Kamis, 20 Mei 2010

President elektion in Universitas Indonesia timur

Selasa 18-5-2010, adalah pesta demokrasi bagi mahasiswa UIT untuk memilih president yang akan membawahi badan eksekutif mahasiswa seluruh universitas yang kemudian membawahi beberapa fakultas yang ada di universitas tersebut. Mengenai pemilihan ini saya akan bercerita tentang banyak hal mulai dari kejanggalan yang terjadi dan saya sendiri tidak tahu apakah karena kelalaian dari teman-teman dari fakultas hukum sendiri atau sengaja dilakukan oleh KPU di UIT untuk membendung massa dari fakultas hukum agar calon dari fakultas hukum dan psikologi tidak memperoleh kesempatan tahun ini untuk duduk sebagai presiden di UIT dan dengan demikian akan meneruskan opini busuk mereka yang intinya adalah menjelek-jelekkan fakultas hukum dan fakultas psikologi. Mengenai hal itu, saya sudah menaruh prasangka buruk yang tinggi bagi KPU UIT, karena itu adalah hal yang tidak mungkin terjadi. Tapi akhirnya, semua itu sudah diatasi dan akhirnya kamipun menggunakan hak kami untuk memilih di TPS yang tersedia. Hal lain yang akan saya ceritakan adalah tentang diri saya selaku mahasiswa tunanetra yang tidak mau ketinggalan juga menggunakan hak pilih dengan membawa KRS sebagai identitas saya untuk memilih, ketika saya sudah berada di depan pintu registrasi, saya dan beberapa mahasiswa hukum yang sudah kepanasan, berteriak dan meronta-ronta agar kami dipanggil untuk memperoleh giliran masuk ke meja registrasi, tetapi disana kami melihat realita yang sepertinya akan menjadi sebuah indikasi perlakuan diskriminatif dari KPU terhadap mahasiswa hukum dan psikologi karena nama fakultas kami sangat jarang di panggil untuk mempercepat kami memenuhi hajat kami, akibatnya mahasiswa menuntut agar kami juga disebut-sebut untuk memperoleh giliran untuk masuk di dalam ruang registrasi. Sesampainya didalam, kamipun satu persatu melakukan registrasi setelah itu, sayapun selaku tunanetra masuk ke bilik suara untungnya saya langsung bertemu dengan seorang senior yang sangat mengerti keadaan saya dan membantu saya untuk melakukan lobby agar saya memperoleh pendampingan dalam menggunakan hak suara saya. Al-hamdulillah, meskipun dengan bantuan dari team KPU UIT, sayapun menggunakan hak suara saya dan akhirnya sayapun keluar dari bilik suara dengan kondisi yang sangat membahagiakan dan tinggal menunggu hasil dari usaha yang saya lakukan. Tapi, itulah kenyataan tidak sesuai dengan harapan, ke esokan harinya, saya mengetahui bahwa ternyata bukanlah Aswar Muliadi yang naik sebagai presiden dan wakil presiden mahasiswa melainkan dari jurusan eksak dengan nomor kandidat 1. Sebagai anak hukum, sangatlah kecewa saya tapi sebagai sosok yang insya allah patuh pada hukum sangat menerima siapapun yang naik sebagai presiden mahasiswa UIT yang akan memimpin universitas setahun ke depan.

Tidak ada komentar: