Jumat, 16 April 2010

Kasihan makam mbah priuk

Seorang Aulia(pemimpin) yang telah berjasa menyebarkan islam dan meninggal karena terkena rintangan saat berlayar di bagian utara batavia malah mau digusur oleh satpol PP yang diberi wewenang oleh pemerintah. Kita tentu melihat dan menyimpulkan hal ini dari banyak hal dari segi hukum, dan dari segi histori atau sejarah yang tentu menjadi dasar masyarakat jakarta tidak mau memindahkan makam mbah priuk. Dari segi hukum yang menjadi pertimbangan aparat hukum yang mau mendampingi ahli waris dari al-marhum mbah priuk adalah karena sebuah bukti yang kuat yaitu sertivikat hak milik dari departemen pertanahan. Sedangkan pengadilan malah memenangkan PT Pelindo karena memiliki hak mengelola yang tentu saja diperoleh karena ulah dari mafia hukum kelas kakap yang tidak pernah belajar hukum adat atau mungkin karena nilai hukum adatnya masih dipertanyakan kepantasannya untuk memperoleh nilai A. atau amat baik. Masyarakatpun mempertahankannya hanya karena itu adalah hal yang amat sakral bagi umat islam. Logikanya ketika makam rasulullah digusur oleh petugas polisi, maka ummat islam sedunia akan marah besar, apalagi kalau hanya makam seorang aulia yang menyebarkan ajaran Islam setelah nabi. Saya(penulis) tidak mau menyalahkan pol pamungpraja karena mereka menjalankan tugas, tetapi yang sangat salah adalah hakim yang memenangkan pihak penggugat yang tidak tahu barangkali atau tidak memperhatikan kalau dosen hukum adat yang masuk memberikan kuliah. Namun, sebuah harapan yang muncul adalah semoga Allah membukakan hati para penegak hukum utamanya saya yang akan menyusul mereka kelak mudah-mudahan kita tidak menjadi penghuni neraka yang akan secara terpaksa makan buah zakkum tetapi kita menjadi sosok yang selalu berada didalam kebenaran. Allahumma arinal hakka-hakka warzuknattiba'a wa arinal batila-batila warzuknattinaba Ya allah berikanlah bukti bahwa yang benar adalah benar, dan kuatkan kami menjalankannya, dan buktikanlah kepada kami bahwa yang batil itu adalah batil dan kuatkan kami untuk meninggalkannya. Kembali saya teringat akan perkataan hamzah teman saya yang mengatakan bahwa ketika kita berdoa, maka janganlah minta solusi tetapi mintalah kekuatan untuk menjalankan solusi yang telah ada.

Tidak ada komentar: