Sabtu, 10 Juli 2010

Tentang jati diri dan budayaku

Oleh:Sujono Sa'id

Tulisan ini saya buat, terinspirasi atas sebuah artikel yang saya baca di panyingkul.com yang membahas tentang bentrokan antara budaya Bugis dan budaya Jawa. Setelah saya amati seperti apa perbedaan antara budaya masyarakat bugis dan masyarakat Jawa serta dampak negatif dan positif yang akan dimunculkan, dan hal-hal lain yang dipersamakan dengan itu. Sayapun sempat merenung, setelah merenung beberapasaat sayapun menarik sebuah kesimpulan bahwa saya ternyata menggunakan budaya bugis, untuk hal tertentu dan budaya jawa juga saya gunakan untuk hal-hal tertentu pula. Selain itu, saya juga akan berbicara tentang hal-hal lain yang ada dalam dirisaya mulai dari idologi sampai prinsip-prinsip serta darimana saya menemukan dan belajar untuk menanamkan sebuah prinsip dalam dirisaya serta membudayakan sebuah budaya dari sebuah prinsip. Saya tidak akan berlama-lama dalam mukaddimah dan akan langsung saja saya akan membahasnya satupersatu. Orang jawa dalam berkomunikasi memiliki cirikhas yaitu tidak mau melukai perasaan oranglain, tidak to the point dalam menyampaikan sesuatu, tapi bagi yang memiliki kepekaan dan kemampuan untuk menerima pesan-pesan yang mereka terima pastilah akan mengerti akan maksud yang disampaikan oleh orang jawa. Saya juga ternyata menganut budaya tersebut dalam menyampaikan sebuah komunikasi, sehingga saya juga termasuk sosok yang tidak tega melukai oranglain. Selain itu, saya juga punya pertimbangan lain seperti konsekwensi yang apabila haltersebut saya lakukan maka akan memberikan dampak negatif bagi saya. Dan, saya juga ketika saya melukai perasaan oranglain, maka saya akan merugikan diri sendiri, karena terkadang konsekwensinya saya akan memperoleh respon yang akan menyebabkan seseorang akan memberikan sentuhan fisik atau istilah dari adiksaya adalah "biasa terjadi pemukulan itu. Itulah sehingga saya tidak mau to the poin dalam berkomunikasi utamanya dalam mengkritik langsung tepat sasaran, karena saya tidak mau dan juga tidak punya daya apabila saya memperoleh sentuhan fisik. Selain itu, dalam hal ideologi, saya adalah sosok yang menganut prinsip dari Andriewongso yang selalu mengatakan Succes is my right, tomorrow will be better, dan lain sebagainya. Selainitu, saya juga dalam menjalankan ajaran agama selalu berpedoman pada qur-an dan hadits shahi serta menghindari hal-hal yang sifatnya bid'ah tapi tidak mempersoalkan urusan dunia. Semisal dalam melaksanakan shalat, saya selalu mensirkan basmala, tapi kalau ada sebuah kepanitiaan yang melaksanakan peringatan seperti maulid, isra'mi'raj, tidak saya persoalkan, karena yang mereka lakukan adalah memanggil tokoh agama untuk memberikan wejangan-wejangan tentang essensi shalat 5waktu yang diterima oleh nabiullah muhammad sallallahualaihiwassalllam., Saya adalah orang yang selalu mencoba untuk berfikir bijak sesuai dengan ilmusaya, semisal ketika saya mengajak seseorang untuk melaksanakan sebuah missi yang akan saya emban, tapi ternyata orang itu tidak mampu membantu saya karena alasannya tidakjelas, maka ia harus saya dengarkan dulu. Saya tidak langsung men judge seseorang tapi kita lihat logis atau tidak, kemudian kita beridia jawaban yang bijak sesuai dengan kondisi saat fisi saya belum tercapai, padahal saya juga tidak senang, tapi dengan perasaan tidak senang yang saya miliki dapat berubah ketika saya mengucapkan kata-kata yang menjadi jawaban saya, karena saya menggunakan lisan untuk berucap dan hati untuk menanamkan dalam-dalam. Sehingga, akibatnya saya yang tadinya menyimpan dan berusaha untuk menyembunyikan ketidak senangan saya, langsung berubah dan ketidak senangan saya tidak hanya tersembunyi, tapi turut hilang ditelan oleh kata-katabijak yang saya ucapkan dengan lisan dan saya tanamkan dalam hatisaya. Ketika saya diperhadapkan dengan sebuah atau sesuatu hal yang tidak sesuai dengan hati nuranisaya, saya selalu mencoba untuk membicarakannya dengan hati, dan kemudian juga mengedapankan perasaan saya dan mencoba menjaga semaksimal mungkin apa-apa yang menjadi respon buruk dari orangtua saya selaku lawan bicara. Tapi kalau mereka tidak berubah dan saya juga masih belum menemukan titik temu, maka sayapun akhirnya naik darah dan terpaku oleh emosi yang memuncak, Itulah hal-hal yang terjadi dalam dirisaya yang telah sayatuliskan saatini.

Tidak ada komentar: