Sabtu, 13 September 2008

Iman adalah polisi rohani Oleh:Sujono sa’id

Setiap ummat beragama pasti adalah orang-orang yang beriman apakah sudah dalam bentuk pengakuan secara lisan dan aplikasi atau hanya dalam bentuk pengakuan secara lisan saja. Jika iman itu adalah dalam bentuk pengakuan dari lisan seseorang yang juga di followapi dengan aplikasi, maka iman tersebut betul-betul adalah polisi bagi rohani yang memilikinya.
Tetapi jika iman itu hanya sebuah pengakuan lipstik dibibir saja, maka iman itu belum menjadi polisi bagi rohani pemiliknya, maka untuk mengetahui apa maksud daripada iman adalah polisi bagi rohani kita, maka penulis akan menjelaskan tugas dan fungsi polisi bagi masyarakat.
Polisi adalah pengayom bagi masyarakat dan polisi juga akan memberikan rasa aman bagi kelangsungan dalam kehidupan bermasyarakat, serta polisi juga akan mengawasi tingkah laku yang menyimpang di dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi polisi akan menindak siapa saja yang melakukan perilaku menyimpang di kalangan masyarakat, maka otomatis polisi akan ditakuti dan disegani oleh masyarakat disekitar kita, dan polisi juga membuat rambu-rambu yang harus kita taati.
Jadi jelaslah bahwa begitupun dengan iman yang jika betul-betul kita lekatkan dalam dada kita akan memberikan rasa aman dalam dirikita untuk meniti hari-hari kita, dengan iman tersebut, kita akan merasa terawasi sehingga kita akan selalu ter kontrol dalam melakukan suatu tindakan.
Untuk lebih kongkritnya urayyan di atas, maka penulis akan memberikan sebuah ilustrasi suatu hari seorang ulama mengumpulkan santrinya yang berjumlah 40 orang, pada saat itu sang ulama ingin menugaskan semua santrinya untuk memotong seekor burung di tempat yang tak satupun orang melihatnya.
Diantara 40 orang santri ada satu orang yang merupakan santri kesayangan ulama santri yang merupakan santri kesayangan sang ulama sudah melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh sang ulama, tetapi dimanapun ia tidak mampu untuk memotong burung yang telah diberikan oleh sang ulama tersebut.
Ketika semua santri sudah dikumpulkan kembali, datanglah santri kesayangan sang ulama untuk mengemukakan apa yang menjadi alasan sehingga ia tidak mampu menjalankan tugas yang harus ia emban setelah seluruh santri berkumpul, sang ulama bertanya kepada ke 39 orang santrinya”apakah kalian sudah memotong seekor burung yang telah saya tugaskan tempo hari?” ke39 orang tersebut menjawab” sudah” tetapi santri yang menjadi kesayangan sang ulama tersebut tidak menjawab apa-apa.
Tetapi akhirnya ia maju ke hadapan sang ulama dan mengemukakan argumen yang mendasari untuk tidak melakukan pemotongan terhadap seekor burung terssebut ditempat yang tersembunyi sekalipun si santripun bercerita bahwa sebenarnya ia telah mencari tempat pemotongan yang di dalamnya taksatupun orang yang melihatnya.
Tetapi meskipun ia telah berhasil menemukan beberapa tempat-tempat untuk melakukan pemotongan burung yang memang di dalamnya tidak ada orang yang akan menyaksikan tetapi ia tetap merasa ada yang melihatnya yaitu Tuhan yang maha melihat tingkah laku seluruh hambanya, jadi berdasarkan cerita diatas maka dapatlah kita simpulkan bahwa iman akan adanya Tuhan akan mengawasi kita dalam melakukan sebuah tindakan yang menyimpang, dengan adanya iman terhadap keberadaan Tuhan akan membuat diri kita terlepas dari berbagai masalah yang menggerogoti kehidupan dimana kita bermukim.
Contohnya jika kita sedang dalam keadaan susah, tetapi dengan adanya iman yang telah terpatri kuat di dalam hati nurani makasebagai hamba kita akan menyerahkan diri kita kepada Tuhan, dan dengan iman maka kita akan memunculkan sebuah statemen dalam hati kita bahwa tidak ada satupun makhluk lain yang mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam kehidupan yang sedang kita jalani.
Sebab kita tahu hanya Tuhan yang mampu menyelesaikan masalah yang melanda diri kita. Maka dengan keimanan inilah kita akan merasa aman dalam melakukan berbagai hal yang positif dan kita akan terhindar dari hal-hal yang negatif yang diakibatkan oleh godaan-godaan saitan yang ber skala kecil.
Jika iman yang muncul di bibir saja maka besar peluang bagi setiap hamba tuhan merasa tidak aman, sebab setiap kali ia mengalami kendala maka tak ada tempat baginya untuk menyampaikan keluhannya, merasa tidak ter awasi, sebab dalam melakukan suatu tindakan ia tidak terkontrol sehingga iapun selalu mencampur adukan antaera perilaku terpuji dan perilaku yang di dalamnya terdapat penyimpangan.
Jika iman yang hanya dalam bentuk ucapan saja yang ada dalam diri kita, maka sama halnya berbohong terhadap diri kita sehingga akan memunculkan dampak negatif, tetapi iman yang bentuknya adalah pengakuan dari lisan dan di follow api dengan perbuatan sama halnya sebuah sifat kejujuran yang kita tanamkan dalam hati kita, sehingga iman yang seperti ii bisa berfungsi sebagai polisi rohani.

Tidak ada komentar: