Rabu, 10 September 2008

Bersama menuju sukses Oleh:Sujono Sa’id

Hari pertama proses belajar mengajar di sebuah SMU negeri di Makassar adalah sebuah momen bersejarah bagi Taufik salah seorang tunanetra yang akan mengikuti pendidikan integrasi di sekolah tersebut, sebab ia adalah seorang tunanetra pertama yang di terima oleh sekolah tersebut tentu saja telah sesuai dengan persyaratan yaitu melalui jalur seleksi penerimaan siswa baru dan dinyatakan lulus.
Setelah beberapa hari taufik mengikuti pelajaran, ia tidak pernah memperoleh hambatan sedikitpun dan selalu memperoleh kemudahan sebab ia dikenal sebagai orang yang baik dan cerdas di mata teman-teman serta gurunya meskipun ia mengalami ketunanetraan. Dengan intelegensi yang tinggi serta skil yang matang sebagai modal yang dimiliki oleh Taufik dalam bergaul sehingga ia berhasil mempengaruhi teman-temannya yang dahulu dikendalikan oleh minuman keras,tawuran, dan kenakalan-kenakalan remaja lainnya, kini telah berhasil mengarah ke pergaulan yang di isi dengan tindakan positif. Suatu hari, Taufik sedang mengikuti mata pelajaran computer, Pak Erwin (guru computer) sedang menuliskan materi pelajaran di papan tulis, sehingga taufik harus menunggu bala bantuan dari teman-temannya, baru hari itu taufik tidak memperoleh bala bantuan dari teman-temannya sebab mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak erwin sehingga Taufik harus menunggu selesainya mereka.
Tetapi, Taufik tidak sakit hati ia tetap menunggu dengan sabar sebab dibalik kejadian yang menimpanya ia yakin ada sesuatu yang tersembunyi. Namun ternyata prinsip yang dipegang oleh taufik itu benar sebab ada salah seorang teman sekelas taufik ternyata telah selesai menuliskan materi yang telah ditulis oleh pak erwin dia adalah Aulia ketika itu aulia melihat taufik sedang duduk dan mempersiapkan kertas, reglet, dan pen untuk menulis auliapun datang dan menawarkan diri dengan berujar” fik… aku Bantu bacain yang ada di papantulis ya! Pasti kamu mau nulis yang di papan tadi” taufik menjawab “ya kalau tidak merepotkan” “saya tidak merasa kerepotan kok, itusi biasaa” sahut aulia menanggapi taufik.
Setelah taufik dan Aulia berbincang-bincang, Aulia langsung memulai aksinya sambil memperhatikan gerakgerik taufik dalam menulis dengan lincahnya menggunakan reglet. Beberapa hari setelah pertemuan Taufik dan Aulia di Lab Komputer, merekapun melanjutkan perbincangan mereka di kelas, isi perbincangan mereka adalah seputar keaktifan mereka dalam organisasi ketika mereka masih SMP tempo hari.
Sejak itu, pertemanan antara Taufik dan Aulia semakin langgeng, Aulia selalu memberi tahu taufik setiap kali ada kegiatan extra kurikuler antara lain yang menjadi kegemaran Aulia dan taufik yaitu Meting English, terkadang jika taufik dan Aulia lagi ada waktu, mereka mempergunakannya untuk mempraktekkan percakapan Bahasa ingris, taufikpun tidak malu-malu bercakap dengan aulia meskipun vocabulary yang diketahuinya sangat minim, namun aulia menanggapi sikap taufik dengan membantu mencarinya di dalam kamus yang dimilikinya.
Namun, suatu hari ternyata taufik telah melakukan sebuah tindakan yang menurutnya adalah bukanlah suatu kesalahan ternyata tindakan itu dipandang sebagai kesalahan oleh aulia sebab aulia sedang jalan bareng dengan Umar seorang laki-laki yang merupakan teman sekelas taufik, taufik langsung ngeledekin aulia dengan ucapan”selamat anda telah resmi dengan umar sebagai sepasang kekasih”
Mendengar hal itu Aulia langsung naik fitam dan marah besar kepada taufik, akhirnya hari itu terjadi permusuhan antara aulia dan taufik. Semenjak Aulia dan taufik tidak berteman, taufik sangat merasa bersalah sebab ia ternyata telah melakukan kekhilafan yang sangat luar biasa. Tetapi setelah beberapa bulan peristiwa ini berlangsung, Aulia kembali menyatakan bahwa masalah antara Taufik dan dirinya selesai taufik berjanji pada aulia bahwa ia tidak akan melakukan kesalahan lagi.
Tibalah penerimaan raport hasil belajar selama satu smester, taufik ternyata tidak menyangka jika ia akan masuk dalam kategori sepuluh besar, dan hal yang samapun dialami oleh aulia. Ketika seluruh siswa sudah menerima raport masing-masing merekapun langsung mengecek hasil belajar mereka begitupun dengan taufik ia mengecek hasil belajarnya dengan bantuan dari aulia untuk membacakan nilai-nilai yang ada didalam raport milik taufik dan ternyata taufik berada pada urutan ke 5 dari 50 siswa.
Begitupun dengan Aulia ternyata ketika mengecek hasil belajarnya selama enam bulan ternyata nilai-nilai yang diperolehnya sangat memuaskan dan ternyata ia berada di peringkat pertama. Sejak saat itu, Taufik dan aulia memiliki frekwensi persahabatan yang begitu tinggi, namun meskipun taufik mempunyai teman dekat, ia tetap bergaul dengan teman-teman yang lain ia tidak mau menanamkan sikap sombong sebab ia merasa dirinya adalah manusia yang berkekurangan. Selain mengikuti proses belajar mengajar di sekolah, Taufik juga mengikuti kegiatan extra kurikuler di bidang keagamaan, begitupun dengan aulia, selain mengikuti PBM di sekolah, ia juga mengikuti extrakurikuler matematika dan IPA serta extrakurikuler bahasa ingris dan lain-lain sebagainya.
Akhirnya tibalah masa penaikan kelas, Taufik dan Aulia berpisah kelas sebab mereka mengambil jurusan yang berbeda pula, taufik mengambil jurusan IPS sebab dilihat dari segi fisual tidak kapabel untuk mengambil jurusan yang mempertemukan dirinya dengan Aulia, sementara Aulia sendiri mengambil jurusan IPA.
Setelah keduanya duduk di kelas dua, mereka ternyata terpilih sebagai orang nomor satu di dua organisasi yang berbeda, meskipun kedua organisasi tersebut berada di dalam lingkup sekolah mereka, Taufik terpilih sebagai ketua Kerohanian atau Rohis sedangkan Aulia terpilih sebagai ketua Organisasi Intra sekolah(OSIS). Ketika kedua organisasi ini berada di bawah pimpinan dua sekawan, ternyata keduanya berada pada masa kejayaan, seluruh pengurus kedua organisasi ini sangat menyenangi keduanya begitupun Pembina kedua organisasi ini beserta guru-guru di sekolah tersebut sangat menyenangi keduanya selama mereka memimpin kedua organisasi tersebut.
Suatu hari kedua organisasi ini sedang tidak ada kegiatan, aulia dan taufik lagi ada waktu senggang, taufik tiba-tiba datang ke kelas dua IPA1 yang merupakan pusat kegiatan osis(PKO), kedatangan taufik ke kelas dua IPA1 adalah memanggil aulia untuk ngobrol, ketika mereka sudah sampai di tempat yang telah di persiapkan oleh taufik taufikpun membuka pembicaraan, setelah lama berbasa basi dan bercanda taufikpun menyatakan isi hatinya “sesungguhnya sejak kita bersama di kelas satu engkau telah begitu banyak membantu aku aku tak tahu harus membalas dengan apa?” aulia menjawab “biarlah Allah yang akan membalas perbuatan aku sama kamu fik” taufik kembali melanjutkan pembicaraannya “tapi aku berusaha ingin membalasnya” ujar taufik “pake apaya?” Tanya aulia taufik menjawab “ aulia sesungguhnya aku mencintaimu”.
Tetapi setelah taufik menyatakan cintanya, ia tidak langsung memberi aulia kesempatan untuk bicara tapi ia melanjutkannya dengan pertanyaan “maukah kalau aku membalas perbuatanmu dengan cintaku?” aulia menanggapi taufik seraya berujar” nggak papa aku terima kalau itu lu punya mau akan kujadikan cintaku padamu sebagai ladang amal untukku yaitu menolong orang-orang seperti kamu”. Sejak itulah cinta taufik dan aulia mulai bersemi, Semenjak Taufik dan aulia menjalin hubungan asmara, taufik ternyata tidak terlalu mengalami kesulitan jika ia memperoleh pekerjaan rumah, dan ketika mengikuti ujian blok sebab ia selalu didampingi oleh Aulia.
Hari berganti bulan berlalu tahun sili berganti waktu terus berjalan, tak terasa setahun sudah usia hubungan asmara antara taufik dan aulia, kini mereka sudah duduk di kelas tiga, setahun lagi mereka akan meninggalkan sekolah yang merupakan tempat mereka menuntut ilmu dan memperoleh banyak hal. Periode kepemimpinan taufik di organisasi kerohanian telah usai, begitupun dengan aulia, iapun telah selesai menunaikan amanah yang telah diletakkan di pundaknya setahun lalu oleh seluruh siswa, sehingga merekapun mempersiapkan diri untuk bertaruh di arena ujian nasional. Meskipun masih lama, tapi aulia dan taufik sudah melakukan berbagai persiapan.
Akhirnya, tibalah pada suatu hari, dimana hari itu adalah hari penentuan lulus tidaknya para pelajar SMU di seluruh indonesia setelah mengikuti Ujian akhir Nasional dan Ujian akhir Sekolah, Taufik datang ke sekolah dengan penuh tanda Tanya, setibanya di sekolah, Taufik langsung menuju ke depan majallah dinding yang digunakan untuk mengecek informasi tentang keseharian di sekolah termasuk penentuan kelulusan.
Dengan bantuan teman-temannya, taufik langsung mengecek informasi tentang lulus tidaknya ia, setelah temannya mengecek dengan teliti nama-nama yang ada di papan pengumuman, ternyata ia langsung mendapatkan ucapan selamat setelah temannya melihat nama taufik tertera di papan pengumuman tersebut. Tak lama kemudian auliapun datang taufik kembali meminta tolong kepada aulia untuk mengecek kebenaran namanya terpampang di papan pengumuman Aulia… tolongindong kamu cek nama aku di papan pengumuman tadi soalnya aku kurang percaya ujar taufik memohon.
Tanpa embel-embel, Auliapun langsung mengecek kebenaran tentang termuatnya nama taufik di papan pengumuman sebagai salah satu dari sekian banyak orang yang tammat dengan berhasil membawa prestasi yang gemilang, setelah pengecekan ulang dilakukan oleh Aulia, ia langsung berujar “berterima kasihla kepada Allah” Taufik mendengar seruan aulia langsung merespon dengan berujar apa?... saya lulus? Aulia menjawab “ya kamu lulus fik”. Setelah Aulia membantu Taufik melakukan pengecekan ulang terhadap nama taufik dalam pengumuman kelulusan iapun langsung mengecek namanya di papan pengumuman dan ternyata iapun juga dinyatakan lulus.
Setelah mereka mengetahui informasi kelulusan masing-masing, Auliapun mengucapkan kata-kata perpisahan “ Fik… hari ini adalah hari dimana kita akan berpisah tapi kamu jangan sedih ya! Fikirkanlah masa depan kamu kalau kamu emang cinta sama aku, bisa saja tuhan mempunyai rencana lain memilihkanmu seorang guide yang sempurna dari segi fisual, lebih cantik dari aku dan masih banyak lagi fik… kamu harus tahu kalau cinta tidak harus memiliki” taufik menanggapi “iya deh kalau kamu emang jodoh aku pastideh kita ketemu di lain hari dan bersama sampai tua nanti”.
Semenjak Taufik meninggalkan sekolah tersebut, ia sudah tidak pernah lagi mendengar informasi tentang keberadaan Aulia. Sudah dua minggu pasca penentuan kelulusan siswa siswi SMU di seluruh Indonesia, Taufikpun meneruskan langkahnya untuk meraih cita-cita yang sudah tiga tahun yang lalu ia idam-idamkan.
Taufikpun mendatangi sebuah universitas negeri dengan didampingi oleh temannya, ia langsung mengambil formulir pendaftaran maha siswa baru. Sesuai dengan keinginannya taufik ingin mengambil jurusan Sosiologi di universitas tersebut. Tibalah pada saat-saat yang menegangkan dimana taufik harus menghadapi sebuah perhelatan yang menegangkan yaitu seleksi penerimaan mahasiswa baru(SPMB).
Setelah beberapa lama menunggu hasil ujian SPMB, taufikpun akhirnya memperoleh informasi tentang hasil ujian tempo hari dan dengan izin Allah, do’a kedua orang tua, serta dengan usaha dan kesungguhannya iapun dinyatakan lulus. Begitu ia mendengar berita tentang kelulusan dirinya, Taufik langsung meluncur ke kampus untuk melakukan pendaftaran ulang, kemudian mendatangi ibunya di kampung iapun terlihat dengan ekspresi yang sangat membahagiakan hati orang tuanya.
Orang tua taufik pun menyambut kedatangan taufik dengan penuh kebahagiaan, dengan berkata” ada apa fik? kok kamu datang kemari padahal kamukan sedang ngurusin diri kamu untuk masuk kuliah” Tanya ibu taufik “gini mah… aku datang buat ngasi tau mama kalau aku lulus di salah satu universitas di Makassar” jawab Taufik. Taufik sangat bersyukur pada Allah taufik bisa sekolah, sampai kuliah meskipun taufik mengalami ketunanetraan tambah taufik “iyanak kamu harus banyak bersyukur” ujar ibu taufik.
Setelah seminggu Taufik melepas kerinduan dengan kedua orang tuanya beserta kawan lama yang sering membantunya di kampung, Taufikpun kembali ke Makassar untuk mengikuti kuliah perdana, sejak Taufik masih sekolah, ia sudah sering aktiv ber organisasi, tetapi bukan berarti dengan keaktivan taufik di berbagai organisasi ia tidak bisa memperhatikan pelajarannya. Sejak SMP, Taufik sudah aktif di sebuah organisasi ketunanetraan di Sulawesi Selatan yaitu Persatuan Tunanetra Indonesia(PERTUNI).
Dengan modal yang ia miliki selama menjadi pengurus pertuni, ia juga aktif di organisasi yang mengurusi remaja islam yaitu Ikatan remaja Muhammadiah(IRM), semenjak Taufik aktiv di organisasi otonom muhammadiah inilah, ia semakin berkembang sangat pesat, sebab selain mengetahui bagaimana mengelola sebuah organisasi, ia juga tahu bagaimana kita ber islam dengan baik.
Selain ia aktiv mengikuti kuliah regular, sebagai seorang mahasiswa Taufik juga bergabung dalam organisasi kampus yaitu Himpunan Mahasiswa dan jurusan(HMJ), dan juga bergabung dalam struktur kepengurusan Forum proteksi anak dan remaja(FPAR) sebuah organisasi social yang menangani masalah perlindungan anak dan remaja. Dengan wawasan tentang keorganisasian yang ia miliki sejak masih berstatus pelajar, ia ternyata mampu membantu teman-temannya menjalankan roda organisasi baik dilingkup maha siswa maupun dilingkup social kemasyarakatan. Seolah-olah tanpa kehadiran Taufik, HMJ dan FPAR berada dalam ketidak berdayaan. Dalam struktur kepengurusan HMJ ia menjabat sebagai ketua bidang kegiatan maha siswa, sedangkan dalam struktur kepengurusan FPAR ia memperoleh pos di devisi mentoring dan diklat. Selain melanjutkan studi di perguruan tinggi dan aktiv berorganisasi, ia juga aktiv menulis di berbagai media dan beberapa media yang di kelola oleh penyandang cacat antara lain Bulletin sipakatau dan salah satu website karya tunanetra yang ada di Jakarta.
Untuk mengisi kegiatan sehari-harinya dengan menulis berbagai artikel yang akan ia muat di berbagai media, Taufik hanya menggunakan bantuan satu yunit computer dengan sovtware yang dikenal dengan nama Jaws yaitu sebuah program yang aksesibel bagi kaum tunanetra dengan bantuan suara, dengan media inilah taufik bisa menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan yang kemudian ia kirim melalui email Ke media yang memuat tulisannya.
Dengan keaktivannya dalam struktur kepengurusan FPAR, dan keaktivannya menulis di berbagai media, serta keaktivannya memberikan materi di berbagai training dan seminar, taufik mampu untuk memperoleh biaya tambahan yang akan ia pergunakan untuk membayar kuliah. Akhirnya setelah tiga tahun menjalani study di perguruan tinggi, Taufik ternyata telah menyelesaikan seluruh matakuliahnya dengan baik dan iapun menjalani sebuah proses akhir sebagai seorang maha siswa yang akan menyelesaikan kuliah yaitu mengadakan penelitian, menyusun skripsi, dan sebuah peristiwa yang sangat menantang yaitu ujian meja sebuah peristiwa dimana ia harus mempertahankan skripsinya di hadapan penguji.
Tibalah saatnya taufik diperhadapkan dengan peristiwa yang mengerikan itu, suatu pagi tepatnya pada hari ha pelaksanaan ujian meja, taufik berangkat ke kampus dengan beribu Tanya, tetapi ia yakin bahwa dengan pertolongan Allah ia akan selamat dan akan mendapatkan nilai yang meskipun tidak menunjukkan indeks prestasi yang tinggi tetapi paling tidak sudah memuaskan hati Taufik.
Ujian mejapun berlangsung, taufik sudah berada dalam ruangan yang merupakan arena berlangsungnya ujian meja, dan ternyata Taufik diperhadapkan dengan sepuluh orang penguji dan semuanya menurut Taufik kelihatan menyeramkan baik dari segi penampilan, dan gaya bicara sehingga saat itu tangan Taufik terasa dingin beberapa saat sebelum ujian meja berlangsung. Tetapi ketika Taufik sudah menghadapi ujian meja, ia merasakan suatu keanehan dan ternyata keanehan tersebut adalah sebuah keajaiban. Secara umum, ujian meja bagi mahasiswa adalah sebuah peristiwa yang membuat mereka ketakutan sebab dalam ujian meja ternyata tak ubahnya dengan skrayning yang dilakukan oleh organisasi kader saat mengadakan latihan dasar kepemimpinan, tetapi entah mengapa ketika taufik dibantai oleh sepulu orang team penguji dengan pertanyaan yang tingkatannya amat sulit, menjebak dan menggunakan gaya bertanya yang menakutkan, ia ternyata merasa semua itu hanya ekting yang dilakukan oleh mereka dan taufik menyikapinya dengan tenang, dan dengan pertolongan ilahi ia berhasil menjawab pertanyaan dari team penguji dengan baik dan benar sehingga ia dinyatakan lulus.
Setelah Taufik mengikuti ujian meja dan mengetahui hasil akhir dari ujian meja yang ia lalui, iapun kembali ke rumah kosnya. Setibanya dirumah, taufik langsung shalat dhuhur, makan siang, dan istirahat untuk kembali memulihkan staminanya yang telah terkuras, ketika taufik baru saja membaringkan tubuhnya di sebuah tikar yang diatasnya sudah ada bantal kepala yang ia persiapkan, tiba-tiba HP nya berdering sepertinya ini nomor baru karena yang bunyi adalah deringan umum ujar Taufik dalam hati.
Mendengar HP nya berdering, ia langsung menjawab telphon yang masuk assalamu alaikum ini dengan siapaya? Tanya taufik penelphon menjawab saya ridwar tetangga kamu dikampung ada apaya? Taufik kembali bertanya ridwar gini fik… ibu kamu ya ibu aku kenapa? Taufik kembali bertanya dia lagi dalam kondisi yang amat kritis dikampung kalau bisa kamu pulangya! Ujar ridwar insya Allah jawab taufik.
Keesokan harinya, Taufik pun pulang ke kampung untuk menjenguk ibunya dengan menumpang mobil feri tujuan dari Makassar ke Kabupaten selayar, dari Makassar ia berangkat sekitar pukul 8.00 dan menempuh perjalanan sekitar tigabelas jam sebab tempat tinggal Taufik berjarak kurang lebih empat puluh kilo meter dari ibukota kabupaten selayar. Sekitar pukul 19.35, Taufik sudah berada di sebuah desa yang berjarak sepuluh kilo meter dari kota dan tigapuluh meter dari desa kediaman orang tuanya saat itu ibunya sudah berada pada detik-detik terakhir.
Sekitar pukul 20.00, taufik sudah hamper tiba di desa kediaman orang tuanya, ia tinggal melewati tiga kampung untuk sampai ke rumah kediaman orangtuanya, tiba-tiba HP Taufik berdering salamualaikum ini dengan siapa ya? taufik kembali menjawab telphon yang sudah masuk waalaikum salam ini dengan Yuni sepupu kamu fik ya… yuni ada apa? Sepertinya yuni menyembunyikan sesuatu fik… kamu ada dimana? Tanya yuni aku udah hamper sampai jawab taufik emang ada apaya? Taufik membalikkan pertanyaan kepada Yuni nggak ada apa-apakok yang penting kamu udah hamper sampai.
Sekitar pukul 21.00, sebuah mobil feri berhenti di depan sebuah gereja yang bersebelahan dengan rumah taufik, masyarakatpun satu persatu datang menghampiri mobil feri tersebut, Yuni salah seorang sepupu Taufik langsung menuntun taufik turun dari mobil feri yang ia tumpangi, ketika taufik sudah berada di pekarangan rumahnya taufik mendapati banyak warga yang berkumpul, menyaksikan hal itu taufik bertanya yun… emang ibu aku kenapa ginifik ibu kamu tadi sekitar pukul 18.30 telah dipanggil oleh Allah makanya aku sekitar pukul 20.00 aku nelpon kamu karena aku hanya mau tahu kalau kamu betul-betul mau ke sini.
Taufikpun meneruskan langkahnya naik ke atas rumah panggung yang merupakan rumah duka, sesampainya kedalam ruang tamu rumahnya iapun mendengarkan lantunan ayat-ayat suci alquran, mendengarkan hal tersebut Taufik spontan menitikkan airmata, tetapi yuni sepupunya berusaha untuk menenangkan Taufik sabarya fik! Semua manusia akan menghadapi apa yang dihadapi oleh ibu kamu, sekarang do’ain aja mudah-mudahan ia mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah, tapi kata taufik tapi kenapa? Balas yuni bertanya aku belum sempat membalas jasa-jasa beliau semasa hidupnya.
Setelah beberapa saat Taufik menengok jasat ibunya yang sudah terbujurkaku, Yuni mempersilahkan Taufik untuk istirahat fik kamu istirahat ajaya! Soalnya kamu lagi kecapean pinta yuni iyadeh sahut taufik menanggapi, akhirnya taufikpun menyempatkan diri untuk ber istirahat di kamar yang telah di sediakan. Setelah Taufik beristirahat selama beberapa jam iapun kembali ber baur dengan para pelayat yang datang kerumahnya malam itu sambil Taufik juga turut membantu masyarakat sekitar untuk mengurusi pemakaman ibunya esok hari. Hati taufik sebenarnya malam itu sangat sedih, tapi ia tidak mau jika kesedihan itu nampak dilihat oleh orang banyak.
Keesokan harinya, sekitar pukul 13.00, seluruh warga sekitar mengantarkan jenazah ibu Taufik menuju peristirahatan yang terakhir, tapi sebelum jenazah beliau di makamkan, warga sekitar bersama-sama memanjatkan doa agar beliau memperoleh tempat yang layak di sisi Allah dalam acara shalat jenazah di sebuah masjid yang di ikuti oleh seluruh keluarga almarhumah dan seluruh warga sekitar. Setelah shalat jenazah, rombonganpun melanjutkan perjalanan menuju lokasi pemakaman yang merupakan tempat peristirahatan terakhir, Taufik hanya bisa mengirimkan do’a untuk beliau.
Setelah tiga hari melewati masa berkabung pasca pemakaman ibunya, Taufikpun kembali ke makassar untuk mengurusi persiapan dalam rangka menjalani prosesi wisuda meskipun ia masih diselimuti oleh kesedihan yang masih dalam. Setelah seminggu pasca ujian meja, taufikpun menjalani prosesi wisuda di sebuah gedung mewa di areal kampus dimana taufik menjalani perkuliahan, ketika wisuda ia hanya didampingi oleh ayahnya.
Akhirnya taufik telah berhasil meraih sebuah cita-cita dengan melalui berbagai tantangan yang seandainya tantangan tersebut dihadapi oleh orang-orang yang jiwanya tidak kuat, maka akan menghadapi kegagalan dalam hidupnya. Suatu hari, Taufik selaku anggota Devisi mentoring dan diklat memperoleh mandate dari ketua umum Forum proteksi anak dan remaja untuk menjadi ketua team fasilitator atau dikenal dengan istilah master of training yang bertugas untuk menghandle kegiatan latihan dasar kepemimpinan yang akan diselenggarakan oleh organisasi yang merupakan perpanjangan tangan dari yunisave salah satu organisasi PBB yang menangani masalah anak yaitu dewan anak makassar (DAM), saat itu Taufik terkejut sebab menurutnya hal ini sangat berat.
Biasanya, taufik hanya mendapat mandate untuk menjadi pemateri atau paling tinggi sebagai fasilitator, sehingga ia sempat menolak mandate tersebut dengan berbagai argument yang dikeluarkan tetapi ketua umum Forum proteksi anak dan remaja tidak menerima alasan taufik, ia hanya mengatakan bahwa fik kalau toh kamu gagal sebagai master dalam memanage training ini dan nantinya kita diminta untuk mengirimkan instruktur serta master, kamu pasti memperoleh kepercayaan yang kedua kalinya.
Akhirnya keesokan harinya sekitar pukul 8.00 pagi, telphon di secretariat Forum proteksi anak dan remaja berdering dan kebetulan taufik cepat datang ke secretariat assalamualaikum disini forum proteksi anak dan remaja ada yang bisa kami Bantu? Ya jawab penelphon apakah saya bisa bicara dengan kak taufik? Ya saya sendiri ini dari siapa? Saya ketua Dewan anak makassar jawab penelphon.
Penelpon langsung mengutarakan maksud dan tujuannya menghubungi secretariat FPAR, begini saya minta kakak datang ke secretariat untuk mengadakan rapat teknis antara master dan semua teman-teman yang tergabung dalam team fasilitator hari ini jam sebelas siang sebentar insya allah sahut taufik.
Akhirnya tepat pukul sebelas, Taufik tiba di Sekretariat Dewan anak Makassar ditemani oleh tongkat putih yang setia menemaninya selama ia menjadi seorang tunanetra. Aulia selaku ketua dewan anak makassar baru tahu kalau Taufik yang menjadi Master oftrayning adalah seorang tunanetra yang telah menjalin hubungan asmara dengan dirinya. Rapat sudah dimulai, ketika rapat dibuka oleh ketua dewan anak makassar, Taufik seperti mendengar suara yang mirip dengan pacarnya, sehingga menyaksikan ini hati Taufik bertanya betulkah dia adalah aulia yang pernah menjalin hubungan asmara denganku atau ia hanya mempunyai kemiripan dengan suara Aulia?
Akhirnya agenda rapat yang pertamapun dimulai, agenda pertama adalah perkenalan antara panitia dan Fasilitator yang pertama kali memperkenalkan dirinya adalah ketua Dewan anak makassar, ketika ketua dewan anak makassar memperkenalkan dirinya iapun tahu kalau ketua dewan anak makassar yang memimpin rapat adalah Aulia yang merupakan mustika kesuksesannya selama tiga tahun ketika masih SMU dahulu. Setelah rapat usai, aulia memberikan isyarat kepada Notulen rapat yang mendampingi Taufik agar Taufik dibawah kesebuah ruangan untuk menemui dirinya di ruangan tersebut, notulen yang mendampingi Taufikpun menuruti isyarat dari aulia.
Setibanya diruangan yang telah ditunjukkan oleh aulia, Taufikpun dipersilahkan duduk oleh sang notulen rapat yang mendampinginya. Ketika Taufik telah duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan meja kerja Aulia sebagai ketua Dewan anak Makassar, Auliapun menyapa Taufik kamu masih kenalnggak ama aku? Tanya Aulia taufikpun menjawab yaiyala dulukan kamu mustika kesuksesan aku waktu SMU.
Ketika Taufik bertemu kembali dengan Aulia ia sempat meneteskan airmata di hadapan Aulia, menyaksikan haltersebut Aulia secara spontan bertanya fik… kamu kenapa? Aku terharu ketika aku ketemu makamu lagi hari ini setelah tigatahun kita dipisahkan oleh waktu dan tuntutan untuk menata masa depan Taufik menjawab.
Auliapun menenangkan Taufik nggak usah sedih, kan kita udah bisa ketemuan lagi ujar Aulia, Taufik seraya berujar ternyata emang betul yang aku ucapin waktu kita udah tammat dari SMU dulu kalau kita jodohan pasti kamu nggak ninggalin aku. Kita bertemu ditempat ini atas kehendak Allah tambah taufik.
Setelah keduanya melepaskan kerinduan masing-masing yang sudah tiga tahun terpendam, aulia mengalihkan obrolan dengan menanyakan fik apa kamu udahnyelesai in kuliah kamu? Ya aku baru saja menjalani wisuda sebulan lalu jawab Taufik lalu kamu taufik membalikkan pertanyaan kepada Aulia? Iya aku baru saja menjalani prosesi wisuda tiga bulan yang lalu aulia menjawab. Taufik kembali bertanya kepada aulia kamu ngambil jurusan apa? Aku ngambil jurusanGizi di salah satu universitas lalufik kamu ngambil jurusan apa? Aku ngambil jurusan Sosiologi untuk memperdalam pengetahuan social yang saya tekuni sejak SMU dulu karena ilmu social adalah ilmu faforitku.
Sejak peristiwa pertemuan kembali antara Taufik dan Aulia, hubungan asmara mereka kembali bersemi seperti waktu mereka masih sama-sama SMU dulu, setelah hamper satu setengah jam obrolan antara Taufik dan Aulia berlangsung taufikpun akhirnya minta permisi pada Aulia setelah Taufik minta pamit kepada aulia auliapun meminta nomor HP taufik untuk kelancaran komunikasi mereka setelah aulia mengambil nomor handphon taufik merekapun menyempatkan diri untuk melakukan sebuah adegan romantis diruangan kerja aulia, dan setelah adegan romantis selesai Taufikpun langsung pulang ke rumah kosnya dengan penuh kebahagiaan.
Setibanya dirumah kos, Taufik langsung mendapatkan tertawaan dari temankos yang selalu membantu dirinya menyaksikan hal itu taufik spontan bertanya kamu kok ngetawain akusi adaapaya? Gini fik di pipikamu kok ada warna merah kaya gambar bibir taufik akhirnya baru menyadari kalau lipstick aulia ternyata lengket di pipi Taufik ketika mereka lagi berciuman. Setelah empat hari pasca pertemuan mereka, tepatnya pada hari sabtu sore HP Taufik kembali berdering tanpa fakir panjang taufik langsung menjawab assalamualaikum taufik memulai pembicaraan walaikum salam jawab penelpon ini siapaya? Tanya taufik aku aulia jawab penelpon iapun mengutarakan maksudnya gini fik nanti malam kita ketemu di sebuah restoran itung-itung ngisi malam minggu.
Setelah taufik menerima Telphon dari aulia, sepertinya ia lagi dalam suasana hati yang berbunga-bunga, tepat pukul 19.00 Aulia tiba dirumah kos yang merupakan tempat tinggal taufik dari sanalah mereka berangkat ke sebuah restaurant yang terkenal yaitu Es teller tujuh-tujuh, setelah mereka makan malam Auliapun mengajak Taufik ke sebuah toko buku untuk membeli buku buat Taufik setibanya disana auliapun melirik satu-satu buku yang terletak diatas sebuah rak sambil menyebutkan judul demi judul didalamnya.
Dari sekian banyak judul buku yang dibaca oleh Aulia, ternyata Taufik tertarik pada sebuah buku yang berjudul Kwantum Ikhlas. Jadi kalau kamu habis beli buku baru siapa yang bacain? Tanya aulia kalau kamu mau tidak masalah maksudnya adasih teman kos aku yang selalu membacakan buku buat aku setiap sore hari kalau aku mgum Pul ama mereka. Akhirnya, sejak tersambungnya kembali sebuah jalinan asmara yang sempat terputus selama tiga tahun antara taufik dan Aulia, mereka sering mengisi pertemuan mereka di sebuah perpustakaan wilayah yang sering dikunjungi oleh banyak orang.
Setelah seminggu peristiwa pertemuan kembali antara Taufik dan Aulia, ternyata Aulia mempunyai satu permintaan Fik… gimana kalau kamu temanin aku ke sekolah luar biasa tempat dimana kamu bersekolah ketika SMP dulu yang juga seatap dengan organisasi ketunanetraan yang menjadi wadah perjuangan kamu ama teman-teman tunanetra lain! Pinta Aulia emangnya disana kamu mau ngapain? Tanya Taufik.
Aulia menjawab, ginifik katanya menurut cerita kamu di sana mereka juga membutuhkan orang-orang yang memiliki kesempurnaan dari segi fisual untuk membantu pergerakan kalian sebagai seorang tunanetra yang sudah lama dibelenggu oleh diskriminasi dan marginalisasi, siapa tahu aku bisa menjadi salah satu dari mereka yang sudah ada di sana untuk menjadi seorang personil tambahan itung-itung nambah pengalaman berorganisasi, dan siapa tahu ada hal baru yang aku dapatin disana.
Akhirnya seminggu setelah mereka mengadakan acara makan malam, tepatnya hari sabtu sore mereka kebetulan lagi bebas tugas, merekapun berangkat dari secretariat Dewan anak makassar menuju secretariat DPD Pertuni sulawesi selatan, setibanya mereka disana auliapun langsung menyaksikan aktifitas yang dilakukan oleh teman-teman yang tergabung dalam struktur kepengurusan Persatuan TunanetraIndonesia Sulawesi selatan dan binaan Yapti yang sedang menjalani pendidikan integrasi diberbagai SMU.
Kegiatan yang Aulia saksikan antaralain seorang binaan yapti yang sudah ber integrasi disebuah SMU negeri sedang mengerjakan tugas sekolah dalam sebuah Lembaran kerja siswa(LKS) dengan bantuan seorang mitra bakti, seorang binaan yapti yang juga sedang mengikuti pendidikan integrasi di sebuah SMU swasta sedang mendengarkan kaset pelajaran yang merupakan rekaman buku paket yang ia beli dari sekolah, dan seorang pengurus persatuan tunanetra Indonesia yang sedang mengerjakan administrasi organisasi dengan menggunakan satu unit computer dengan bantuan program jaws. Menyaksikan hal itu, Aulia kembali teringat masa-masa SMU nya dengan taufik enam tahun silang, dan seketika iapun neneteskan airmata melihat teman-teman tunanetra melakukan aktifitasnya secara mandiri meskipun kadang-kadang membutuhkan bantuan dari mitrabakti dalam kondisi dan situasi yang sudah sangat mendesak.
Setelah menyaksikan kegiatan teman-teman tunanetra di secretariat Persatuan Tunanetra Indonesia, Auliapun melakukan bina akrab dengan seluruh pengurus pertuni yang kebetulan hadir ditempat tersebut yakni Hamzah yang kebetulan menjabat sebagai ketua DPD Pertuni Sulawesi selatan, Fandi dawenan, M. arifin, dan masih banyak lagi.
Setelah Aulia dan seluruh pengurus pertuni melakukan perkenalan, merekapun satu persatu mengajukan pertanyaan kepada Aulia yang diselingi dengan candatawa yang mewarnai hidupnya suasana kekeluargaan antara Aulia dan seluruh pengurus pertuni yang hadir saat itu. Disamping mereka ngobrol dengan Aulia, merekapun sempat meminta Aulia membacakan buku untuk mereka, dengan tidak malu-malu auliapun memenuhi permintaan mereka untuk dibacakan sebuah buku yang merupakan sumber ilmu dan media perluasan cakrawala berfikir bagi mereka yang selama ini masi sempit. Setelah sore menjelang senja, Aulia dan Taufik langsung beranjak dari Sekretariat pertuni menuju rumah masing-masing. Auliapun pulang dengan membawa kebahagiaan sebab ia telah bergaul dengan seluruh tunanetra yang merupakan rekan seperjuangan Taufik.
Dalam perjalanan, Aulia sempat ngobrol dengan taufik tentang apa yang ia peroleh ketika ia datang ke secretariat pertuni, disana ia merasa memperoleh terapi sebab ia berangkat dari rumah dalam keadaan stress. Namun sesampainya di secretariat pertuni, ia merasa semua beban yang iapikul sudah terangkat sehingga ia ketagihan untuk sering datang. Aulia sempat meneteskan airmata ketika sampai disana sebagai seorang perempuan tentu memiliki rasa kasihan dan rasa sedih yang begitu dalam.
Dijalan, Aulia juga sempat ngomong sama taufik kalau ia akan sering datang ke secretariat pertuni dan ia juga akan bergabung menjadi salah seorang warga Barisan mitra pertuni salah satu organisasi mitra yang dibawahi oleh pertuni Sulawesi selatan. Aulia sangat tertarik untuk bergabung dalam organisasi tersebut, sebab ia ingin menolong manusia yang diuji oleh Allah dengan diambilnya penglihatan mereka.
Aulia tidak menyangka, kalau ia memiliki hati yang tulus untuk terjun dalam dunia social yang menangani masalah ketunanetraan, saya mungkin telah dipilih oleh Allah untuk menolong orang-orang yang kurang sempurna dari segi fisual dan saya sudah merasakan keadilan tuhan, sebab manusia seperti saya telah diciptakan dalam keadaan sempurna dari segi fisual untuk menolong manusia yang kurang dari segi fisual ujar Aulia ketika ia dalam perjalanan pulang bersama Taufik menuju rumah masing-masing.
Setelah dua minggu pasca kedatangan Aulia ke secretariat pertuni dan menyatakan kesediaannya menjadi warga barisan mitra pertuni, tepat pada hari sabtu sore telphon dirumahnya berdering iapun langsung menjawab asalamualaikum ini dengan siapa? Tanya aulia ketika menjawab telphon saya hamzah ketua pertuni yang kebetulan temannya Taufik oh… kak hamzah ada apakak ada yang bisa saya Bantu?.
Hamzahpun mengutarakan maksudnya menelephon Aulia, begini besok kamu kalau ada waktu datangya! Soalnya di sini bamper bakal melakukan restrukturisasi pengurus untuk periode ini, dan kamu mendapat jabatan sebagai anggota devisi reader, devisi reader tugasnya apasihkak? Reader bertugas untuk membacakan buku buat teman-teman tunanetra baik dalam bentuk kaset maupun dibacakan langsung oh… gituya sahut Aulia sore itu iyadehkak insya allah saya datang besok meskipun ngak bareng ama Taufik Aulia menyanggupi emangnya kenapa? Nanti taufik selingkuh, nggak soalnya aku udah tahukok lagipula aku ketagihan untuk sering mampir ke pertuni soalnya disana asyik, aku rasa-rasanya kayak orang yang kena terapi pencegah setres.
Keesokan harinya, tepat pukul 9.23, sebuah mobil mewah terparkir di halaman Yapti, semua mitra bakti yang merupakan pengurus Bamper yang mau ngadain rapat menoleh kea rah kendaraan tersebut terlihatlah sosok aulia yang berpenampilan menarik turun dari kendaraannya dan langsung masuk ke secretariat pertuni untuk mengikuti rapat. Ketika peserta rapat membahas struktur kepengurusan, Aulia sempat bertanya atas dasar apa saya di berijabatan sebagai anggota devisi reader? Salah seorang tunanetra yang merupakan pengurus pertuni menjawab kamu secaratidak langsung mengikuti tes membaca dan ternyata kamu lulus kapan saya ikut tes reading? Tanya aulia waktu kamu datang jawab Hamzah ya sudahla terima saja kamukan seorang organisatoris tak ada kata tidak lagi pula kamu terpilih karena ada kemampuan kamu yang terlihat selamatya!.
Setelah tigabulan Aulia bergabung dalam struktur kepengurusan Bamperxii, suatu hari ia sedang membuka sebuah situs internet yang merupakan situs informasi bagi penyandangcacat dan semua mitra baktinya dan secara kebetulan ia menemukan informasi tentang Helenkeller Internasional(HKI) sebuah organisasi yang menangani kaum tunanetra dan juga mengalami cacat lain misalnya tunanetra yang juga mengalami tunagrahita yang disebut dengan cacat ganda yang secara kebetulan sedang melakukan rekruitmen. Mendengar hal itu, hati Aulia kembali tergugah untuk bergabung.
Setelah Aulia memperoleh informasi tersebut, ia langsung melakukan musyawara dengan kedua orang tuanya, dan ternyata merekapun menyetujui keinginan aulia untuk meningkatkan kepeduliannya terhadap tunanetra. Dan berangkat dari kepeduliannya terhadap kaum tunanetra, ia akan memiliki kepedulian terhadap penyandangcacat lain yang tergabung dalam sebuah organisasi yaitu Persatuan penyandangcacat indonesia.
Setelah keinginan Aulia memperoleh restu dari kedua orangtuanya, Auliapun melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan untuk kepentingan rekruitmen dalam organisasi tersebut setelah semuanya lengkap iapun mengikuti beberapa tahap ujian antara lain tes wawancara dalam bahasa ingris dan tes tertulis dan Alhamdulillah keinginannya tercapai iapun lulus tes dan resmi menjadi pengurus dalam organisasi tersebut Aulia mengambil pelajaran yang sangat berharga dari kelulusannya sebab ia sadar kalau ternyata ia adalah manusia pilihan yang memiliki kemauan untuk mengabdikan dirinya dalam berbagai organisasi kecacatan buktinya, seandainya bukan allah yang memilih dia untuk menjadi salah satu anggota dalam organisasi tersebut maka ia tentu tidak akan lulus dalam proses rekruitmen dalam organisasi tersebut.
Setelah enambulan pertemuan kembali antara Aulia denganTaufik pasca tiga tahun berpisa, taufikpun datang bersama ayahnya kerumah Aulia dan ternyata dengan izin Allah lamaran taufik untuk menjadi suami Aulia diterima dan taklama setelah lamaran tersebut diterima Taufik dan Auliapun melangsungkan akatnikah yang dikemas dengan acara sederhana hanya dihadiri oleh ayah taufik dari pihak laki-laki serta sepupu-sepupu taufik begitupun dengan Aulia juga hanya disaksikan oleh ayahnya yang bertindak sebagai wali dan juga dihadiri oleh keluarga dekatnya.
Setelah tigabulan usia pernikahan antara Taufik dan Aulia, auliapun mengandung. Taufik mengetahui istrinya mengandung ketika Aulia menangis tengahmalam minta makanan kesukaannya pada saat Taufik bangun melaksanakan shalat tahajjut. Karena Taufik tidak tega melihat aulia terus-terusan menangis, Taufik membangunkan pembantunya untuk membuat makanan buat Aulia yang sedang mengidam.
Setelah setahun usia pernikahan antara Taufik dan Aulia, Auliapun melahirkan seorang bayi perempuan yang kemudian diberi nama Mustika Aulia Taufik, nama ini adalah pemberian dari ayahnya sebab ayahnya berharap ketika anak mereka sudah besar juga bisa menjadi mustika bagi kedua orang tuanya. Setelah dua hari kelahiran bayi mereka, Taufik mengabari ayahnya kalau Aulia istrinya sudah melahirkan, menanggapi kabar tentang kelahiran cucunya yang pertama ayah taufik sangat gembira dan langsung menuju ke makassar untuk menemui cucunya. Setelah seminggu di makassar, ayah taufik jatuh sakit dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya disisi sang menantu tercintanya yaitu Aulia istri taufik. Sebuah kesyukuran bagi Taufik sebab ia ternyata memperoleh teman yang selalu menemani Taufik sampai bersama menuju sukses.

Tidak ada komentar: