Senin 8 September 2008, hari itu setelah shalat subhu saya(penulis) melaksanakan sebuah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan bagi kaum muslimin di bulan Ramadhan, yang selain sudah merupakan budaya dalam kehidupan masyarakat Muslim, juga sudah merupakan perintah dari agama untuk melakukannya yaitu membaca al-quran.
Setelah saya keluar dari Mushallah yang tak jauh dari Asrama Panti guna Yapti (Yayasan Pembinaan Tunanetra Indonesia) tempat penulis pernah bersekolah di bangku SMP dan merupakan tempat tinggal penulis sekarang ini, sayapun menyempatkan diri untuk menghirup udara segar di sekitar pekarangan asrama tersebut.
Saat saya menghirup udara segar, kala itu saya tak henti-hentinya mengucap syukur kepada sang khalik( outher) yang dalam bahasa Indonesia berarti pencipta yaitu Allah sebab dia masih memberikan kepada kita sebuah nikmat yaitu menghirup udara tanpa harus membayar satu sen pun kepada agen. Hari itu, saya(penulis melakukan rutinitas tetapi rutinitas saya hari itu tidak seperti hari-hari sebelumnya.
Biasanya, pada hari pertama Ramadan, sampai hari ke 7 ramadhan, saya(penulis) biasanya melakukan kegiatan Menulis karya yang akan di aploat ke beberapa blog termasuk blog saya sendiri yang merupakan tempat untuk saya menumpahkan isi hati. Selain menulis, saya juga kadang-kadang browsing di internet untuk mencari referensi.
Terkadang situs yang saya kunjungi adalah blognya Wenny Aulia dan Aulia dengan nama masing-masing blog yaitu www. Wenny Aulia.wordpress.com dan www. Aulia 87.wordpress yang menempati wordpress sebagai wadah untuk menampilkan karya-karya beliau, saya tertarik untuk membaca isi blog mereka sebab disana banyak inspirasi untuk melakukan perubahan, atau memperbaiki kehidupan yang lagi trabel.
Kalau dib log Kak Wenny, saya banyak memperoleh tulisan yang akan memberikan inspirasi untuk menata kehidupan lebih kea rah yang baik agar dapat menjalani hidup yang lebih baik sedangkan dib log mas Oul, saya lebih banyak menemukan inspirasi untuk menjadi orang yang memiliki semangat untuk berusaha menjadi orang yang memasuki islam secara kaffa melalui tulisannya yang ber nuansa islami misalnya menjadi pemimpin, dan menjadi manusia yang sempurna ya! Begitulah kanda Aulia yang lebih lengkapnya akrab disapa kak oul, yang arti namanya itu sendiri adalah pemimpin, sehingga beliau selalu menulis tentang keislaman dan kepemimpinan.
Selain membuka blog dari kedua manusia yang sudah saya( penulis) anggap sebagai beautiful inspirator dan hansem inspirator ini, saya juga kadang-kadang membuka salah satu situs internet yaitu www.eramuslim.com dan saya langsung meng klick salah satu rublik yang berisikan artikel-artikel yang isinya adalah experience dari penulis artikel tersebut yang sedang menjalani kegiatan sebagai Maha siswa, Pelajar dan pegawai negeri dan swasta. Terkadang saat saya membaca tulisan mereka, air mata saya membasahi wajah yang tergolong gagah menurut penilaian penulis sendiri, sebab apa yang mereka tuliskan sangat menggugah hati saya dan memberikan pelajaran besar.
Namun, di hari yang ke 8 ini, unsure pengurus YAPTI(Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia) mengadakan pendidikan latihan atau singkatnya dikenal dengan istilah Diklat yang ternyata wajib hukumnya diikuti oleh seluruh binaan baik yang masih ber sekolah di SLB-A Yapti yaitu siswa-siswi yang mengikuti pendidikan tingkat SD dan SMP serta binaan yang sudah ber sekolah di luar tempat tersebut seperti penulis, jangan sangka kalau tunanetra seperti penulis dan beberapa temannya sudah ngegabung di beberapa SMU negeri dan swasta yang mau menerima kaum tunanetra seperti SMU Datukribandang, SMU Muhammadiah 3, SMU negeri 16 Makassar dan SMU lainnya.
Acara Diklat dimulai pada pukul 08.00, dengan materi pertama adalah belajar efektif yang dibawakan oleh Ibu Marhani S.PD yang merupakan guru SLB-A Yapti tingkat SMP sebagai guru Matematika di tempat tersebut, beliau juga pernah menjadi wali kelas penulis ketika SMP di tempat tersebut. Saat beliau memberikan materi, antusias peserta khususnya saya sendiri sangat tinggi karena metode penyajian yang interes serta melakukan interaksi dengan audiens yang beliau hadapi.
Bagi penulis, beliau juga telah memberikan inspirasi untuk melakukan tugas sebagai pelajar yang baik yaitu belajar efektif bukan asal belajar doang, sehingga saya yakin suatu masa saya akan mendapatkan output atas perbuatan saya yaitu output yang positif yaitu nggak kalang kabut ketika saya akan meng hadapi suatu momen.
Pada hari ke dua, Pendidikan dan latihan Ramadhan, saya dan tentu seluruh peserta diklat kembali memperoleh materi tentang mengelola kecerdasan emosi dari ibu Rahmawati mangka, salah satu guru pada Yayasan pembinaan tunanetra Indonesia, ternyata melalui materi yang beliau sajikan sangat membantu saya dalam hal managemen emosi sehingga saya ter inspirasi untuk mencoba melakukan perubahan dari dalam diri.
Pada hari ke dua, saya juga menerima sebuah materi yang lebih dalam membahas tentang karakter tunanetra dan karakter penyandang cacat secara umum, melalui materi ini, saya(penulis) semakin mengetahui jati diri saya selaku penyandang cacat. Sehingga nantinya saya mampu mempertanggung jawabkan hasil perjuangan teman-teman.
Selama saya mengikuti diklat begitu banyak pelajaran yang saya dapatkan dari sekian banyaqk materi yang disajikan dengan ciri khas pemateri yang beraneka ragam dan komunikasi yang baik pun terjadi antara pemateri dan audiens yang mereka hadapi.
Kegiatan yang berlangsung pada minggu kedua dibulan ramadhan ini, tidak sepadat biasanya, kita masuk jam 08 pagidan berakhir pada jam 10 pagi, sehingga aktivitas menulis, browsing di internet, dan lain-lain tidak terhenti, karena dilanjutkan setelah kegiatan berlangsung. Minggu kedua ramadhan, tidak membuat saya untuk melakukan rutinitas sebagai seorang pelajar, penulis, organisatoris, dan seorang jono.
Intinya, selama kegiatan dibulan ramadhan ini, saya hanya ingin agar selama bulan Ramadan ini kita tetap memperoleh magfirah dari Allah sehingga kita memperoleh kasihsayang Allah, begitupun ketika kita memperoleh magfirah yang cantik itulho, pasti hidup kita akan sangat bahagia hingga akhir hayat magfirah yang kedua ini adalah sesuatu yang di cita-citakan oleh setiap laki-laki normal seperti diriku ini.
Minggu ke empat di bulan ramadhan, sudah ada agenda yang saya persiapkan yaitu meninggalkan Makassar dan bertolak ke Selayar untuk menemui keluarga, orang tua, dan beragam agenda lain yang dapat dilaksanakan sebab saya sangat bersyukur karena saya masih mempunyai sesuatu yang dapat terlihat dimata masayrakat tempat saya tinggal dan dibesarkan oleh kedua orang tua saya dengan penuh kasih sayang orang tua.
Saya berharap mudah-mudahan saya masih dipertemukan dengan bulan ramadhan tahun depan semoga amal ibadah yang kurang ini lebih optimal dan saya berkesempatan untuk memperbaikinya, saya tahu usia saya sudah semakin berkurang setiap hari, setiap jam, dan setiap detik. Sehingga saya menanamkan sebuah prinsip bahwa saya harus menulis sebelum dipaksa untuk berhenti menulis, isilah harimu dengan hal yang positif.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar