Jumat, 04 Juni 2010

Tanggapan tentang tertangkapnya 2 orang tunanetra

Ya!, waktu senin malam, saya sempat menyaksikan acara Jakarta lowyer'sclub, forum yang merupakan tempat berdiskusinya para pengacara ternama seperti bung karni ilias. Selain itu, forum ini juga dihadiri oleh pak patrialis akbar selaku narasumber dari kementerian hukum dan ham. Saya langsung saja ngga'usa neko-neko berdasarkan apa yang saya dengarkan dari pembicaraan pak menteri masih ada sebuah stikma yang mengatakan bahwa seorang tunanetra tidak mungkin melakukan kegiatan transaksi narkoba hanya ia adalah seorang tukan pijat semua itu bisa saja terjadi karena mereka juga memiliki kemampuan untuk bernakal-nakal ria. Tapi kalau kita mau berfikir, seorang tunanetra ketika masih punya malu tidak akan mungkin berlaku sebejat itu, meskipun ia adalah seorang tukang pijat Olehnya itu, sehingga ada seorang pengacara yang bijak yang mengatakan bahwa perlunya dilakukan ekzaminasi terhadap tunanetra tersebut apakah ia masuk akal dari segi pengakuannya atau tidak dengan mempertanyakan hal-hal seperti pernakah ia bersekolah?, siapa saja yang menjadi teman bergaulnya?, dan lain sebagainya. Semua itu kita harus tanyakan karena dari hal yang pertama tidak mungkin seorang tunanetra berpendidikan mau melakukan hal demikian karena ia tentu saja memiliki rasa malu. Tidak mungkin seorang tunanetra dapat memperoleh narkoba kalau tidak pernah meraba bagaimana kondisi narkoba yang dibungkus, bagaimana narkoba yang masih dalam bentuk ganja, dan bagaimana narkoba yang sudah dalam bentuk pil kalau ia tidak pernah melakukan pergaulan dengan masyarakat luas. Ada juga tunanetra yang memiliki pergaulan yang sangat luas, tetapi ia tidak pernah diperkenalkan akan benda-benda tersebut. Tapi, saya tetap ingin mengatakan entah itu tunanetra atau masyarakat umum kalau memang terbukti bersalah maka patutlah ia untuk dihukum sesuai dengan aturan hukum yang berlaku bukan dilakukan rekayasa kasus yang akhirnya secara sengaja dilakukan hanya untuk memenuhi kepentingan sendiri atau kelompok, atau yang lain-lain karena mereka ingin mencari popularitas semata.

Tidak ada komentar: