Selasa, 09 September 2008

Alam sebagai sebuah anugerah Oleh:Sujono sa’id

Sebenarnya, kita patut bersyukur kepada Allah, karena kita masih dapat menikmati hidup di dunia ini yaitu menempati alam jagat raya yang merupakan ciptaan pencipta diatas pencipta atau dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah the outher of outher. Mensyukuri keberadaan alam sebagai ciptaan Allah dapat dilakukan dengan cara pelestarian terhadapnya beserta seluruh isinya seperti karang di laut, tumbuhan, flora dan fauna, serta binatang marga satwa yang ada di hutan harus di jaga dengan baik.
Namun sekarang ini, melihat kondisi alam yang ada sepertinya sudah tidak kondusif, sebab seiring dengan globalisasi yang ternyata malah membuat kondisi bumi menjadi tidak kondusif, sehingga ada-ada saja factor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengrusakan pada alam semesta misalnya pencemaran udara, pencemaran limba, dan penebangan hutan hanya untuk kepentingan komersial belakalah yang menjadi penyebab.
Siapakah pelaku atas pengrusakan terhadap seluruh potensi alam yang ada di Indonesia? Apakah hal ini dilakukan oleh orang-orang yang bodoh?, apakah hal ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak berfikir sebelum bertindak? Atau bagai mana? Dan bagai mana?. Saya yakin, segala sesuatu tidak mungkin terjadi jika tidak ada pelaku.
Pelaku atas penebangan hutan, pencemaran limbah, penangkapan binatang yang dilindungi oleh undang-undang tidaklah dilakukan oleh orang-orang yang bodoh, dan bukan pula kelakuan orang-orang yang tidak berfikir sebelum bertindak, tentu pelakunya adalah orang yang pintar, berfikir sebelum melakukan sesuatu, tetapi dibutakan oleh materi yang sifatnya merupakan kenikmatan sesaat, dan derita yang berkepanjangan.
Namun, dibalik kehadiran mereka-mereka yang dibutakan oleh materi, sehingga melakukan pengrusakan terhadap kondisi alam beserta penyalagunaan potensi yang ada, toh masih juga ada orang-orang yang mau memperhatikan serta masih mempunyai keinginan serta motifasi untuk menjaga kelestarian alam ini sehingga kondisi keparahannya masih belum dirasakan oleh makhluk hidup di bumi ini seperti manusia, hewan, serta seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini kgususnya di negeri kita tercinta.
Siapakah mereka? Mereka adalah orang-orang yang terdiri atas pelajar, mahasiswa yang tergabung dalam berbagai organisasi seperti SISPALA ( siswa pencinta alam), MAPALA (Mahasiswa pencinta alam), SOLPA (Solidaritas pencinta alam), serta organisasi-organisasi lainnya seperti Walhi( wahana lingkungan hidup), mereka-mereka inilah yang memiliki kecintaan yang mereka sendiri tidak mampu gambarkan dengan kata-kata, namun kecintaan mereka di deskripsikan dalam bentuk perbuatan.
Bukan berarti karena kehadiran dari saudara-saudara kita dari SISPALA, MAPALA, SOLPA, dan WALHI, sehingga kita menanamkan prinsip dalam diri kita bahwa itu adalah pekerjaan mereka. Jika ada warga masyarakat yang berfikiran bahwa pelestarian alam serta isinya adalah urusan mereka, saya(penulis) rasa mereka harus diberikan sedikit pencerahan terserah bagai mana teknis pencerahannya urusan nanti malam, namun yang terpenting adalah mereka memperoleh pencerahan pola fakir.
Namun penulis juga akan memberikan sedikit pencerahan melalui goresan tinta pena yang membentuk khuruf demi khuruf, berkumpul menjadi beberapa kata, yang kemudian menjadi paragraph demi paragraph, dan dari beberapa paragraph menjadi sebuah pencerahan bagi mereka berikut ini. Bukankah kita semua adalah ciptaan tuhan yang berppijak di atas bumi ini? Tentu jika ya! Maka tentulah alam ini adalah milikk kita juga bukan Cuma milik mereka-mereka yang tergabung dalam MAPALA, SISPALA, SOLPA dan WALHI saja, tetapi alam ini toh juga adalah kepunyaan kita semua.
Jadi, karena alam ini adalah kepunyaan kita, maka kita harus melestarikan potensi yang ada seperti pepohonan, binatang yang hidup di alam bebas atau binatang marga satwa, , terumbu karang, dan lain-lain dengan cara tidak melakukan penebangan, tidak mengotori udara, tidak menangkap ikan dengan bahan peledak, serta tidak menyumbat saluran air. Jika kita masih tetap melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas, maka akan terjadi hal-hal seperti banjir, hilang/ punahnya terumbu karang, dan lain-lain.
Terjadinya Global worming, disebabkan oleh adanya efek rumah kaca yang diakibatkan oleh terpantulnya gas, banyaknya pohon yang dapat melindungi kita dari panas mata hari yang di tebang, sudah berkurangnya hutan. Terjadinya pencemaran polusi diakibatkan oleh banyaknya pengelola industri yang lalai dalam membuat tempat pengaliran limbah sehingga terkadang limbah tersebut mengotori jalan-jalan dan tempat umum lainnya sehingga dapat menyebabkan polusi udara yang dapat merusak kesehatan.
Kita sudah sering menemukan kendaraan baik mobil dan motor, terkadang kendaraan yang mengeluarkan suara keras juga sangat berpeluang untuk mengotori udara di daerah perkotaan khususnya di jalan-jalan yang sering kita lalui saat ber aktifitas.
Terjadinya banjir banding diakibatkan oleh adanya penyumbatan terhadap irigasi air, dan daerah yang rawan banjir adalah daerah perkotaan yang boleh dikata sudah tidak ditemukan lagi hutan, karena kehidupan masyarakat kota sudah diperhadapkan dengan berbagai tuntutan pembangunan yang menjadi kebutuhan masyarakat di berbagai lini.
Bukan berarti karena hutan di daerah perkotaan sudah tidak ada, kita akan membiarkannya, tetapi marilah kita melakukan penghijauan di pekarangan rumah masing-masing dengan cara menanam tumbuhan yang selain menjadi pelindung juga dapat berguna sebagai obat-obatan, dan pemenuhan kebutuhan setiap hari.
Dari masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka penulis ingin mengeluarkan apa yang telah tertanam dari lubuk hati penulis yang terdalam terserah pembacalah yang menilainya apakah dianggap sebagai sebuah nasihat, himbauan, instruksi, atau apa saja namun apa yang ingin penulis sampaikan melalui tulisan ini intinya adalah sebuah solusi untuk menjadi bahan agar kita memiliki dorongan untuk mencintai alam dan potensi yang ada di alam jagat raya ini dengan sepenuh hati bukan di dasari dengan setengah hati.
Khususnya saudara-saudaraku ummat Islam, kita harus tahu bahwa ala mini beserta potensinya yang dikenal dengan sumber daya alam adalah sebuah anugerah dari tuhan yang maha esa, sehingga kita sebagai seorang manusia diciptakan sebagai rahmatan lil alamin atau makhluk yang menjadi pewarna bagi seluruh alam bukan laknat bagi seluruh alam, bukankah juga sudah sangat jelas bahwa manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di permukaan bumi ini dan mengolah bumi ini sebagai titipan tuhan kepada kita.
Saya(penulis) juga ingin menyampaikan kesalutan saya kepada teman-teman yang sudah mau bergabung dalam kelompok pencinta alam, yang mempunyai kemauan yang tinggi untuk melestarikan alam jagat raya ini beserta potensinya yang sudah hamper punah. Saya hanya mampu ber do’a agar cita-cita kalian menjadi sesuatu yang bernilai ibadah di sisi tuhan, dan ketika ada yang meninggal dalam kegiatan highking in the montin atau mendaki gunung untuk melihat pemandangan mudah mudahan tergolong sahid bukan tergolong kafir dan hadiahnya adalah hotel mewah di syurganya Allah SWT.

Tidak ada komentar: