ke Sekretariat PC IRM Tallo yang merupakan tempat saya beraktifitas sebagai pengurus dalam organisasi tersebut, selain ingin melakukan aktifitas sebagai pengurus IRM Tallo, saya juga bermaksud ingin menggali informasi tentang prosedur untuk masuk ke SMU Muhammadiah7 Rappokalling, dalam kesempatan itu saya berbincang-bincang dengan Nur rahma yang merupakan salah seorang siswi di SMU tersebut yang juga merupakan rekan kerja saya di Ikatan remaja Muhammadiah isi perbincangan kami adalah mulai dari berapa uang muka saat masuk, uang komite setiap bulan, dan lain-lain.
Tetapi setelah 2 hari saya mengikuti tes, saya(penulis) memperoleh informasi tentang kelulusan saya melalui media cetak saya dan ibu saya sangat berbahagia dan sangat bersyukur kepada Allah sebab kelulusan yang saya raih adalah sebuah anugerah yang telah ia berikan.
Akhirnya saya dan ibu saya datang ke SMU Negeri4 untuk mendaftar ulang dan sayapun resmi menjadi siswa di sekolah tersebut setelah melalui beberapa proses mulai dari pengambilan formulir, wawancara, dan mengurusi kepentingan yang lain.
Setelah saya(penulis) bersekolah di sekolah tersebut saya selalu memperoleh perlakuan yang baik dan sama dengan mereka-mereka yang awas tetapi ketika saya baru berada di sekolah tersebut sayapun sangat minder terhadap teman-teman saya dan kakak-kakak kelas saya sebab saya(penulis) merasa tidak memiliki apa-apa yang disebabkan oleh keterbatasan saya dari segi penglihatan.
Tetapi karena saya sering didekati oleh kakak-kakak kelas saya dari kelas IPA1 hinggaIPA7 sayapun akhirnya memiliki keteguhan hati yang dengan keteguhan hati itulah saya mampu bertahan meskipun saya dalam keadaan bermasalah, pendek kata meskipun saya sudah berhadapan dengan berbagai tantangan sayapun masih memiliki keteguhan hati yang menjadi penopang bagi diri saya untuk tidak mudah menyerah.
Adapun masalah yang saya hadapi sebagai seorang tunanetra adalah seringnya teman-teman saya melontarkan ejekan-ejekan secara bertubi-tubi bahkan mereka selalu menganggap kehadiran saya di sekolah tersebut sebagai sampah pelajar, tetapi itu semua hanya berawal dari ketidak tahuan saja dan alhamdulillah, semua itu sedikit demi sedikit sudah terkikis, selama satu smester saya bersekolah di sekolah tersebut, terkadang teman-teman saya mencoba mematahkan semangat belajar saya dengan mengeluarkan statemen yang jelek dan menjual-jual nama guru tapi keteguhan hatilah yang menjadi modal saya untuk menghadapi mereka-mereka yang ingin mematahkan semangat saya

Hilangnya sebagian anggota tubuh bukan akhir dari segalanya Oleh: Sujono sa’id

Sebuah kebahagiaan terpancar dari wajah Ibu Sitti Khadija ketika beliau melahirkan anak pertamanya yang tak lain adalah penulis sendiri, sebab penulis dilahirkan dalam keadaan sehat, tetapi beberapa hari kemudian, beliau dikejutkan oleh sebuah penemuan yang ternyata harus mereka terima sebagai sebuah kenyataan pahit.
Kenyataan pahit yang dimaksud adalah hilangnya indera penglihatan yang ada pada diri saya, sejak itu beliau sebagai seorang ibu mulai melakukan usaha untuk mengembalikan indera penglihatan saya pada kondisi seperti sedia kala, akhirnya ketika saya sudah memasuki usia 7 bulan, dibawalah saya ke makassar untuk menjalani pengobatan, sehingga saat itu terjadi sebuah perubahan yang tadinya saya buta total, akhirnyasaya juga mengenali dunia yang merupakan tempat saya hidup dan berpijak.
Kegembiraan kedua orang tua saya dan sanak vamili terpancar dari raut wajah mereka, karena harapan mereka telah berhasil meskipun belum sepenuhnya, akhirnya ketika saya berusia 2 tahun, saya kembali menjalani operasi, ketika umur7 tahun sayapun kembali menjalani operasi dan operasi tersebut adalah operasi yang terakhir kalinya.
Namun apalah hendak dikata, saya ternyata sudah diusahakan untuk dapat melihat seperti teman-teman saya dikampung, tetapi kenyataannya harus lain, ibu saya sangat bersedih seolah tidak menerima takdir ilahi yang telah digariskan olehnya,terlebih dari ayah saya, yang setiap hari selalu marah-marah kerap kali melihat tampang saya.
Dibalik kesedihan yang menimpa ibu saya, beliau tetap memberikan kasih sayangnya kepada saya, bahkan beliau selalu berusaha untuk mencarikan jalan agar saya mau masuk sekolah luar biasa, setelah saya berumur 8 tahun tepatnya tahun 1997, tiba-tiba ayah saya harus di mutasi ke sebuah desa terpencil untuk mengemban sebuah amanah yaitu sebagai seorang kepala sekolah di sebuah SD, akhirnya sayapun harus pindah, karena sang ibu tercinta Ibu ST Khadijah juga harus turut mendampingi sang ayah di tempat tugasnya yang merupakan tempat terpencil, rela tak rela saya harus berpisah dari mereka, akhirnya sayapun berangkat ke bulukkumba untuk bersekolah.
Sesampainya saya di bulukkumba sayapun bersekolah selama 6 tahun, dan sayapun melanjutkan study di SLB-A Yapti Makassar tepatnya pada tanggal 21 Juli 2003. Selama saya bersekolah di SLB-A Yapti, sayapun akhirnya mengetahui banyak hal, selain saya mengikuti pendidikan secara formal, saya juga melakukan explorasi terhadap pengetahuan luar seperti kegiatan extra kurikuler meting English, Aktif ber organisasi, dan belajar menuangkan perasaan melalui goresan pena.
Menyikapi keadaan ibu saya yang tidak mau menerima kenyataan pahit yang harus saya alami sayapun harus bersedih, sebab sayapun merasa bahwa hilangnya indera penglihatan saya akan membuat saya kehilangan segalanya. Suatu waktu, saya kembali ke Kabupaten selayar yang merupakan tempat saya tumbuh dan menjalani kehidupan saat itu, saya memperlihatkan skil yang saya miliki dalam hal bermain gitar akuistik, sehingga saat itu, saya langsung menyaksikan respon ayah saya yaitu sebuah kekaguman yang di tunjukkan kepada saya sebab mereka tidak menyangka bahwa saya akan seperti ini, terlebih lagi ketika saya bercakap dengan seorang teman dengan ber bahasa ingris, saat itu juga beliau berbisik kepada ibu saya dengan ucapan “anakmu sudah bisa membentuk dirinya” sejak saat itu ayah sayapun mau menerima keberadaan saya. Sebagai the bline.
Setelah saya naik kelas tiga SMP, ternyata terjadi konflik tertutup antara orang tua saya dan saudara-saudaranya dari pihak ayah saya, dikarenakan sang ibu dari ayah saya terlalu pilih kasi terhadap anak-anak serta cucu-cucunya, saat itu saya telah merasa sangat kehilangan segalanya, bahkan saya merasa tidak memiliki siapa-siapadikarenakan oleh konflik tersebut, sebahagian sepupu saya dari ayah selalu sentimental terhadap tindakan saya.
Masih tercatat dan terekam dalam benak saya, saat-saat saya akan mengikuti ujian nasional, saya meminta agar tante saya meminta kesediaan anaknya untuk mendampingi saya ketika saya mengikuti ujian nasional, tetapi saya ternyata tidak mendapat respon positif, malah melainkan semuanya dilimpahkan kepada adik saya. Seandainya tidak ada teman-teman yang memiliki kesempurnaan dari segi indera fisual, maka sayapun tidak tahu apa yang akan terjadi, namun saya tetap menganggap bahwa saat itu saya merasa betul-betul kehilangan segalanya, bahkan saudara-saudara mereka menganggap ibu saya tidak memiliki rasa tanggung jawab kepada anaknya padahal mereka tidak tahu.
Tetapi saya tidak menerima begitu saja apa yang menjadi sikap mereka, saya menjadikan rasa kehilangan akan segala-galanya yang dikarenakan oleh konflik internal keluarga ini menjadi sebuah cambuk yang memberikan motifasi kepada saya untuk lebih banyak berkarya, dan meyakinkan kepada diri saya bahwa saya masih mempunyai sesuatu yang dapat membantu saya dalam mengarungi bahtera kehidupan ini.
Sebuah sejarah yang juga amat menyedihkan lagi-lagi menyangkut konflik keluarga, tepatnya pada tanggal 14-juli-2006, saat itu saya sudah menammatkan sekolah saya di sebuah sekolah luar biasa yaitu SLB-A Yapti, tetapi saya ingin melanjutkan studi saya di sebuah sekolah negeri saat itu uang yang di bawa oleh ibu saya tidak cukup untuk biaya masuk, tetapi ibu saya ber fakir untuk meminta kesediaan dari seorang tante saya yang merupakan lawan konflik dari keluarga saya. Suatu sore, tepatnya pada hari jumat tanggal 14-juli-2006, saya dan ibu saya baru saja pulang dari SMU negeri yang merupakan tempat saya untuk melanjutkan studi, menyelesaikan administrasi, tetapi ternyata ada biaya yang harus saya lunasi saat itulah ibu saya berfikir, karena beliau merasa bahwa uang yang beliau bawa tidak mencukupi untuk memenuhi hal tersebut.
Akhirnya, kamipun pulang dari sekolah tersebut menuju asrama Yapti, sesampainya kami di asrama Yapti, sayapun langsung menelphon ke rumah Tante saya yang merupakan lawan konflik ibu saya saat pembicaraan kepada saya beliau katakan bahwa “nak! Suruh saja ibumu untuk datang ke rumah untuk mengambil uang yang akan ia pinjam” sesampainya ibu saya di rumah tante saya, beliaupun mengutarakan maksudnya mendengar penuturan dari ibu saya, sang tante langsung menjawab, saya tidak bisa meminjamkan uang karena anak dari ipar saya juga akan masuk polisi, mendengar jawaban dari sang tante, maka ibu saya hanya bisa menangis bahkan saat itu beliau rela untuk menjual perhiasan yang ia miliki di sebuah tokoh perhiasan.
Tetapi, ternyata setelah suami dari sang tante, melihat ibu saya menangis, beliaupun langsung mengatakan bahwa pinjamkanlah! Uang yang kamu miliki, akhirnya sang tante meminjamkan uang yang ia miliki kepada ibu saya. Ke esokan harinya, saya dan ibu saya kembali ke sekolah yang merupakan tempat saya akan melanjutkan studi untuk menyelesaikan hal-hal yang tertunda, mendengar sikap dan perlakuan sang tante dari pihak ayah saya, maka tante yang merupakan saudara dari Ibu sayapun melakukan sebuah tindakan, beliau meminjamkan uangnya untuk mengembalikan uang yang dipinjamkan oleh ibu saya, saat itu, saya kembali sadar bahwa saya belum kehilangan segalanya, meskipun saya memiliki kekurangan dari segi fisik(mata).
Ketika saya sudah bersekolah di SMU negeri 4 Makassar, saya tidak pernah memperoleh kesulitan atau dalam bahasa ingris dikenal dengan istilah difficult problem, tetapi meskipun demikian, saya juga pernah memperoleh sebuah cobaan yang awalnya saya merasa itu adalah sebuah kesulitan, tetapi karena mungkin saya masih mencoba untuk bersabar, sehingga cobaan tersebut berubah menjadi sebuah kebahagiaan.
Saat itu adalah jadwal untuk pelajaran Teknologi informasi dan komuni kasi(TIK), saat itu guru computer hanya menuliskan materi pelajaran di papantulis, sehingga saya harus bersabar, tetapi saya merasa bahwa saya tidak akan memperoleh catatan dari guru tersebut jika saya tidak meminta salah satu dari teman saya untuk membacakan materi yang di tuliskan di papan tulis Saat itu memang ada beberapa teman laki-laki yang mau membantu saya untuk membacakan materi di papan tulis namun tidak selesai sampai habis, mereka hanya membacakan saya satu sampai lima baris.
Setelah satu-satu di antara mereka membacakan saya satu sampai lima baris, merekapun langsung meninggalkan dan mengacukan saya tetapi ada seorang teman saya yang secara tulus dan ikhlas membantu saya untuk membacakan materi yang tertulis di wite board Aulia Susanti, dia adalah sosok wanita yang merupakan teman kelas saya yang perhatian dan perlakuan serta keperibadiannya telah terfisualisasikan dalam benak saya, dialah yang membantu saya untuk membacakan materi computer saat itu yang tertulis di atas sebuah papan tulis berwarna putih atau dalam bahasa ingris dikenal dengan nama wite board. Namun, perhatiannya tidak berhenti sampai disini tapi berkelanjutan.
Kelanjutan dari sebuah episode tentang perjalanan persahabatan antara saya dan Aulia yang berawal di Lab Komputer ternyata berlanjut di dalam kelas, dan akhirnya dia lebih perhatian kepada saya sebab setiap pengurusan dokumen dalam kelas, ia selalu mempermudah saya untuk menyelesaikannya, dia juga selalu ikhlas dan tulus memberikan informasi yang saya butuhkan untuk kelancaran aktifitas saya sebagai siswa.
Sayapun sudah sempat mengecewakan Aulia sebab ia pernah mengajak saya untuk mengikuti inglish meting tetapi saya menolaknya tetapi akhirnya pada saat saya akan duduk di kelas dua, saya ternyata harus pindah dari SMU 4 ke SMU Datuk ribandang karena saya merasa kesulitan dari segi akses transport tasi, tetapi kenangan bersama Aulia tetap terbayang di benak saya bahkan ketika saya mengikuti meting English yang diadakan oleh BEC (Bamper English club) saya selalu terbayang seolah-olah saya bercakap dengan Aulia, khususnya ketika saya menyampaikan welcome spic dan clowsing spic setiap meting diadakan.
Keberadaan saya di SMU Datukribandang tidak membuat saya melupakan Aulia yang telah menjadi seorang beautiful inspirator yang telah memberikan banyak motifasi kepada saya khususnya dalam hal belajar Bahasa Ingris, sehingga alhamdulillah, saya sudah sedikit demi sedikit telah berhasil untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa inggris, bahkan saya sudah pernah sekali menjadi penanggap dalam sebuah forum diskusi berbahasa inggris yang diadakan oleh TVRI makassar yaitu English corner.
Akhirnya tanggal 28- Juni-2008, adalah hari yang sangat bersejarah, karena pada hari itu saya telah mengakhiri kehidupan saya di kelas 2 SMU, hari itu saya datang ke sekolah tepat pada pukul 8.00 pagi, sesampainya saya di sekolah, saya bertemu dengan teman-teman saya di depan kelas yang sudah dalam keadaan berdebar-debar karena memperoleh sebuah pertanyaan yang belum terjawab yaitu antara naik kelas dan tinggal kelas. Namun ketika Bapak DRS. Dappan AH,masuk ke ruangan guru, seluruh siswapun mengikuti beliau, tetapi saat itu saya langsung dikawal oleh Pak Dappan
Saat Pak Dappan mengawal saya dari depan kelas menuju ke ruang guru, teman-teman saya dari kelas lain menyaksikan dari jauh, akhirnya tibalah saya di ruang guru, akhirnya setelah saya harus menunggu lebih lama, saya akhirnya menerima Raport, setelah menerima Raport dari Pak Dappan, selaku wali kelas, saya langsung meminta teman saya untuk membacakan isi dari raport yang merupakan hasil belajar selama 1 tahun dengan kondisi hati yang berdebar-debar, raport pun perlahan dibuka.
Setelah saya mendengarkan hasil belajar yang tertera dalam Raport yang telah diberikan oleh Pak Dappan, sayapun sangat bersyukur kepada Allah karena saya naik ke kelas 3 dengan nilai yang alhamdulillah sangat memuaskan, sejak selesainya saya mengambil raport di sekolah sampai di asrama Yapti kegembiraan tersebut terpancar di raut wajah saya, teman-teman sayapun di asrama Yapti menyambut saya dengan penuh kegembiraan ketika saya datang ke asrama Yapti dengan menenteng buku raport.
Sebagai wujud kegembiraan saya terhadap keadaan ini, sayapun akhirnya mengirimkan SMS kepada orang tua, Tante, seluruh keluarga serta kerabat dekat yang senantiasa membantu saya dalam proses belajar mengajar di sekolah, setelah satu jam saya berada di asrama Yapti pada hari itu, tiba-tiba HP saya berdering setelah saya angkat, ternyata yang menelpon adalah seorang tante yang senantiasa peduli terhadap saya dan selalu mendukung saya setiap kali melakukan tindakan, isi pembicaraan antara saya dengan sang tante pia telephon yaitu konfirmasi dari sang tante sebagai follow up dari informasi yang saya sebarkan melalui SMS kepadanya yang di respon dengan ucapan selamat atas prestasi yang saya raih serta ajakan untuk berlibur di Kabupaten Selayar yang merupakan kampung halaman saya tetapi saat itu saya lagi tidak bisa memenuhi ajakan beliau karena saat itu saya sedang mengikuti pelatihan public speaking.
Tanggal 14-Juli-2008, adalah hari pertama saya untuk menduduki kelas baru. Saat itu, jam di HP saya sudah menunjukkan pukul 5.00 subhu, azan di Mushallah Tarbiatul ittihadul ummah sudah berkumandang, sayapun terbangun dari tidur saya kemudian menjawab panggilan azan yang telah berkumandang di mushallah tersebut, ketika saya berdialog dengan Allah saat subhu dan setiap waktu shalat yang lain bahkan diluar waktu shalatpun, saya selalu meminta agar Allah selalu memberikan jalan yang lurus.
Setelah saya melaksanakan panggilan ilahi, sayapun bersiap-siap untuk menyongsong harapan baru di ruangan kelas 3, setelah jam di HP saya sudah menunjukkan pukul 7.00, sayapun sudah berada di sekolah sesampainya saya di kompleks perguruan Islam Datuk ribandang, sayapun melangkahkan kaki ke sebuah ruangan kelas baru yaitu kelas 3-IPS2 SMU Datukribandang, sesampainya saya di dalam ruangkelas tersebut, saya tak lupa mengucap syukur kepada Allah, sebab saya tidak menyangka kalau saya sudah tiga tahun bersekolah di tempat tersebut, tetapi sayapun sangat bersedih karena saya tidak mengetahui apa yang akan terjadi ketika saya akan tammat apakah saya akan mengakhiri hidup saya di SMU Datukribandang dalam keadaan happy ending atau dalam keadaan sad ending, namun jawaban tersebut akan muncul ketika saya menjalaninya satu tahun kemudian atau setelah ujian akhir selesai.
Sejak itu, saya merasa bahwa hari ini saya telah menemukan sesuatu yang telah lama hilang dan sangat sering saya keluhkan setiap waktu, dan setiap hari, saya sejak hari itu sampai tulisan ini selesai merasa bahwa saya adalah Jono bukan Jono-Jonoan, dari Jono yang suka patah semangat berubah menjadi jono yang terlihat happy, sebab prinsip yang saya pegang dalam kehidupan saya adalah “happy is verry importen for our life”. Hal yang menyadarkan saya bahwa saya belum kehilangan apa-apa, adalah kemampuan bermain musik, kemampuan berbahasa inggris, kemampuan menulis, serta ketulusan dari teman-teman saya yang tergabung dalam Barisan Mitra pertuni dan Persatuan Tunanetra Indonesia, serta seluruh Binaan Yayasan pembinaan Tunanetra Indonesia.
Saya sangat bersyukur kepada Allah sebab meskipun saya adalah manusia yang telah ia takdirkan menjadi manusia yang kurang dari segi penglihatan, namun saya sangat berterima kasih kepadanya sebab ia telah menuntun saya untuk berjalan kea rah yang ia kehendaki melalui perantara dari makhluk yang telah ia ciptakan di permukaan bumi ini.
Ucapan terima kasi saya haturkan kepada Ibu saya yang telah membesarkan saya hingga saya berhasil menjadi seorang penulis pemula, ibu saya juga adalah seorang perempuan yang telah banyak berjasa dan telah berkorban serta tak kenal lela, ibu saya adalah seorang perempuan yang bijak sana dalam menyelesaikan sebuah perkara yang dicoba diselesaikan dalam sebuah musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman binaan Yapti yang telah membantu saya ketika saya dalam keadaan terhimpit, dan mau berbagi kebahagian dengan saya serta mengajarkan kepada saya akan pentingnya sebuah solidaritas, ucapan terima kasi kepada Kakanda Hamzah yang telah banyak memberikan kepada saya nasihat tentang menata sikap terhadap kehidupan yang kian hari kian keras di permukaan bumi ini.
Begitupun kepada teman-teman Barisan Mitra pertuni 12, yang telah banyak membantu saya dalam berbagai hal mulai dari hal pendampingan, membantu teman-teman tunanetra untuk meng akses informasi, sampai perjuangan untuk penyadaran kepada masyarakat agar tidak berbuat diskriminatif kepada teman-teman penyandang cacat pada umumnya dan kepada teman-teman tunanetra secara khusus.
Terima kasih saya haturkan kepada Kakanda Mustakim zul kifli yang telah banyak memperluas cara pandang saya yang selama ini telah dipersempit oleh kemalasan saya untuk melakukan sebuah explorasi lebih dalam, kepada kanda Ahmat yang merupakan salah seorang anggota komunitas blogger makassar yang telah banyak membantu saya untuk membuat media penyaluran karya yang telah saya buat.
Kepada Kanda Muhammad Nursyam yang telah mencoba untuk memperjuangkan agar saya memperoleh kesempatan mempublikasikan karya saya pada salah satu Koran ternama yang bertempat di gedung Graha pena Makassar, meskipun tulisan tersebut tidak layak untuk di muat, namun usaha beliau sangat berharga bagi saya selaku penulis.
Kepada M. Tegu saputra, yang telah aktif membantu saya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang saya emban sebagai seorang pelajar yang ber sekolah di SMU regular atau dikenal dengan sekolah integrasi, terima kasih taklupa pula saya haturkan kepada Eprilia eka saputri(Evi) yang telah banyak berkonsultasi dengan saya tentang masalah-masalah yang harus diselesaikan secara arif dan tidak dengan jalan kekerasan.
Ucapan terima kasih taklupa pula saya haturkan kepada saudari Megawati yang telah bersedia untuk mengorbitkan saya menjadi penulis pada Majalah Pebi(Pena biru) sebuah majalah khusus bagi para pelajar SMU,SMP dan para mahasiswa yang sedang menjalani studi pada berbagai universitas, namun saya hanya bisa mengirimkan doa kepada Allah agar teman-teman yang selalu membantu saya tetap memperoleh kekuatan dan memperoleh balasan yang setimpal atas perbuatan mereka dan sayapun sangat bersyukur kepada Allah sebab saya telah berhasil menemukan kembali jati diri saya.

Jangan pisahkan ajaran agama Islam dengan ilmu pengetahuan lain Oleh:Sujono sa’id

Ajaran Islam adalah suatu petunjuk yang betul-betul bersumber dari Tuhan yang telah menciptakan kita di permukaan bumi ini dan ajaran islam tidak boleh dipisahkan dengan ilmu pengetahuan lain sebab islam dan ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
Bukankah kita sebagai ummat Islam yang tentu sebagai hamba Allah telah mengetahui bahwa salah satu sifat Allah adalah maha mengetahui?, penulis sendiri telah mengetahui bahwa Allah mempunyai 99 sifat diantaranya adalah maha mengetahui(alim).
Sebuah bukti kongkrit yang telah terpampang di depan mata kita tentang luasnya pengetahuan Allah adalah ajaran agama yang ia turunkan yakni agama Islam, yang wadah pengajarannya adalah al-quran dan Hadis ternyata berkaitan erat dengan Ilmu pengetahuan lain seperti Fisika, Biologi, Geografi, yang ketiganya diklasifikasikan dalam kelompok Ilmu pengetahuan alam(Ipa).
Ditambah lagi dengan ilmu-ilmu lain seperti Sosiologi, Sejarah, Ekonomi, Hukum, dan kewarga negaraan. yang diklasifikasikan dalam kelompok Ilmu pengetahuan social(IPS). Kaitan antara Agama dan biologi adalah tentang asal usul kejadian manusia, pernahkah anda mendengar sebuah kasus seperti manusia kembar buaya?.
Memang jika kita melirik kembali kitab suci al-quran, tak satupun ayat yang menjelaskan tentang kejadian seorang manusia yang kemudian berubah menjadi seekor buaya, yang dalam ajaran agama kita sendiri dikenal dengan istilah Tahayul. Hal ini dibenarkan oleh salah seorang Ustas yang juga berprofesi sebagai dokter sebut saja Ustas Dokter Nur bahri nur.
Pembenaran beliau ditinjau dari dua hal yaitu ajaran agama dan ilmu kedokteran yang ia tekuni tak satupun yang membenarkan tentang adanya peristiwa manusia yang kembar buaya, jika kita meninjau kembali sejarah Nabi Adam AS beliau diciptakan sebagai manusia dari tanah. Sedangkan menurut penuturan Ustas Dokter Nur bahri nur ketika dihubungi pia telephon oleh pengasuh acara Pagi indah Radio Telstar yang pada saat itu masih dibawah asuhan Almarhum Sam sofian.
Beliau mengatakan bahwa dalam tubuh manusia ada sebuah komponen yang disebut dengan DNA dan DNA manusia tidak sama dengan DNA yang ada pada binatang seperti buaya sehingga wajarlah jika isu-isu seperti itu tidak mudah diterima oleh ummat Islam yang sudah hidup di zaman modern seperti sekarang ini, sebab jangankan dalam ajaran Islam, dalam ilmu medispun tidak dibenarkan.
Tetapi meskipun kita tidak mungkin menerima dengan akal sehat kejadian-kejadian yang seperti ini tetapi kita telah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa mengembalikan kepada Allah sebab jika Allah yang mempunyai kehendak pastilah segala sesuatunya dapat terjadi.
Kaitan antara ajaran agama kita dengan Fisika adalah terciptanya mata dengan alat optic alami yang digunakan untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan penglihatan yang lebih ngetren dengan istilah fisual meskipun penggunaan mata sebagai alat optic alami sangat terbatas sehingga kita masih membutuhkan alat optic buatan.

Kaitan antara agama dengan Geografi, adalah adanya gejala-gejala alam seperti terjadinya gempa mulai dari yang berskala kecil sampai dengan gempa yang berskala besar yang menelan ribuan korban jiwa.
Jika kita meninjau ajaran agama bencana terjadi sebab memang itulah ketentuan Allah yang harus kita terima dengan lapang dada, sedangkan gejala-gejala alam yang telah dijelaskan dalam ilmu geografi hanya sebagai asbab terjadinya bencana yang telah Allah turunkan.
Kaitan antara agama dan sosiologi adalah tentang banyaknya masyarakat yang tidak bermoral sehingga banyak pula orang-orang yang menganut sebuah penyakit masyarakat yang disebut dengan istilah Patologi social atau jika di sederhanakan bisa berarti penyakit masyarakat, yang dimaksud dengan penyakit masyarakat adalah perilaku yang menyimpang.
Salah satu penyakit masyarakat yang marak adalah Kampanye besar-besaran tentang penggunaan kondom yang bisa saja mengakibatkan masyarakat melakukan hubungan badan sebelum menikah yang sekarang lebih ngetren disebut dengan istilah free seks.
Apa yang menyebabkan masyarakat melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma-norma yang telah berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari? Sebab kurangnya pengetahuan mereka tentang keislaman, selain dari kurangnya pengetahuan juga disebabkan oleh tidak adanya iman yang terpatri dalam hati mereka sehingga terjadilah apa yang disebut dengan istilah perilaku yang menyimpang.
Kaitan antara sejarah dengan agama sejarah adalah sebuah peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau, sehingga dalam agama kitapun tentu harus memperdalam ilmu tentang sejarah sebab dalam agama kita kita akan mempelajari sejarah dari nabi Muhammad, sejarah tentang masuknya Islam ke berbagai Negara dengan berbagai metode yang juga disertai dengan perjuangan dan pengorbanan.
Kaitan antara agama dengan Hukum, di Indonesia, hukum diatur oleh undang-undang yang merupakan produk dari manusia sendiri, sedangkan dalam agama kita hukum telah diatur baik dalam Al-quran dan hadis sahi seperti jika kita tidak pernah menjalankan shalat maka kita akan memasuki sebuah tempat yaitu neraka.
Undang-undang yang dibuat oleh aparat penegak hukum yang ada di Negara kita tentu tidak akan terlepas dari ajaran agama Islam dan setiap pelanggar yang secarasah dan meyakinkan bahwa telah merupakan sebuah perilaku menyimpang akan mendapat hukuman yang berat.
Agama juga sangat berkaitan dengan PPKN sebab dalam ajaran agama kita telah diatur hukum-hukum yang sesuai dengan kuran dan hadis, dalam PPKN kita diajarkan bagaimana memelihara sikap tenggang rasa yang juga diajarkan dalam agama kita, dalam PPKN kita diajarkan tentang tatakrama dalam bergaul, bertemu dengan sesama manusia, adab bertamu juga telah diatur dalam agama kita.
Dalam ajaran agama kita telah diatur tatakrama ketika kita bertemu dengan sesama manusia diberbagai tempat, aturan ini bersumber dari Hadis Rasulullah yang terdapat dalam Kitab yang membahas tentang adab. Contohnya dalam kitab adab telah dijelaskan tentang hak-hak sesama muslim dan muslim yang lain, sedangkan dalam PPKN juga telah diatur hak-hak manusia sebagai warga Negara untuk memperoleh perlakuan sama di mata hukum hak-hak manusia dalam PPKN telah diatur dalam undang-undang.
Berdasarkan pemaparan penulis mulai dari awal hingga akhir dari tulisan ini, maka penulis hanya mampu menitipkan sebua harapan bahwa seimbangkanlah pengetahuan agama dengan pengetahuan lain sebab agama tidak dapat dipisahkan dengan pengetahuan lain.
Contohnya seseorang yang belajar bahasa Ingris janganlupa juga mempelajari al-quran, dan begitupun sebaliknya sehingga cakrawala berfikir kita semakin meluas, sebab dengan belajar agama kita tidak salah langka dalam menekuni pengetahuan yang lain.
Dengan agama dan ilmu pengetahuan lain kita akan menjadi orang yang berakhlak tetapi tanpa pengetahuan agama kita tidak akan menjadi orang-orang yang berakhlak bagaimanapun kecerdasan yang kita miliki tetapi tidak didasari dengan keimanan dan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa maka kita akan termasuk orang- orang yang merugi
Mengapa kita akan termasuk dalam kategori orang-orang yang merugi sebab jika hanya pengetahuan agama yang kita ketahui maka kita akan lebih banyak membuat berbagai mafcam kekeliruan.
Sebuah gambaran kongkrit yang penulis coba berikan semisal ada seorang anak yang mengetahui bahasa arab, kemudian bertemu dengan seorang anak yang menguasai bahasa ingris pada suatu hari mereka berada di suatu tempat terjadilah percakapan diantara mereka anak yang menguasai bahasa arab langsung mengatakan bahwa bahasa ingris adalah bahasa yang tidak boleh dipelajari sebab bahasa ingris adalah bahasa yang tidak akan digunakan ketika kita telah bertemu dengan Malaikat Mungkar wanakir.
Tetapi orang yang kebetulan menguasai bahasa ingris yang juga adalah seorang aktifis da’wah mengatakan bahwa bahasa ingris adalah bahasa internasional yang digunakan di berbagai Negara sehingga sangatlah perlu kita pelajari sebab bagaimana jika anda ingin berda’wah di Negara seperti Australia, Norwegia, dan swedia yang penduduknya tidak menguasai bahasa arab tetapi hanya menguasai bahasa ingris, pastilah da’wah anda tidaklah diterima.
Mengapa sebab da’wah bisa diterima jika disampaikan dengan bahasa yang kita ketahui dan mereka juga mengetahuinya sehingga terjadilah saling menyalahkan diantara mereka dengan mempertahankan pendapat masing-masing dan terjadilah perkelahian diantara mereka.
Sehingga untuk meluruskan paradikma yang amat keliru ini, marilah kita mencoba membuka firman Allah dalam al-quran yang menerangkan bahwa orang yang berilmu derajatnya akan diangkat oleh Allah.
Maksud ayat ini adalah seseorang harus mempunyai ilmu agama dan harus mempelajari ilmu lain yang berkaitan dengan ilmu agama terkecuali ilmu hitam gambaran yang lebih kongkrit adalah kita sebagai orang islam harus menguasai bahasa arab agar kita mampu mengetahui apa keinginan Allah dalam al-quran dan apa keinginan nabi dalam hadis sahi.
Mengapa terjadi perdebatan tentang tatacara beribadah? Sebab ada beberapa factoryang menyebabkan terjadinya hal yang demikian antara lain ketidak tahuan mereka tentang bahasa arab sehingga mereka melakukan penafsiran terhadap al-quran dengan hadis semau gue.



Marilah kita menyimak sebuah hadis rasulullah yang berbunyi tuntutlah duniamu dengan ilmu, tuntutlah akhiratmu dengan ilmu, serta tuntutlah keduanya dengan ilmu. Maksudnya adalah marilah kita menuntut ilmu agama tetapi ilmu pengetahuan lain tidakboleh terpisahkan dengan ilmu pengetahuan agama sebab agama dan ilmu lain saling berkaitan erat.
Sebuah pesan dari penulis kepada siapa saja yang membaca tulisan ini agar ilmu yang kita miliki harus kita amalkan sebab ilmu tanpa pengamalan ibarat nasi tanpa sayur dan laukpauk. Jadilah kita sebagai manusia yang berilmu dengan mencontoh padi semakin berisi semakin merunduk begitujuga dengan orang berilmu makin berilmu makin merendahkan diri, bukan menyombongkan diri, semoga kita selalu dalam lindungan Allah.

Proses yang ditempuh untuk meraih sebuah opsesi Oleh:Sujono sa’id

Setiap anak cucu Adam pasti mempunyai opsesi dan setiap anak cucu Adam mempunyai hak beropsesi tercapainya suatu opsesi tergantung dari bagaimana kita berjuang , ada sebuah opsesi yang setiap orang ingin capai yaitu menjadi orang sukses, menjadi orang terkenal, bisa hidup senang, dan masih banyak yang lain.
Jika seseorang ingin menjadi orang yang hidup bahagia, maka dia harus bersusah-susah dahulu sebab dengan kesusahan yang kita alami akan menghantarkan kita untuk menikmati kehidupan bahagia ternyata penulis baru sadar bahwa hidup ini sangatlah indah jika hidup ini selalu kita hadapi dengan senyum, selain senyum merupakan sesuatu yang bernilai ibadah, ternyata senyum adalah merupakan gambaran yang nampak dalam diri orang –orang yang menikmati hidup meskipun dalam hatinya tersimpan berjuta-juta kesusahan.
Untuk tercapainnya suatu opsesi selain harus bersusah-susah, kkita juga harus melawan bisikan-bisikan yang sebenarnya merupakan suatu bisikan yang menyuuruh kita untuk melakukan suatu tindakan yang ternyata tidak memiliki hasil yang efektif, maka janganlah hal tersebutdilakukan, sebab penulis sendiri telah merasakan akibat dari turutnya kita kepada bisikan-bisikan tersebut, sehingga penulis terkadang tidak memperoleh apa yang menjadi opsesi penulis.
Terkadang penulis sangat sedih jika penulis berkaca pada dirinya, hati penulis terkadang menjerit-jerit kesakitan, jika melihat diri penulis terjangkiti oleh penyakit yang diakibatkan oleh ulah penulis yang mengakibatkan opsesi penulis tinggallah menjadi mimpi, penulis sadar bahwa dirinya teelah terjangkiti oleh sebuah penyakit, tetapi tangan penulis tidak mampu untuk mengatasinya sehingga penulis terkadang bertanya-tanya kepada diri penulis “mengapa tangan saya tidak mampu mengatasi penyakit yang ada dalam diri saya?”.
Tetapi penulis telah menemukan jawaban yang meskipun belum bisa penulis pastikan sebagai penyebab, tetapi jika penulis melihat kenyataan yang menjadi jawaban dari pertanyaan penulis sangatlah menjadi syarat untuk penulis dalam membuat pernyataan yang isinya adalah menghukumi bahwa itulah sebagai penyebabnya.
Penulis sadar bahwa dirinya telah terkontaminasi oleh sifat-sifat Syaitan, sebab dirinya sering lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai hamba tuhan, penulis juga terkadang tidak mampu memanage waktu dan energi negative yang telah tersimpan dalam dirinya masih tersimpan dan hati penulis belum terketuk untuk melakukan pembuangan terhadap energi negative tersebut, dan energi negative yang dimaksud adalah kebiasaan terhadap kesenangan yang telah penulis jalani selama 3 tahun.
Penulis juga terkadang takmampu menerima kenyataan yang amatlah memilukan, padahal kita bisa menjadikan kenyataan yang tadinya amatlah memilukan, bisa menjadi sesuatu yang amatlah menyenangkan, dan untuk tercapainya opsesi kita ke depan, kita harus siap menerima kenyataan yang teramat pahit, artinya kita harus siap kalah dan siap menang.
Untuk mencapai opsesi yang kita inginkan, maka kita harus berjuang dengan menggunakan teknik yang tepat sehingga kita bisa melakukan sesuatu yang tepat sasaran, sebab meskipun kita sudah mati-matian melakukan perjuangan yang amat keras, tetapi dengan menggunakan teknik yang salah maka opsesi kita tidak akan tercapai bahkan opsesi kita tinggallah menjadi mimpi belaka.
Agar opsesi kita tercapai, maka kita tidak boleh terlalu banyak berhayal, tetapi apabila ada sesuatu yang muncul dari dalam hati kita yang juga merupakan buah pemikiran kita maka implementasikanlah dalam bentuk aksi untuk mencapai opsesi ke depan, dan tercapainya sebuah opsesi yang sangat dibutuhkan adalah sebuah komitmen dan marilah kita untuk mengikat diri kita dengan suatu aturan yang akan mempermudah bagi kita untuk mencapai sebuah opsesi, dan dengan aturan yang telah mengikat kita akan menjadi alat untuk meminimalisir penyakit-penyakit yang bisa membuat opsesi kita tinggallah menjadi mimpi, dan untuk mencapai opsesi kita harus siap untuk gagal, sebab kegagalan adalah sebuah opsesi yang tertunda, dan untuk mencapai sebuah opsesi kita maka kita harus memperbaiki hubungan kita dengan tuhan. Jadilah kita orang yang bersyukur sebab tuhan akan selalu menambahkan nikmat bagi orang yang ber syukur, dan akan menghukum orang-orang yang selalu mengkufuri nikmat yang telah tuhan berikan.
Sebuah kata yang akan meng akhiri tulisan ini adalah “ di mana ada kemauan, di situlah kita memperoleh jalan”, untuk memperoleh kesuksesan, maka kita pasti memperoleh apa yang disebut dengan
istilah kegagalan maka untuk memperoleh opsesi kita maka kita harus mempunyai prinsip yang bisa kita pegang, dan kita bisa ber opsesi setinggi langit

Iman adalah polisi rohani Oleh:Sujono sa’id

Setiap ummat beragama pasti adalah orang-orang yang beriman apakah sudah dalam bentuk pengakuan secara lisan dan aplikasi atau hanya dalam bentuk pengakuan secara lisan saja. Jika iman itu adalah dalam bentuk pengakuan dari lisan seseorang yang juga di followapi dengan aplikasi, maka iman tersebut betul-betul adalah polisi bagi rohani yang memilikinya.
Tetapi jika iman itu hanya sebuah pengakuan lipstik dibibir saja, maka iman itu belum menjadi polisi bagi rohani pemiliknya, maka untuk mengetahui apa maksud daripada iman adalah polisi bagi rohani kita, maka penulis akan menjelaskan tugas dan fungsi polisi bagi masyarakat.
Polisi adalah pengayom bagi masyarakat dan polisi juga akan memberikan rasa aman bagi kelangsungan dalam kehidupan bermasyarakat, serta polisi juga akan mengawasi tingkah laku yang menyimpang di dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi polisi akan menindak siapa saja yang melakukan perilaku menyimpang di kalangan masyarakat, maka otomatis polisi akan ditakuti dan disegani oleh masyarakat disekitar kita, dan polisi juga membuat rambu-rambu yang harus kita taati.
Jadi jelaslah bahwa begitupun dengan iman yang jika betul-betul kita lekatkan dalam dada kita akan memberikan rasa aman dalam dirikita untuk meniti hari-hari kita, dengan iman tersebut, kita akan merasa terawasi sehingga kita akan selalu ter kontrol dalam melakukan suatu tindakan.
Untuk lebih kongkritnya urayyan di atas, maka penulis akan memberikan sebuah ilustrasi suatu hari seorang ulama mengumpulkan santrinya yang berjumlah 40 orang, pada saat itu sang ulama ingin menugaskan semua santrinya untuk memotong seekor burung di tempat yang tak satupun orang melihatnya.
Diantara 40 orang santri ada satu orang yang merupakan santri kesayangan ulama santri yang merupakan santri kesayangan sang ulama sudah melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh sang ulama, tetapi dimanapun ia tidak mampu untuk memotong burung yang telah diberikan oleh sang ulama tersebut.
Ketika semua santri sudah dikumpulkan kembali, datanglah santri kesayangan sang ulama untuk mengemukakan apa yang menjadi alasan sehingga ia tidak mampu menjalankan tugas yang harus ia emban setelah seluruh santri berkumpul, sang ulama bertanya kepada ke 39 orang santrinya”apakah kalian sudah memotong seekor burung yang telah saya tugaskan tempo hari?” ke39 orang tersebut menjawab” sudah” tetapi santri yang menjadi kesayangan sang ulama tersebut tidak menjawab apa-apa.
Tetapi akhirnya ia maju ke hadapan sang ulama dan mengemukakan argumen yang mendasari untuk tidak melakukan pemotongan terhadap seekor burung terssebut ditempat yang tersembunyi sekalipun si santripun bercerita bahwa sebenarnya ia telah mencari tempat pemotongan yang di dalamnya taksatupun orang yang melihatnya.
Tetapi meskipun ia telah berhasil menemukan beberapa tempat-tempat untuk melakukan pemotongan burung yang memang di dalamnya tidak ada orang yang akan menyaksikan tetapi ia tetap merasa ada yang melihatnya yaitu Tuhan yang maha melihat tingkah laku seluruh hambanya, jadi berdasarkan cerita diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa iman akan adanya Tuhan akan mengawasi kita dalam melakukan sebuah tindakan yang menyimpang, dengan adanya iman terhadap keberadaan Tuhan akan membuat diri kita terlepas dari berbagai masalah yang menggerogoti kehidupan dimana kita bermukim.
Contohnya jika kita sedang dalam keadaan susah, tetapi dengan adanya iman yang telah terpatri kuat di dalam hati nurani makasebagai hamba kita akan menyerahkan diri kita kepada Tuhan, dan dengan iman maka kita akan memunculkan sebuah statemen dalam hati kita bahwa tidak ada satupun makhluk lain yang mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan yang sedang kita jalani.
Sebab kita tahu hanya Tuhan yang mampu menyelesaikan masalah yang melanda diri kita. Maka dengan keimanan inilah kita akan merasa aman dalam melakukan berbagai hal yang positif dan kita akan terhindar dari hal-hal yang negatif yang diakibatkan oleh godaan-godaan saitan yang ber skala kecil.
Jika iman yang muncul di bibir saja maka besar peluang bagi setiap hamba tuhan merasa tidak aman, sebab setiap kali ia mengalami kendala maka tak ada tempat baginya untuk menyampaikan keluhannya, merasa tidak ter awasi, sebab dalam melakukan suatu tindakan ia tidak terkontrol sehingga iapun selalu mencampur adukan antaera perilaku terpuji dan perilaku yang di dalamnya terdapat penyimpangan.
Jika iman yang hanya dalam bentuk ucapan saja yang ada dalam diri kita, maka sama halnya berbohong terhadap diri kita sehingga akan memunculkan dampak negatif, tetapi iman yang bentuknya adalah pengakuan dari lisan dan di follow api dengan perbuatan sama halnya sebuah sifat kejujuran yang kita tanamkan dalam hati kita, sehingga iman yang seperti ii bisa berfungsi sebagai polisi rohani.

Yakinilah bahwa tuhan itu ada OLEH: Sujono Sa’id

Kita sebagai manusia terlahir kedunia ini dalam keadaan bersih dari segala dosa, sehingga agar kita bisa hidup dengan tenang, kita harus siap memenuhi aturan dalam sebuah agama sebab jika kita hidup dengan menganut sebuah agama maka kita akan hidup dengan tentram mengapa? Sebab setiap agama mengajarkan kita untuk menjadi orang-orang atau pribadi-pribadi yang bermoral.
Selain agama juga mengajarkan kita untuk menjadi pribadi-pribadi yang bermoral, kita juga diajarkan bahwa kita harus mempercayai bahwa kita adalah makhluk ciptaan tuhan bukan makhluk yang datang ke dunia ini dengan sendirinya seperti apakah tuhan itu? Apakah tuhan itu adalah sebuah berhala seperti tuhan orang-orang kafir pada zaman Ibrahim, jika betul-betul demikian tuhan kita adalah benda mati.
Perlu kita ketahui bahwa penyembahan berhala adalah sebuah kekeliruan, sebab berhala tidak mampu memberikan apa-apa kepada kita, maka berdasarkan permenungan yang telah penulis lakukan dan waktu yang penulis gunakan untuk melakukan permenungan tidak terlalu lama dan tidak pula terlalu cepat, maka penulis berfikir bahwa tuhan yang menciptakan manusia adalah zat yang hidup meskipun kita takmampu melihat dengan kasatmata, untuk lebih jelasnya simaklah ilustrasi berikut:
Cobalah fikirkan kita adalah seorang manusia, kita adalah makhluk hidup dan selama saya(penulis) hidup di dunia ini belum pernah menyaksikan sebuah benda mati menciptakan seekor makhluk hidup, tetapi saya telah sering menyaksikan manusia sebagai makhluk hidup menciptakan benda mati seperti Meja, Kursi, Dan benda mati lainnya.
Jadi berdasarkan ilustrasi yang telah tertuang dalam tulisan ini kita sudah sadar bahwa kita adalah makhluk yang diciptakan oleh tuhan yang hidup bukan benda mati seperti berhala yang tidak bisa memberikan syafaat bagi kita untuk lebih lengkapnya penulis akan memberikan ilustrasi lanjutan:
Menurut pengetahuan kita, bumi lebih dahulu muncul daripada manusia dan manusia hidup di permukaan bumi ini, dan manusia yang membuat benda meskipun sudah ada benda yang muncul bersamaan dengan bumi kita seperti Rumput, dan batu . Tetapi menurut ajaran agama tidak ada benda mati yang menciptakan bumi ini dan jika kita kembali melihat sifat-sifat Allah, maka salah satu diantara 99 sifat Allah adalah Allah itu hidup.
Jika kita melihat alam ini penciptaannya lebih sempurna daripada benda-benda yang kita buat meskipun mempergunakan peralatan super canggi tetapi Allah jika mempunyai keinginan pastilah terpenuhi, untuk lebih mengenal dan neyakini adanya tuhan, maka kita harus melakukan berbagai metode yang telah diatur oleh setiap ajaran agama bagi ummat Islam kita melakukan pendekatan kepada Allah melalui shalat dan zikir selain shalat dan zikir, masih ada pendekatan yang lain seperti Tadabbur alam atau yang lebih dikenal dengan istilah Rihla.
Sekarang sudah banyak orang-orang yang lebih mendewakan teknologi daripada meyakini keberadaan tuhan sebab mereka melakukan pendewaan dalam bentuk ucapan contohnya adalah”seandainya tidak ada Komputer, maka saya tidak dapat membuat karia tulis” padahal seharusnya kita mengatakan bahwa”seandainya tuhan tidak menurunkan pertolongannya melalui teknologi Komputer maka saya tidak mampu membuat karia tulis” jika kita melihat ucapan-ucapan tersebut, maka kita telah melakukan sebuah kemusyrikan dan kita telah menduakan tuhan.
Sekarang banyak ummat Islam yang meyakini adanya tuhan tetapi hanya dalam bentuk pengakuan secara lisan bukan pemgakuan dalam bentuk amalan terhadap aturan yang telah dibuatnya melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan deni larangan yang telah ditetapkan akhirnya tuhanpun telah mengunci hati-hati mereka yang melakukan tindakan yang demikian.
Dahulu, banyak orang-orang yang pintar, tetapi mereka-mereka mencoba menyesatkan seluruh manusia yang belum mengetahui tentang penciptaan seluruh dunia dan isinya contohnya adalah salah seorang ahli dibidang pengetahuan Biologi Mister charles darwin yang mengatakan bahwa manusia adalah dari kera, tetapi akhirnya setelah sekian tahun lamanya, statemen tersebut telah berhasil diubah oleh sekian banyak ilmuan yang melakukan pengkajian lebih dalam.
Akhirnya statemen tersebut telah berubah bahwa manusia sebetulnya tercipta dari tanah jadi pernyataan yang telah dikeluarkan oleh Mister Charles darwin adalah sebuah pernyataan yang keliru manusia berasal dari tanah jadi berdasarkan bgambaran diatas, maka kita tidak boleh mencoba-coba mempelesetkan kebenaran tuhan sebab tak satupun orang yang mampu mempelesetkan kebenaran yang telah dibawanya, sudah terlihat berdasarkan gambaran dari Charles darwin yang telah melakukan percobaan tapi tidak mampu sebab sepandai-pandainya kita menyembunyikan sesuatu akan ketahuan juga.

KESIAPAN MENGHADAPI HIDUP Oleh: Sujono Sa’id

Dalam kehidupan kita, kita melalui beberapa masa mulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan kembali ke hadapan Allah( mati). Ketika kita masih bayi, kita masih dalam asuhan Ayah/ Ibu, tetapi ketika sudah masuk masa kanak-kanak, kita sudah masuk jenjang pertama dalam dunia pendidikan yaitu Pendidikan dasar(SD), dan selama masa SD, kita sudah di ajar tentang bagaimana membedakan antara yang baik dan hal yang buruk, kita juga masih belajar mengenal lingkungan di sekitar kita.
Setelah kita masuk ke tingkat lanjutan pertama atau SMP, maka kita sudah masuk masa remaja, dan ketika sudah masuk masa remaja, kita sudah belajar memahami kehidupan ini lebih jauh, kita juga pada masa-masa yang seperti ini, sudah harus mencoba mencari jatidiri kita sebagai manusia, dan pada masa-masa yang seperti ini pula, kita juga sudah harus mencoba untuk menentukan sukses tidaknya kita di masa yang akan datang atau setelah kita dewasa kelak, dan dimasa-masa kita sudah melanjutkan jenjang pendidikan di sekolah lanjutan atas, kita juga harus melakukan hal yang tela di jelaskan di atas yaitu menentukan sukses atau gagalnya kita ke depan.
Sukses atau gagalnya kita tergantung bagaimana kita semasa kita remaja, maka dari itu apabila kita sudah masuk masa-masa remaja, maka kita harus mempunyai target akan jadi apa aku kelak? Dan apabila kita mempunyai bakat maka kita harus mengembangkan bakat yang kita punya semisal apabila kita sejak kecil, kita sudah mempunyai bakat menjadi pemain Musik, maka haruslah kita kembangkan bakat tersebut, apabila kita berbakat menjadi penulis atau Writer, maka kita harus mengembangkannya, dan kalau bisa, kita harus mempunyai keterampilan lebih dari satu.
Setelah dewasa, maka kita apabila sudah menentukan masa depan kita kita akan sukses, apabila memang kita selalu berjuang, dan selalu gagal, apalagi, selalu di iringi dengan per mohonan kepada tuhan yang maha esa, contoh orang yang sukses di masa setelah dewasa misalnya, semasa dia remaja dia selalu tekun belajar, dan cara berfikirnya bagus, maka setelah dewasa akan menjadi pemikir yang cerdas, apabila seseorang mempunyai bakat menulis, maka dia akan menjadi penulis setelah dewasa, dan apabila tulisannya mempunyai kualitas yang tinggi, maka bukanlah dia yang membayar media tetapi dia yang akan dibayar oleh media, dan apabila sudah begitu, maka dia akan menjadi orang sukses, terkenal, apalagi dia mempunyai akhlak yang baik. Setelah dewasa, maka kita akan menempuh hidup berrumah tangga, maka apabila kita tidak pernah mempunyai cita-cita sebelum tua, maka setelah kita menikah istri akan diberi makan apa?
Setelah menikah, maka kita akan mempunyai anak( bua hatti) maka setelah kita tua, maka kita akan tergolong sukses apabila kita telah berhasil mendidik buah hati kita. Setelah kita selesai menentukan masa depan, dan berusaha untuk meraihnya, dan setelah cita-cita kita tercapai, dan kita pun telah berkeluarga, dan telah mempunyai buah hati, maka kita telah sah berstatus Ayah, jadi sebagai orang tua kita harus melakukan kewajiban kita sebagai orang tua antara lain yaitu memberi nama yang baik kepada anak, menyekolahkan anak, dan menikahkan anak. Itulah pembahasan tentang mempersiapkan hidup selama hidup di dunia.

Sekarang kita akan membahas tentang bekal hidup yang akan kita bawa untuk kemmbali ke hadapan AllahSWT, di sini muncul sebuah pertanyaan kita akan kembali kepada Allah apakah dalam keadaan khusnulhatima atau suul hatima.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka simaklah apa yang akan saya terangkan lewat tulisan ini saudaraku ketahuilah bahwa hidup ini di ibaratkan sebagai seorang manusia yang pergi ke sesuatu tempat untuk menjalankan tugas yang telah diberikan oleh atasannya, dan setelah beberapa hari kemudian dia pasti akan kembali kepada atasannya untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan apakah dia bersungguh-sungguh atau tidak? Apabila bersungguh-sungguh, maka hasil yang dia bawa akan baik dan akan kembali ketempatnya dengan selamat dan akan mendapatkan perlakuan baik dari atasannya.
Apabila kita tidak bersungguh-sungguh, maka kita pulang dalam keadaan tidak selamat dan hasil yang kita bawa tidak baik serta kita akan memperoleh perlakuan yang tidak baik pula, kalau kita perumpamakan cerita di atas dengan kehidupan kita hingga mati, maka kita terangkan bahwa dalam kehidupan kita ini kita akan kembali ke hadapan Allah dan bahwa kita harus tahu kalau segala sesuatu pasti ada awal dan akan berakhir jua contohnya seorang pejabat yang terangkat setelah masanya habis maka dia akan berhenti, seorang yang pergi bertamasya pasti akan kembali ke rumahnya apakah dalam keadaan puas atau dalam keadaan yang kecewa, begitupun dengan kehidupan kita ini pasti akan berakhir dengan mati apakah dalam keadaan khusnul hatima( baik dalam akhirnya) atau suul hatima( buruk pada akhirnya).
Ketahuilah saudaraku, bahwa dalam hidup ini kita harus memiliki bekal untuk kembali ke hadapan Allah kalau kita umpamakan diri kita bahwa kita harus membawa oleh-oleh ke hadapan Allah, apa yang harus kita bawa ke hadapan Allah? Yang kita harus bawa ke hadapan Allah adalah amalan-amalan yang kita lakukan sejak kita mulai berusia7/10 tahun antara lain adalah Shalat, puasa, mendidik anak baik dengan ajaran agama atau pengetahuan tentang ke duniaan, memperbaiki hubungan horizontal dan memperbaiki hubungan fertikal, dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Saudaraku ingatlah bahwa kita sebagai makhluk Allah akan menghadapi maut, maka dari itu ingatlah sebuah pepata yang berbunyi “ shalatlah kamu sebelum kamu di shalati oleh orang banyak” dan haruslah kita selalu melakukan muhasabah apakah kita sudah mempunyai amalan yang baik? Dan apabila kita sering melakukan ibadah apakah ibadah kita sudah sesuai dengan tuntunan yang terterah pada Al-quran dan hadis shahih? Dan sudah bersihkah kita dari noda dan dosa? Dan apabila kita masih merasa kurang maka marilah kita memperbaiki kekurangan kita agar kita meninggal dalam keadaan Khusnul hatimah.
Salah satu orang yang mati dalam keadaan Khusnul hatimah adalah orang yang mampu mengucapkan “ la ilaha illallah” tanpa perlu dituntun oleh keluarga, saudaraku ketahuilah umur tidak memandang manusia apakah manusia itu masih muda, apakah manusia itu sudah tua, tetapi ingatlah saudaraku bahwa ajal bisa datang dimanapun dan kapanpun. Ajal bisa di temui di jalanan, di tiang listrik, di kamar mandi, di rumah sakit, bahkan ajal juga bisa ditemui ketika kita berada di meja judi.

Ajal bisa kita temui ketika kita dalam keadaan Shalat, ketika kita dalam keadaan mandi, ketika kita dalam keadaan berjudi, bahkan ketika kita sedang bermesra-mesraan dengan wanita yang bukan muhrim kita.
Apa bila kita menemui ajal dalam keadaan Shalat, maka patutlah keluarga kita bersyukur, tetapi ketika kita sedang meneguk minuman keras atau bermesra-mesraan dengan wanita yang bukan muhrim kita, maka keluarga pastilah banyak yang bersedih dan wahai saudaraku ketahuilah bahwa orang yang mati dalam keadaan Shalat, akan digolongkan sebagai orang yang meninggal dalam khusnul hatima, dan orang yang meninggal ketika dalam keadaan ber mesra-mesraan dengan wanita yang bukan muhrim maka akan memperoleh gelar suul hatimah, dan tempatnya di neraka.
Untuk itu, maka saya ingin mengajak pribadi saya( penulis) dan seluruh yang sempat membaca tulisan saya ini, bahwa marilah kita mempergunakan umur yang diberikan oleh Allah untuk beribadah dan bertaubat apabila kita telah melakukan kesalahan dan apabila kita melakukan sesuatu, maka janganlah kita selalu mengharap syurga Allah, tetapi marilah kita selalu mengharapkan rahmat dari Allah, maka dengan adanya Rahmat dari Allah, maka kita akan menghadap ke hadapan Allah dan sudah pasti tempat kita adalah syurga dan itulah janji Allah, saudaraku ketahuilah bahwa Allah tidak pernah menyalahi janjinya.

Rabu, 10 September 2008

METODE PACARAN YANG BAIK Oleh: Sujono sa’id

Dalam agama kita, tidak ada istilah pacaran meskkipun kita mati-matian membolak balik kitab suci Al-quran dan buku-buku hadis kita tidak akan menemukan apasih itu pacaran menurut pandangan Islam sehingga banyak aktifis da’wa yang mengatakan bahwa pacaran itu hukumnya haram.
Keharaman pacaran ini disimpulkan selain alasan yang telah penulis kemukakan di atas, juga berdasarkan banyaknya realita, fakta, dokumenta,historika, data, kenyataan berbicara bahwa dima
sa sekarang ini banyak muda-mudi yang berpacaran tetapi banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan yang amatlah dimurkai oleh Allah
Mengapa demikian? Sebab ketika mereka melakukan acara duduk bersama dengan sido’I atau yang dalam bahasa ABG dikenal dengan istilah Lending mereka melakukan ekspresi yang merupakan simbol bahwa mereka saling mencintai, ekspresi tersebut antara lain mula-mula mereka saling berpegangan tangan, kemudian merekapun saling meremas-remas tangan, saling membelai telapak tangan, akhirnya karena mereka sudah sama-sama menikmati dunia yang merupakan milik berdua merekapun melakukan satu ekspresi yaitu saling berpelukan, ekspresi ini penulis sebut dengan istilah gaya Teletubbies, dan akibatnya Iblis laknatullahpun menggoda, sehingga terjadilah apa yang disebut dengan istilah hubungan badan di luar nikah atau dikenal dengan istilah free seks.
Jadi, adanya metode pacaran yang ujung-ujungnya adalah free seks, maka konsekwensi yang harus diterima oleh pasangan tersebut adalah menikah diusia dini, dan apabila hal tersebut sudah terjadi, maka hal ini sangatlah menakutkan, karena akan timbul sebuah pertanyaan mampukah mereka untuk menjalin rumahtangga? Biasanya diusia dini jalan pemikiran mudamudi masih belum terlalu dewasa, sehingga kekhawatiran tentang menikah di usia dini sering terjadi, kekhawatiran ini terjadi sebab sudah jelas di depan mata kita sebuah gambaran yang diberikan oleh sebuah Mega Sinetron yang bercerita tentang dampak negatif yang muncul dengan adanya pernikahan di usia dini.
Menyaksikan hal ini, penulispun sempat berfikir yang amat konyol yang ada dalam hati penulis bahwa yang namanya pacaran sangatlah nikmat, sehingga ketika penulis masih SMP penulispun sempat ingin memiliki seorang pacar, lambat laun pemikiran penulispun lebih konyol lagi sebab penulis tiba-tiba berfikiran bahwa pacaran adalah sesuatu yang amatlah tidak baik, sebab dalam berpacaran kita tidak selamanya berjodohan, dan kita bisa terjerumus ke lembah dosa.
Tetapi pada akhirnya penulispun berubah pikiran setelah melihat beberapa metode berpacaran yang ternyata bisa membawa kita ke hal-hal yang positif, kita bisa menambah ilmu pengetahuan, dan kita bisa terhindar dari mala petaka salahsatunya adalah free seks, maka sejak itu penulis berkesimpulan bahwa berpacaran itu boleh-boleh saja asalkan tidak berada di luar batas kewajaran, dan jangan menggunakan metode seperti yang telah penulis paparkan di atas, tetapi gunakanlah metode berpacaran yang baik yang insya Allah kita tidak akan terjerumus dalam lembah yang akhirnya membuat kita bisa ternoda.
Berikut ini penulis akan menguraikan metode pacaran yang baik berdasarkan apa yang penulis saksikan
Semisal kita mengadakan acara duduk bersama atau yang lebih dikenal dengan istilah lending,maka isilah lending dengan bertukar pengetahuan, dan saling memberi motifasi agar keduanya tetap bisa menjadi orang yang sukses, apabila anda adalah seorang pelajar, maka lending diisi dengan belajar bareng, bukannya diisi dengan nonton bareng di bioskop.
Metode yang lain agar kita terhindar dari free seks, adalah kita sebagai seorang pemuda yang punya pacar agar lingkungan rumah kita dan rumahnya ber jauhan agar tidak sering ingin bertemu.
Tetapi ada beberapa aktifis da’wa yang berpendapat bahwa sebenarnya pacaran lebih indah apabila kita sudah melalui proses pernikahan, sebab dia telah halal bagi kita terserah kita mau berbuat apa saja.
Ada pula sebahagian generasi Islam yang membuat suatu metode pacaran yaitu metode Ta’arruf, metode ini hanya dilakukan dengan cara berkenalan antara Ikhwan dan Akhwat dan kemudian menjalin tali persaudaraan sebagai saudara se Islam , dan apabila Ikhwan tersebut ingin melanjutkan maka dia langsung datang ke rumah Akhwat dengan didampingi oleh kedua orang tuanya untuk mengajukan lamran.
Tetapi intinya, wajarlah apabila ada sebahagian aktifis da’wa yang melarang keras orang untuk menjalin hubungan asmara dengan seorang wanita atau seorang laki-laki sebab tentu dasar pelarangannya sangatlah kuat karena dapat ditemukan di hampir setiap waktu, tetapi apabila ada seseorang yang mengatakan bahwa pacaran adalah sesuatu yang baik juga tidaklah menjadi suatu hal yang salah asal tidak menyalahi aturan baik dalam ber agama maupun dalam ber budaya
Penulis sendiri tidak mau mengatakan bahwa pacaran adalah sesuatu hal yang tidak baik, sebab perjalanan hidup penulis masih panjang penulis sadar bahwa penulis masih duduk di bangku kelas 1 SMA, sedangkan penulis sendiri tidak mau menghukumi sesuatu adalah sesuatu yang salah bahkan membenci sesuatu bagi penulis adalah hal yang tidak baik, memang ada kalanya kita harus membenci sesuatu, tetapi harus membenci pada tempatnya, penulis tidak mau mengatakan bahwa pacaran adalah sesuatu yang sangat dibenci oleh penulis sebab apabila penulis melakukan hal demikian maka penulis akan dikena hukum.
Hukum apakah gerangan yang akan menjerat penulis? Kalau dalam ilmu Fisika kita belajar hukum Ohm, hukum Arkimedes, dan hukum kapler, sedangkan dalam mata pelajaran Kimia kita belajar hukum Dalton, dalam ekonomi kita belajar hukum Gosseng, tetapi hukum yang akan menjerat penulis adalah hukum Karma.
Satu hal yang menjadi prinsip bagi penulis bahwa janganlah kita mencintai sesuatu terlalu ber lebihan sebab akan berujung pada kebencian tetapi janganlah terlalu membenci sesuatu sebab yang kita benci belum tentu lebih jelek daripada kita.