Rabu, 10 September 2008

METODE PACARAN YANG BAIK Oleh: Sujono sa’id

Dalam agama kita, tidak ada istilah pacaran meskkipun kita mati-matian membolak balik kitab suci Al-quran dan buku-buku hadis kita tidak akan menemukan apasih itu pacaran menurut pandangan Islam sehingga banyak aktifis da’wa yang mengatakan bahwa pacaran itu hukumnya haram.
Keharaman pacaran ini disimpulkan selain alasan yang telah penulis kemukakan di atas, juga berdasarkan banyaknya realita, fakta, dokumenta,historika, data, kenyataan berbicara bahwa dima
sa sekarang ini banyak muda-mudi yang berpacaran tetapi banyak melakukan penyimpangan-penyimpangan yang amatlah dimurkai oleh Allah
Mengapa demikian? Sebab ketika mereka melakukan acara duduk bersama dengan sido’I atau yang dalam bahasa ABG dikenal dengan istilah Lending mereka melakukan ekspresi yang merupakan simbol bahwa mereka saling mencintai, ekspresi tersebut antara lain mula-mula mereka saling berpegangan tangan, kemudian merekapun saling meremas-remas tangan, saling membelai telapak tangan, akhirnya karena mereka sudah sama-sama menikmati dunia yang merupakan milik berdua merekapun melakukan satu ekspresi yaitu saling berpelukan, ekspresi ini penulis sebut dengan istilah gaya Teletubbies, dan akibatnya Iblis laknatullahpun menggoda, sehingga terjadilah apa yang disebut dengan istilah hubungan badan di luar nikah atau dikenal dengan istilah free seks.
Jadi, adanya metode pacaran yang ujung-ujungnya adalah free seks, maka konsekwensi yang harus diterima oleh pasangan tersebut adalah menikah diusia dini, dan apabila hal tersebut sudah terjadi, maka hal ini sangatlah menakutkan, karena akan timbul sebuah pertanyaan mampukah mereka untuk menjalin rumahtangga? Biasanya diusia dini jalan pemikiran mudamudi masih belum terlalu dewasa, sehingga kekhawatiran tentang menikah di usia dini sering terjadi, kekhawatiran ini terjadi sebab sudah jelas di depan mata kita sebuah gambaran yang diberikan oleh sebuah Mega Sinetron yang bercerita tentang dampak negatif yang muncul dengan adanya pernikahan di usia dini.
Menyaksikan hal ini, penulispun sempat berfikir yang amat konyol yang ada dalam hati penulis bahwa yang namanya pacaran sangatlah nikmat, sehingga ketika penulis masih SMP penulispun sempat ingin memiliki seorang pacar, lambat laun pemikiran penulispun lebih konyol lagi sebab penulis tiba-tiba berfikiran bahwa pacaran adalah sesuatu yang amatlah tidak baik, sebab dalam berpacaran kita tidak selamanya berjodohan, dan kita bisa terjerumus ke lembah dosa.
Tetapi pada akhirnya penulispun berubah pikiran setelah melihat beberapa metode berpacaran yang ternyata bisa membawa kita ke hal-hal yang positif, kita bisa menambah ilmu pengetahuan, dan kita bisa terhindar dari mala petaka salahsatunya adalah free seks, maka sejak itu penulis berkesimpulan bahwa berpacaran itu boleh-boleh saja asalkan tidak berada di luar batas kewajaran, dan jangan menggunakan metode seperti yang telah penulis paparkan di atas, tetapi gunakanlah metode berpacaran yang baik yang insya Allah kita tidak akan terjerumus dalam lembah yang akhirnya membuat kita bisa ternoda.
Berikut ini penulis akan menguraikan metode pacaran yang baik berdasarkan apa yang penulis saksikan
Semisal kita mengadakan acara duduk bersama atau yang lebih dikenal dengan istilah lending,maka isilah lending dengan bertukar pengetahuan, dan saling memberi motifasi agar keduanya tetap bisa menjadi orang yang sukses, apabila anda adalah seorang pelajar, maka lending diisi dengan belajar bareng, bukannya diisi dengan nonton bareng di bioskop.
Metode yang lain agar kita terhindar dari free seks, adalah kita sebagai seorang pemuda yang punya pacar agar lingkungan rumah kita dan rumahnya ber jauhan agar tidak sering ingin bertemu.
Tetapi ada beberapa aktifis da’wa yang berpendapat bahwa sebenarnya pacaran lebih indah apabila kita sudah melalui proses pernikahan, sebab dia telah halal bagi kita terserah kita mau berbuat apa saja.
Ada pula sebahagian generasi Islam yang membuat suatu metode pacaran yaitu metode Ta’arruf, metode ini hanya dilakukan dengan cara berkenalan antara Ikhwan dan Akhwat dan kemudian menjalin tali persaudaraan sebagai saudara se Islam , dan apabila Ikhwan tersebut ingin melanjutkan maka dia langsung datang ke rumah Akhwat dengan didampingi oleh kedua orang tuanya untuk mengajukan lamran.
Tetapi intinya, wajarlah apabila ada sebahagian aktifis da’wa yang melarang keras orang untuk menjalin hubungan asmara dengan seorang wanita atau seorang laki-laki sebab tentu dasar pelarangannya sangatlah kuat karena dapat ditemukan di hampir setiap waktu, tetapi apabila ada seseorang yang mengatakan bahwa pacaran adalah sesuatu yang baik juga tidaklah menjadi suatu hal yang salah asal tidak menyalahi aturan baik dalam ber agama maupun dalam ber budaya
Penulis sendiri tidak mau mengatakan bahwa pacaran adalah sesuatu hal yang tidak baik, sebab perjalanan hidup penulis masih panjang penulis sadar bahwa penulis masih duduk di bangku kelas 1 SMA, sedangkan penulis sendiri tidak mau menghukumi sesuatu adalah sesuatu yang salah bahkan membenci sesuatu bagi penulis adalah hal yang tidak baik, memang ada kalanya kita harus membenci sesuatu, tetapi harus membenci pada tempatnya, penulis tidak mau mengatakan bahwa pacaran adalah sesuatu yang sangat dibenci oleh penulis sebab apabila penulis melakukan hal demikian maka penulis akan dikena hukum.
Hukum apakah gerangan yang akan menjerat penulis? Kalau dalam ilmu Fisika kita belajar hukum Ohm, hukum Arkimedes, dan hukum kapler, sedangkan dalam mata pelajaran Kimia kita belajar hukum Dalton, dalam ekonomi kita belajar hukum Gosseng, tetapi hukum yang akan menjerat penulis adalah hukum Karma.
Satu hal yang menjadi prinsip bagi penulis bahwa janganlah kita mencintai sesuatu terlalu ber lebihan sebab akan berujung pada kebencian tetapi janganlah terlalu membenci sesuatu sebab yang kita benci belum tentu lebih jelek daripada kita.

Tidak ada komentar: