Sabtu, 13 September 2008

KESIAPAN MENGHADAPI HIDUP Oleh: Sujono Sa’id

Dalam kehidupan kita, kita melalui beberapa masa mulai dari masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan kembali ke hadapan Allah( mati). Ketika kita masih bayi, kita masih dalam asuhan Ayah/ Ibu, tetapi ketika sudah masuk masa kanak-kanak, kita sudah masuk jenjang pertama dalam dunia pendidikan yaitu Pendidikan dasar(SD), dan selama masa SD, kita sudah di ajar tentang bagaimana membedakan antara yang baik dan hal yang buruk, kita juga masih belajar mengenal lingkungan di sekitar kita.
Setelah kita masuk ke tingkat lanjutan pertama atau SMP, maka kita sudah masuk masa remaja, dan ketika sudah masuk masa remaja, kita sudah belajar memahami kehidupan ini lebih jauh, kita juga pada masa-masa yang seperti ini, sudah harus mencoba mencari jatidiri kita sebagai manusia, dan pada masa-masa yang seperti ini pula, kita juga sudah harus mencoba untuk menentukan sukses tidaknya kita di masa yang akan datang atau setelah kita dewasa kelak, dan dimasa-masa kita sudah melanjutkan jenjang pendidikan di sekolah lanjutan atas, kita juga harus melakukan hal yang tela di jelaskan di atas yaitu menentukan sukses atau gagalnya kita ke depan.
Sukses atau gagalnya kita tergantung bagaimana kita semasa kita remaja, maka dari itu apabila kita sudah masuk masa-masa remaja, maka kita harus mempunyai target akan jadi apa aku kelak? Dan apabila kita mempunyai bakat maka kita harus mengembangkan bakat yang kita punya semisal apabila kita sejak kecil, kita sudah mempunyai bakat menjadi pemain Musik, maka haruslah kita kembangkan bakat tersebut, apabila kita berbakat menjadi penulis atau Writer, maka kita harus mengembangkannya, dan kalau bisa, kita harus mempunyai keterampilan lebih dari satu.
Setelah dewasa, maka kita apabila sudah menentukan masa depan kita kita akan sukses, apabila memang kita selalu berjuang, dan selalu gagal, apalagi, selalu di iringi dengan per mohonan kepada tuhan yang maha esa, contoh orang yang sukses di masa setelah dewasa misalnya, semasa dia remaja dia selalu tekun belajar, dan cara berfikirnya bagus, maka setelah dewasa akan menjadi pemikir yang cerdas, apabila seseorang mempunyai bakat menulis, maka dia akan menjadi penulis setelah dewasa, dan apabila tulisannya mempunyai kualitas yang tinggi, maka bukanlah dia yang membayar media tetapi dia yang akan dibayar oleh media, dan apabila sudah begitu, maka dia akan menjadi orang sukses, terkenal, apalagi dia mempunyai akhlak yang baik. Setelah dewasa, maka kita akan menempuh hidup berrumah tangga, maka apabila kita tidak pernah mempunyai cita-cita sebelum tua, maka setelah kita menikah istri akan diberi makan apa?
Setelah menikah, maka kita akan mempunyai anak( bua hatti) maka setelah kita tua, maka kita akan tergolong sukses apabila kita telah berhasil mendidik buah hati kita. Setelah kita selesai menentukan masa depan, dan berusaha untuk meraihnya, dan setelah cita-cita kita tercapai, dan kita pun telah berkeluarga, dan telah mempunyai buah hati, maka kita telah sah berstatus Ayah, jadi sebagai orang tua kita harus melakukan kewajiban kita sebagai orang tua antara lain yaitu memberi nama yang baik kepada anak, menyekolahkan anak, dan menikahkan anak. Itulah pembahasan tentang mempersiapkan hidup selama hidup di dunia.

Sekarang kita akan membahas tentang bekal hidup yang akan kita bawa untuk kemmbali ke hadapan AllahSWT, di sini muncul sebuah pertanyaan kita akan kembali kepada Allah apakah dalam keadaan khusnulhatima atau suul hatima.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka simaklah apa yang akan saya terangkan lewat tulisan ini saudaraku ketahuilah bahwa hidup ini di ibaratkan sebagai seorang manusia yang pergi ke sesuatu tempat untuk menjalankan tugas yang telah diberikan oleh atasannya, dan setelah beberapa hari kemudian dia pasti akan kembali kepada atasannya untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan apakah dia bersungguh-sungguh atau tidak? Apabila bersungguh-sungguh, maka hasil yang dia bawa akan baik dan akan kembali ketempatnya dengan selamat dan akan mendapatkan perlakuan baik dari atasannya.
Apabila kita tidak bersungguh-sungguh, maka kita pulang dalam keadaan tidak selamat dan hasil yang kita bawa tidak baik serta kita akan memperoleh perlakuan yang tidak baik pula, kalau kita perumpamakan cerita di atas dengan kehidupan kita hingga mati, maka kita terangkan bahwa dalam kehidupan kita ini kita akan kembali ke hadapan Allah dan bahwa kita harus tahu kalau segala sesuatu pasti ada awal dan akan berakhir jua contohnya seorang pejabat yang terangkat setelah masanya habis maka dia akan berhenti, seorang yang pergi bertamasya pasti akan kembali ke rumahnya apakah dalam keadaan puas atau dalam keadaan yang kecewa, begitupun dengan kehidupan kita ini pasti akan berakhir dengan mati apakah dalam keadaan khusnul hatima( baik dalam akhirnya) atau suul hatima( buruk pada akhirnya).
Ketahuilah saudaraku, bahwa dalam hidup ini kita harus memiliki bekal untuk kembali ke hadapan Allah kalau kita umpamakan diri kita bahwa kita harus membawa oleh-oleh ke hadapan Allah, apa yang harus kita bawa ke hadapan Allah? Yang kita harus bawa ke hadapan Allah adalah amalan-amalan yang kita lakukan sejak kita mulai berusia7/10 tahun antara lain adalah Shalat, puasa, mendidik anak baik dengan ajaran agama atau pengetahuan tentang ke duniaan, memperbaiki hubungan horizontal dan memperbaiki hubungan fertikal, dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.
Saudaraku ingatlah bahwa kita sebagai makhluk Allah akan menghadapi maut, maka dari itu ingatlah sebuah pepata yang berbunyi “ shalatlah kamu sebelum kamu di shalati oleh orang banyak” dan haruslah kita selalu melakukan muhasabah apakah kita sudah mempunyai amalan yang baik? Dan apabila kita sering melakukan ibadah apakah ibadah kita sudah sesuai dengan tuntunan yang terterah pada Al-quran dan hadis shahih? Dan sudah bersihkah kita dari noda dan dosa? Dan apabila kita masih merasa kurang maka marilah kita memperbaiki kekurangan kita agar kita meninggal dalam keadaan Khusnul hatimah.
Salah satu orang yang mati dalam keadaan Khusnul hatimah adalah orang yang mampu mengucapkan “ la ilaha illallah” tanpa perlu dituntun oleh keluarga, saudaraku ketahuilah umur tidak memandang manusia apakah manusia itu masih muda, apakah manusia itu sudah tua, tetapi ingatlah saudaraku bahwa ajal bisa datang dimanapun dan kapanpun. Ajal bisa di temui di jalanan, di tiang listrik, di kamar mandi, di rumah sakit, bahkan ajal juga bisa ditemui ketika kita berada di meja judi.

Ajal bisa kita temui ketika kita dalam keadaan Shalat, ketika kita dalam keadaan mandi, ketika kita dalam keadaan berjudi, bahkan ketika kita sedang bermesra-mesraan dengan wanita yang bukan muhrim kita.
Apa bila kita menemui ajal dalam keadaan Shalat, maka patutlah keluarga kita bersyukur, tetapi ketika kita sedang meneguk minuman keras atau bermesra-mesraan dengan wanita yang bukan muhrim kita, maka keluarga pastilah banyak yang bersedih dan wahai saudaraku ketahuilah bahwa orang yang mati dalam keadaan Shalat, akan digolongkan sebagai orang yang meninggal dalam khusnul hatima, dan orang yang meninggal ketika dalam keadaan ber mesra-mesraan dengan wanita yang bukan muhrim maka akan memperoleh gelar suul hatimah, dan tempatnya di neraka.
Untuk itu, maka saya ingin mengajak pribadi saya( penulis) dan seluruh yang sempat membaca tulisan saya ini, bahwa marilah kita mempergunakan umur yang diberikan oleh Allah untuk beribadah dan bertaubat apabila kita telah melakukan kesalahan dan apabila kita melakukan sesuatu, maka janganlah kita selalu mengharap syurga Allah, tetapi marilah kita selalu mengharapkan rahmat dari Allah, maka dengan adanya Rahmat dari Allah, maka kita akan menghadap ke hadapan Allah dan sudah pasti tempat kita adalah syurga dan itulah janji Allah, saudaraku ketahuilah bahwa Allah tidak pernah menyalahi janjinya.

Tidak ada komentar: