Sabtu, 08 Agustus 2009

Selamat tinggal Yaptiku

Oleh:Sujono sa’id

Tanggal 21 juli tahun 2003, saya pertama kali tinggal di yapti untuk melanjutkan pendidikan saya di tingkat SMP. Masuknya saya di Yapti saat itu banyak memperoleh perubahan, kalau dulu waktu masih di bulukkumba masih memikirkan bahwa sebagai seorang tunanetra selalu harus memperoleh perlakuan khusus dan harus orang yang memiliki keahlian yang luar biasa pula, sekarang ini semua itu telah berubah.
Selama keberadaan saya di Yapti, saya telah mampu untuk berorganisasi, meskipun saya sadar bahwa saya masih punya banyak kekurangan di sana sini. Selama di Yapti, saya juga telah mengerti bagai mana kita menjadi seorang penulis. Selama di yapti, saya juga sangat banyak memperoleh pelajaran tentang kehidupan kita ini.
Selama keberadaan saya di yapti, saya sudah tahu banyak hal, dan intinya, yapti telah banyak membentuk tunanetra yang tadinya berada dalam kegelapan menuju ke jalan yang terang benderang. Jadi, meskipun mata ini telah gelap, tetapi akan selalu ada cahaya di sana sini, akan selalu ada kebahagiaan di sana sini, tetapi dengan keberadaan saya di yapti saya telah banyak belajar tentang banyak hal karena saya memperoleh banyak motivasi baik internal yang kemudian juga ditunjang oleh factor external.
Saya tidak tahu mengapa saya dapat mengerti arti kehidupan ini padahal saya tidak pernah belajar hidup secara ko kurikuler, saya tidak pernah belajar di sekolah, tetapi saya sering belajar lewat smart fm the spirit of Indonesia. Selain itu, orang-orang yang telah sering mengajarkan tentang kehidupan kepada saya adalah kanda hamzah yamin.
Tetapi, semua itu telah berakhir dan saya sekarang akan meninggalkan Yapti, saya takut kalau selama saya di rumah sang adik saya tidak memperoleh kebahagiaan saya seperti di yapti, saya takut kalau di rumah yang nantinya akan saya tinggali, akan menghambat saya untuk beribada ke pada allah, tetapi saya rasa semua itu akan mudah ketika saya mau memperolehnya, karena di sana kalau iman tidak kuat maka hancurlah saya. Tetapi, saya akan memohon kepada allah rab yang maha melindungi.
Mudah-mudahan, selama saya tinggal di rumah kos, saya mampu untuk tegar dalam menghadapi masalah demi masalah. Saya sadar bahwa yapti adalah tempat untuk menempuh pendidikan, dengan adanya peristiwa ini saya kembali teringat kepada tulisan yang telah dibuat oleh kanda aulia yang berjudul berakhir sudah yang bercerita tentang mahasiswa baru yang dikenal dengan istilah pahlawan muda atau yong hero.
Saya memang punya banyak teman di kos, tetapi sangat sedikit yang mampu memberikan saya spirit, kebanyakan dari mereka akan lebih sering memanfaatkan saya, bayangkan, ketika saya mau mendaftar di universitas, ketika dia tahu kalau saya adalah seorang tunanetra dia langsung membesarkan hati saya dengan memberikan banyak contoh. Hanya dialah yang membesarkan hati saya ketika saya dalam keadaan gundah.
Di rumah kos adik saya, sangat jauh dari sarana ibadah, jadi kayaknyasih saya akan lebih sering shalat di rumah, tetapi mudah-mudahan, dengan tinggalnya saya di luar area yapti, saya dapat beribadah dengan ibadah yang lebih baik lagi. Dengan beradanya saya di luar yapti, saya akan menjadi orang yang tidak akan membebani orang yang ada di sekitar saya. Saya memiliki cita-cita tidak ingin hanya mengambil manfaat dari orang lain, tetapi saya akan memberi manfaat dari apa yang telah saya peroleh dari orang lain. Selamat tinggal yaptiku, terima kasih yaptiku engkau telah memperbaiki diriku, engkau yang telah membentuk diriku menjadi seorang pelajar yang memiliki bobot yang tinggi.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum...