Minggu, 06 Juni 2010

Sudah hampir setahun di perguruan tinggi

Beberapa hari lagi, saya akan memasuki final exzamination( ujian final) untuk mengakhiri perkuliahan di smester2. Saya selama menjalani perkuliahan tidak terlalu banyak mengalami permasalahan, mungkin karena saya banyak belajar dari pengalaman. Ya!, saya akan cerita tentang pengalaman saya selama setahun kuliah di UIT, sejak saya masih smester1, saya tidak terlalu memiliki kendala, tetapi selama itu, saya fakum dan tidak memperoleh akses di organisasi utamanya di Pertuni. Tapi, setelah saya memulai kegiatan di smester2, saya sudah mulai menemukan cara agar saya kembali aktif di organisasi saya di pertuni tanpa meninggalkan organisasi saya di kampus. Selain itu, sayapun sudah sangat mengetahui bagaimana kondisi di kampus saya dan pergaulan sayapun sudah melanglang buana di lintas fakultas di Universitas indonesia timur. Selama itu sebagai tunanetra tidak memiliki hambatan tapi kalau dibandingkan kondisi yang saya hadapi selama smester2 dan smester1 sangat jauh berbeda, karena saya belum mengetahui seperti apa yang harus saya jalani selama saya kuliah di kampus. Selama smester1 saya tidak bisa ke Yapti karena adik saya belum punya motor, dan kuliah saya juga sampai hari jumat. Kalau kuliah sampai hari jumat, saya kira masih bisa disiasati, tetapi satu hal yang tidak dapat dilakukan karena saya tidak memperoleh akses lewat adik saya dikarenakan karena belum punya motor. Tapi setelah itu, aksespun saya temukan selain karena adik saya sudah punya motor, saya juga punya teman yang sering mengantarkan saya ke Yapti. Selain itu, setelah saya smester2 saya tidak lagi numpang kos di rumah teman-teman sekelas adik saya, tetapi sudah punya kosan sendiri. Dan di kosan saya, saya punya teman lintas fakultas di UIT seperti Fakultas kebidanan dan fakultas keperawatan dan mereka juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap diri saya. Selain itu, saya juga sudah mulai memiliki kemampuan berkomunikasi yang semakin mantap mungkin karena kembalinya saya aktif di pertuni atau karena seiring saya juga sudah mahasiswa, dan lain sebagainya. Tapi ada satu hal yang tidak berubah bahkan tetap bertahan yaitu suporting dari Reski angraeni putri selaku ketua tingkat, tidak pernah berhenti mendampingi saya dalam kondisi apapun. Masalah final juga akan saya ceritakan kalau dulu, saya lebih sering didampingi oleh teman saya, tetapi kalau final nanti, saya mungkin akan menggunakan beberapa orang teman saya untuk mendampingi saya seperti teman saya di rumah kos, Relawan yang aktif di Yapti dan secara kebetulan satu universitas, dan adik saya sendiri kalau punya waktu. Itulah peluang yang sempat saya baca saat-saat ini semoga selama setahun saya kuliah saya akan memiliki perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

Tidak ada komentar: